“Saat ini pabrik tekstil sudah mulai bangkrut karena kebijakan impor,” terangnya saat pidato politik pencanangan cabang pelopor di Klaten, Jawa Tengah, Kamis (17/3).
Pemerintah selalu beralasan jika tidak impor maka kebutuhan dalam negeri tidak akan terpenuhi. Menjawab keluhan pemerintah, Mega menyebut sudah saatnya pemerintah punya keberanian untuk mengadakan apa yang sebenarnya bisa di adakan. Misalnya di bidang pangan, dengan melakukan penelitian pangan alternatif sebagai pengganti beras.
“Karenanya pemerintah harus mendorong keberadaan lahan-lahan dan memperbaiki pabrik-pabrik. Jangan impor terus. Mau sampai kapan akan dilakukan,” katanya. Jika pemerintah berani menghentikan impor dan mendorong tumbuhnya industri dalam negeri, dia yakin akan banyak rakyat yang mendapat pekerjaan dari industri.
Impor juga akan membuat In donesia selalu tergantung kepada negara lainnya. Dan ini dikatakannya tidak berbeda jauh dengan situasi dimana Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Dia berpendapat sebaiknya Indonesia bisa memproduksi sesuatu yang sebenarnya bahan bakunya ada di Indonesia. “Kita harus berdiri di atas kaki sendiri,” dia menegaskan.
Apalagi dengan prediksi bahwa ke depan krisis pangan akan terjadi karena anomali. Dan negara-negara yang selama ini menjadi tujuan impor Indonesia diperkirakan akan mementingkan kebutuhan dalam negerinya. Dalam situasi seperti di atas, Indonesia akan semakin kesulitan memenuhi kebutuhan pangan rakyat.
Karenanya, mulai sekarang harus memperhatikan persoalan pangan dan menghentikan impor. “Stop impor beras dan gula. Kalau kebutuhan kurang, diadakan dengan membuka lahan-lahan,” ucapnya.
UKKY PRIMARTANTYO