P&G dan Unilever Naikkan Harga Barang di Cina  

Reporter

Editor

Selasa, 29 Maret 2011 08:12 WIB

AP/Al Behrman
TEMPO Interaktif, Shanghai- Dua produsen barang-barang konsumsi, Procter & Gamble dan Unilever, mengumumkan rencana mereka menaikkan harga detergen dan sabun di pasar Cina sekitar 15 persen mulai bulan depan. Kenaikan dipicu oleh meningkatnya inflasi di negara itu.

Unilever memastikan kenaikan harga barang dalam harian berbahasa Inggris, Shanghai Daily. Disebutkan, harga naik karena meningkatnya biaya bahan baku. Tapi Unilever menolak membeberkan alasan lainnya. Sedangkan P&G tidak bisa dimintai konfirmasi.

Stasiun televisi milik pemerintah kemarin menampilkan gambar rak-rak barang yang kosong di sejumlah kota di Cina. Para penduduk memborong barang-barang P&G dan Unilever sebelum harganya naik. Kondisi ini memperlihatkan sensitivitas masyarakat miskin Cina terhadap harga barang.

Pemerintah Cina saat ini sedang bekerja keras menahan harga barang, yang telah naik 4,9 persen di bulan Februari. Cina bertekad mencegah ekspektasi inflasi yang membuat harga barang benar-benar naik dari brokoli sampai bir.

Rencana kenaikan harga produk P&G, Unilever, dan perusahaan Barat lainnya menarik perhatian publik dan otoritas Negeri Tirai Bambu. Shanghai Development and Reform Commission, badan perencanaan pembangunan setempat, sedang menyelidiki alasan P&G dan Unilever menaikkan harga.

Di awal tahun ini, lembaga perencanaan pembangunan ekonomi mendenda toko Wal-Mart dan Carrefour karena memanipulasi harga barang. McDonald juga menaikkan harga makanannya di Cina November tahun lalu, dengan alasan peningkatan harga bahan baku.

Para ekonom percaya kenaikan harga tersebut tidak akan berdampak besar terhadap upaya pemerintah melawan inflasi. “Saya yakin, akan ada kebijakan pengetatan moneter, dan jika itu terjadi, inflasi akan turun,” kata Paul Cavey, ekonom pada Macquarie di Hong Kong.

Bank sentral Cina telah menaikkan suku bunga dan kewajiban pencadangan perbankan berlipat-lipat kali dalam beberapa bulan terakhir. Negara itu ingin menghadang inflasi supaya stabil di bawah 5 persen, setelah menembus 5,1 persen November 2010.

Sekalipun makanan menjadi penggerak utama pergerakan indeks harga konsumen, pemerintah ingin mencegah pertumbuhan ekspektasi inflasi. Survei bank sentral yang dilansir bulan ini menunjukkan semakin banyak rumah tangga yang puas dengan dengan tingkat harga saat ini.

Dukungan datang dari Indeks Pembelian Manager dari HSBC Markit pekan lalu yang menunjukkan kenaikan harga barang baku adalah yang terendah selama 6 bulan terakhir, dan kenaikan harga produk adalah yang terlemah dalam 7 bulan terakhir.

Dengan melemahnya kenaikan harga bahan baku dari tahun lalu dan pengetatan kebijakan moneter Cina, Cavey optimistis Beijing dapat mengendalikan inflasi.

"Saat ini, harga komoditas tidak naik sangat cepat, kebijakan moneter juga telah diperketat. Saya tidak khawatir terhadap inflasi pada paruh kedua ini,” kata dia.

Yi Yang, Deputi Gubernur Bank Rakyat Cina, menuturkan pekan lalu bahwa Cina sedang menghadapi tekanan harga yang berat, tapi inflasi di semester kedua tahun 2011 akan lebih rendah.

“Jadi, sepanjang tahun kita akan bisa memenuhi target inflasi 4 persen,” kata dia.

Begitu pun, pembuat kebijakan terlihat masih sensitif terhadap kenaikan harga barang. Kemarin, pemerintah Cina meminta rumah sakit dan klinik mematok harga obat-obatan tertentu.

Selain di pasar Cina, pada awal bulan ini P&G telah mengumumkan akan menaikkan harga detergen sebesar 4,5 persen mulai Juni mendatang di pasar Amerika Serikat. Alasannya adalah kenaikan harga bahan baku, kemasan, dan transportasi.

Cina bukan satu-satunya negara yang merasakan tekanan inflasi akibat lonjakan harga bahan baku. Harga komoditas global telah naik tajam tahun lalu.

Harga komoditas yang diukur dengan indeks harga Reuters-Jefferies, mencapai level tertinggi sejak 2008. Badan pangan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan harga pangan global mencetak rekor tertinggi tahun ini.

REUTERS | EFRI RITONGA

Berita terkait

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

5 Juni 2023

Inflasi Mei 2023 4,00 Persen, BPS Catat Biaya Transportasi Penyumbang Terbesar

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi tahunan pada Mei 2023 mencapai 4,00 persen (year-on-year/yoy) pada Mei 2023.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

1 Oktober 2022

Terpopuler Bisnis: Tiga Cara Hadapi Inflasi Musuh Dunia, Kemnaker Pastikan BSU Cair Pekan Depan

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis Jumat kemarin, dimulai dari tingginya inflasi telah menjadi musuh bersama di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

30 September 2022

Prediksi Inflasi September 1,45 Persen, Indef: Penyebabnya Harga BBM, Pangan dan Angkot Naik

Indef memperkirakan tingkat inflasi Indeks Harga Konsumen pada September 2022 mencapai 1,45 persen secara bulanan (month to month/mtm).

Baca Selengkapnya

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

16 Juni 2022

The Fed Naikkan Suku Bunga, IHSG Sesi Pertama Ditutup Menguat

IHSG melambung tinggi di sesi pertama perdagangan hari ini di level 7.120,6.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

10 Juni 2022

Jokowi Ungkap Indonesia Masih Bisa Jaga dan Kendalikan Inflasi

Jokowi menyebut Indonesia masih dapat mengendalikan inflasi

Baca Selengkapnya

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

22 Mei 2022

Redam Lonjakan Inflasi, Berapa Angka Ideal Kenaikan Suku Bunga Bank Indonesia?

Bank Indonesia atau BI harus meredam lonjakan inflasi dengan menaikkan suku bunga acuan.

Baca Selengkapnya

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

12 Mei 2022

Kemenko Perekonomian Ungkap Kebijakan Redam Dampak Badai Inflasi Global

Iskandar Simorangkir mengatakan pemerintah telah berancang-ancang mencegah dampak badai inflasi.

Baca Selengkapnya

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

4 Februari 2022

Saran Ekonom agar Inflasi Indonesia Mencapai Target Bank Indonesia

Nauli Desdiani mengimbau pemerintah agar menaikkan stimulus fiskal dalam rangka mencapai target inflasi.

Baca Selengkapnya

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

22 Januari 2018

Mendagri : 21 Kabupaten Belum Bentuk Tim Pengendali Inflasi

21 kabupaten dan kota belum membentuk Tim Pemantauan dan Pengendali Inflasi Daerah (TPID).

Baca Selengkapnya