TEMPO.CO, Depok - Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyayangkan perangkat teknologi dan alat komunikasi yang digunakan di Tanah Air saat ini masih didominasi oleh barang-barang impor. Dari data yang dimilikinya, tercatat nilai defisit perdagangan dari sektor perangkat teknologi dan informasi mencapai US$ 2,1 miliar atau lebih dari Rp 30 triliun.
"Impor juga masih mendominasi di permohonan uji perangkat. Data yang saya peroleh yang dari RRT (Cina) ada 3.046 perangkat, sedangkan yang dari Indonesia hanya 632 perangkat. Sangat jauh sekali," kata Jokowi dalam sambutannya pada peresmian IDTH di Balai Besar Pengujian Perangkat Telekomunikasi (BBPPT) Tapos, Depok, Jawa Barat, Selasa, 7 Mei 2024, seperti dikutip dari Antara.
Data ini, menurut Jokowi, sangat memprihatinkan. Karena hal itu juga menunjukkan Indonesia saat ini masih menjadi pengguna dari sektor perangkat teknologi dan informasi, dan belum bisa menjadi pemain pasar atau bagian dari rantai pasok.
Pada kesempatan itu, Jokowi menceritakan dirinya dalam sebulan terakhir telah dikunjungi dua CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft.
Dari hasil pertemuan itu, kata Presiden, dari 320 komponen perangkat yang diproduksi Apple, ternyata Indonesia hanya memiliki dua pemasok komponen yang bisa diproduksi di dalam negeri.
Sedangkan, negara tetangga lainnya seperti Filipina memiliki 17 pemasok komponen, Malaysia memiliki 19 pemasok komponen, Thailand memiliki 24 pemasok komponen, serta Vietnam yang memiliki 72 pemasok.
Hal ini patut disayangkan, menurut Jokowi, karena Indonesia memiliki PDB paling besar di Asia Tenggara, yakni sebesar 46 persen dari total PDB atau GDP negara-negara ASEAN.
"Kenapa kita diam? Kenapa Bapak, Ibu diam semuanya? Kaget? Memprihatinkan. Tapi inilah pekerjaan besar yang harus kita kejar. Negara lain dapat peluang," ujar Jokowi.
Lebih jauh, Kepala Negara mendorong agar kemampuan industri global dalam negeri dapat ditingkatkan. Dengan begitu, Indonesia tidak hanya menjadi pengguna teknologi, tapi juga bagian dari pasar dan menjadi pemain kunci dalam rantai pasok global.
Jokowi juga mengingatkan agar tiap pihak hati-hati dan waspada terhadap produksi perangkat digital yang berkembang sangat pesat. "Teknologinya berkembang, setiap hari pasti ada perangkat teknologi baru yang mengubah cara kita bekerja, yang menawarkan kecepatan dan yang menawarkan efisiensi." Oleh sebab itu, pelaku di sektor informasi dan teknologi harus memiliki keberanian dan menciptakan terobosan-terobosan baru.
Pilihan Editor: Luhut Punya Kabar Baru Soal Rencana Investasi Tesla di Indonesia