Ketidakpastian Harga Memicu Kenaikan Inflasi Inti

Reporter

Editor

Jumat, 1 April 2011 13:26 WIB

TEMPO/Nita Dian

TEMPO Interaktif, Jakarta - Bank Indonesia menyatakan adanya ketidakpastian membuat tren inflasi inti year on year (Maret 2011 terhadap Maret 2010) terus naik. Ketidakpastian ini berasa dari faktor luar. "Pertama ketidakpastian pada harga minyak, dan ketidakpastian terhadap harga komoditas," kata kata juru bicara Bank Indonesia Difi Ahmad Johansyah di Jakarta, Jumat (31/3).

Ketidakpastian harga minyak dan komoditas ini lantaran semakin berlarutnya konflik di Timur Tengah dan Afrika Utara. Sedangkan, ketidakpastian harga minyak dan komoditas diikuti pula oleh kenaikan harga emas. Apalagi, perilaku investor yang cenderung memborong emas, di tengah kondisi ketidakpastian global.

Kenaikan harga emas sepanjang Maret ini telah mengerek tingkat inflasi inti year on year. Inflasi inti naik sebanyak 4,45 persen dari Februari lalu sebesar 4,36 persen, karena sumbangan inflasi emas dan perhiasan sebesar 0,02 persen.

Data Badan Pusat Statistik, menyebutkan inflasi inti tahun naik hingga 4,45 persen. Sebelumnya, inflasi inti tahunan pada Desember mencapai 4,28 persen, pada Januari di level 4,18, dan pada Februari kemarin kembali naik ke level 4,36 persen.

Inflasi inti merupakan inflasi barang dan jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum. Seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, keseimbangan permintaan dan penawaran. Sifatnya cenderung permanen dan umum.

Tren kenaikan inflasi inti ini sebenarnya bisa dirasakan sejak awal bulan. "Ini efek tiga bulan," kata Difi. Bank Indonesia menilai tingkat inflasi inti masih stabil. Tapi untuk memitigasinya, Bank Indonesia sejak awal tahun memutuskan untuk menolerir penguatan Rupiah. Sayangnya, Difi enggan menyebutkan level toleransi penguatan rupiah yang dimaksud.

Meski demikian, soal penguatan rupiah tersebut, BPS menilai masih aman untuk kinerja ekspor. "Penguatan rupiah belum berdampak pada penurunan ekspor. Buktinya ekspor kan masih naik. Penguatan rupiah berlangsung lama juga. Masih aman," ujar Rusman.

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik juga mengumumkan inflasi Maret mengalami deflasi sebesar 0,32 persen. Kenaikan harga emas sepanjang Maret ini telah mengerek tingkat inflasi inti tahunan (Maret 2011terhadap Maret 2010). Inflasi inti naik 4,45 persen dari Februari lalu sebesar 4,36 persen, karena sumbangan inflasi emas dan perhiasan sebesar 0,02 persen.

Data Badan Pusat Statistik, Jumat (31/3), menyebutkan inflasi inti tahun naik hingga 4,45 persen. Sebelumnya, inflasi inti tahunan pada Desember mencapai 4,28 persen, pada Januari di level 4,18, dan pada Februari kemarin kembali naik ke level 4,36 persen.

Inflasi inti merupakan inflasi barang dan jasa yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh perkembangan ekonomi secara umum. Seperti ekspektasi inflasi, nilai tukar, keseimbangan permintaan dan penawaran. Sifatnya cenderung permanen dan umum.

FEBRIANA FIRDAUS

Berita terkait

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

13 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

1 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

2 hari lalu

Wamenkeu: Tingkat Pengangguran 2024 Turun, Lebih Rendah dari Sebelum Pandemi

Wamenkeu Suahasil Nazara mengungkapkan, tingkat pengangguran 2024 telah turun lebih rendah ke level sebelum pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

9 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

9 hari lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

10 hari lalu

Mendagri Tito Keluhkan Mayoritas Inflasi Provinsi Lampaui Angka Nasional

Menteri TIto Karnavian meminta kepala daerah memerhatikan inflasi di daerahnya masing-masing.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

10 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

10 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

10 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

13 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya