Pemerintah dan DPR Gagal Putuskan Kasus Tumpang Tindih Lahan Hutan Lindung

Reporter

Editor

Rabu, 19 November 2003 16:13 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta: Rapat kerja gabungan antara Komisi III dan Komisi VIII DPR dengan pemerintah gagal membuat keputusan untuk menolak atau memberikan ijin penambangan di areal hutan lindung. DPR akan melakukan kajian secara lebih mendalam sebelum mengeluarkan keputusan. Dalam rapat yang dipimpin Ketua Komisi III DPR, Awal Kusumah di gedung DPR, Jakarta, Rabu (19/11) dibahas kasus tumpang tindih lahan hutan lindung dengan areal pertambangan. Pemerintah diwakili Menko Perekonomian, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Menteri Kehutanan, Menteri Negara Lingkungan Hidup dan Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia.Pemerintah menawarkan alternatif penyelesaian dengan memberi ijin kepada 13 perusahaan tambang dari 22 yang mengajukan. Caranya dengan memanfaatkan pasal 19 UU 41/1999 tentang kehutanan, melalui peralihan peruntukan hutan lindung menjadi non-hutan. Untuk itu, diperlukan Peraturan Pemerintah (PP) sebagai aturan pelaksana. Namun hingga kini PP yang dimaksud belum juga diterbitkan.Rapat gabungan berakhir tanpa menghasilkan rumusan kesimpulan resmi atau rekomendasi apapun. DPR hanya meminta pemerintah menyiapkan peraturan pemerintah. Rapat baru akan dilanjutkan setelah peraturan pemerintah tersebut terbit.Menko Perekomonian Dorodjatun Kuntjoro Jakti berjanji akan segera menyelesaikannya dengan memanfaatkan masa sidang DPR kali ini hingga selesai. Jatun membantah anggapan masalah ini makin brlarut-larut. Dia justru mendukung DPR yang ingin melakukan kajian lebih mendalam. Mengingat di era reformasi sekarang ini tidak mudah membuat keputusan.Menteri ESDM, Purnomo Yusgiantoro mengatakan tertundanya pengambilan keputusan akan berpengaruh pada iklim investasi di Indonesia. Menurutnya salah satu penyebab terhentinya kegiatan eksplorasi saat ini adalah masalah tumpang tindih lahan. “Kegiatan eksplorasi pasti akan tergangu,” katanya. Dia khawatir investor akan ragu-ragu akibat ketidakpastian kebijakan.Sementara itu, Menteri Percepatan Pembangunan Kawasan Timur Indonesia, Manuel Kaisiepo mengaku prihatin atas rapat tanpa hasil itu. Dia khawatir tidak akan ada lagi investasi yang masuk ke wilayah tersebut. “Sekarang saja tidak ada investasi baru di sektor pertambangan. Yang ada saja mau cabut, apalagi yang baru,” katanya. Sementara, andalan satu-satunya di kawasan Indonesia Timur adalah potensi sumber daya alam, termasuk pertambangan.Pemerintah memang harus taat pada aturan hukum yang berlaku yaitu UU kehutanan. Namun pemerintah juga harus realistis dengan melihat azas manfaat. Katanya, UU dibuat bagi kepentingan masyarakat. Jadi, kalau UU tidak lagi memberikan manfaat maka harus berani diubah. Apalagi, ini erat kaitannya dengan komitmen pemerintah mempercepat pembangunan di kawasan Indonesia Timur. Retno Sulistyowati - Tempo News Room

Berita terkait

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

27 detik lalu

Para Politikus PKS Ini Balas Partai Gelora soal Gabung Prabowo-Gibran

Partai Gelora menolak PKS jika bergabung dengan pemerintahan Prabowo-Gibran, karena dinilai selalu 'menyerang' saat masa kampanye Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

4 Fakta Mengenai Penyakit Asam Lambung

2 menit lalu

4 Fakta Mengenai Penyakit Asam Lambung

Asam lambung tidak bisa sembuh, namun, dapat diturunkan intensitas kambuh tidaknya dengan menjaga pola makan dan menghindari pemicunya.

Baca Selengkapnya

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

2 menit lalu

Ini Pertimbangan Hakim Tolak Gugatan terhadap Rocky Gerung

Hakim menilai pernyataan Rocky Gerung sebagai kritik terhadap kebijakan publik, bukan serangan personal terhadap individu.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

4 menit lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Prabowo Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Dinyanyikan Lagu Ksatria Kusuma Bangsa oleh Prajurit

5 menit lalu

Prabowo Hadiri HUT ke-72 Kopassus, Dinyanyikan Lagu Ksatria Kusuma Bangsa oleh Prajurit

Sekitar 11 prajurit Kopassus mempersembahkan lagu Ksatria Kusuma Bangsa untuk Prabowo, yang merupakan Danjen Kopassus ke-15. L

Baca Selengkapnya

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

7 menit lalu

5 Mata Uang dengan Nilai Paling Lemah di Dunia

Daftar negara dengan mata uang terlemah menjadi perhatian utama bagi para pengamat ekonomi dan pelaku pasar.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi PLN dan Huawei Kembangkan Joint Innovation Center

8 menit lalu

Kolaborasi PLN dan Huawei Kembangkan Joint Innovation Center

Kolaborasi Joint Innovation Center (JIC) dengan PT Huawei Tech Investment yang akan menjadi salah satu fondasi pengembangan teknologi ketenagalistrikan baru di bidang ICT.

Baca Selengkapnya

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

11 menit lalu

Partai Gelora Tolak PKS Gabung Koalisi Prabowo, Pengamat: Sampai Kiamat Sulit Disatukan

Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah, Adi Prayitno, mengatakan bahwa PKS adalah musuh bebuyutan Partai Gelora.

Baca Selengkapnya

23 Pengusaha Sumbang Rp 23 Miliar untuk Timnas Indonesia, dari Aguan sampai Maruarar Sirait

15 menit lalu

23 Pengusaha Sumbang Rp 23 Miliar untuk Timnas Indonesia, dari Aguan sampai Maruarar Sirait

Kadin Indonesia Komite Tiongkok, disingkat KIKT inisiasi beri dukungan finansial untuk Timnas Indonesia sejumlah Rp 23 miliar kepada Timnas Indonesia.

Baca Selengkapnya

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

15 menit lalu

Semarakkan Hari Buruh Internasional dengan 30 Link Twibbon Ini

Twibbon dapat digunakan untuk turut menyemarakkan Hari Buruh Internasional pada 1 Mei 2024. Silakan unggah dan tayang.

Baca Selengkapnya