TEMPO Interaktif, Singapura -Hari ini (21/3) harga minyak kembali naik hingga US$ 2 per barel (setara 158,9 liter) setelah negara-negara Barat meluncurkan serangan militer terhadap Libya. Serangan ini telah melumpuhkan ekspor minyak dari negara Afrika Utara ini.
Harga minyak mentah Brent (minyak laut utara Eropa) untuk Mei naik US$ 2,26 menjadi US$ 116,19 per barel. Sedangkan minyak mentah Amerika Serikat untuk pengiriman April naik US$ 2,12 menjadi US$ 103,19.
Serangan ini merupakan intervensi militer terbesar di dunia Arab sejak invasi Irak 2003. Di sisi lain pemimpin Libya Muammar Qadhafi bersumpah akan bertempur sampai mati.
Kerusuhan selama akhir pekan lalu juga terjadi di Suriah dan Yaman yang terilhami oleh pemberontakan rakyat yang menggulingkan pemimpin lama di Tunisia dan Mesir awal tahun ini. Kekerasan yang terjadi terhadap protes di Bahrain pekan lalu juga telah mengganggu pedagang minyak di tepi barat.
Analis CMC Markets di Sydney Matthew Lewis menyebutkan ketidakpastian dan ketakutan akibat peningkatan intensitas kerusuhan mendorong peningkatan harga minyak dalam jangka pendek.
"Pada tahap ini, ketegangan di Libya akibat sikap dingin Qadhafi tampak sangat menantang. Pekan ini kita akan dihadapkan pada lonjakan harga dan goncangan pasar minyak dunia," tuturnya.
Aksi militer pada wilayah udara Libya yang dilakukan dalam dua hari terakhir telah mendapat persetujuan PBB sebagai bagian dari resolusi PBB yang dikeluarkan Kamis pekan lalu.
Resolusi ini telah melumpuhkan kemampuan Gaddafi untuk melancarkan serangan udara dan mendeteksi pesawat asing. Namun, intervensi militer ini dianggap sebagai kemunduran pendekatan diplomatik dan berpotensi terjadi pengeboman terhadap warga sipil.
Menurut Lewis tindakan intervensi dan serangan udara yang dilakukan Barat telah menciptakan ketidakpastian dan ketakutan bagi dunia arab seperti Arab Saudi. "Apa yang dilakukan di Libya pasti akan berpengaruh besar terhadap stabilitas harga minyak dunia," kata Lewis.
Menteri perminyakan Iran Masoud Mirkazemi pada Sabtu lalu menyebut setiap kenaikan produksi minyak oleh anggota OPEC yang ditujukan untuk mengurangi tekanan harga minyak yang disebabkan krisis Libya tidak akan memiliki efek besar terhadap stabilitas minyak dunia.
"Libya adalah negara minyak besar yang sebelum pemberontakan bisa memproduksi hingga 1,6 juta barel per hari (bph)," ucapnya.
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
8 Januari 2024
Harga Minyak Dunia Turun di Perdagangan Awal Pekan, Apa Penyebabnya?
Harga minyak dunia turun dalam perdagangan awal pekan, 8 Januari 2024. Kenaikan harga terjadi karena pemotongan harga yang tajam oleh eksportir utama Arab Saudi dan kenaikan produksi OPEC.