Pemerintah terus memantau harga-harga komoditas pangan dalam beberapa bulan kedepan agar kenaikan harga tidak wajar yang bisa menyulitkan ekonomi masyarakat dapat segera diketahui.

Dalam konferensi pers di Hotel Radisson Blu kompleks Bandara Internasional Zurich sebelum kembali ke tanah air pada Sabtu 29 Januari 2011 sore, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan bahwa pemerintah juga ingin memastikan ketersediaan bahan pangan dengan harga terjangkau terkait dengan lonjakan harga pangan di dunia yang telah mengakibatkan inflasi global.

"Pada tingkat regional kita ingin memastikan daerah-daerah kita yang memproduksi beras tidak gagal. Itu juga salah satu upaya dalam negeri bagaimana menghadapi kenaikan pangan ini terus terjadi. Program stabilisasi juga dilakukan, kita lihat nanti mana komoditas yang bulan-bulan ke depan kenaikannya tidak wajar," jelasnya.

Pemerintah, lanjut Presiden, juga telah menyiapkan beberapa kebijakan seperti inisiatif fiskal, operasi pasar, maupun melalui mekanisme ekspor dan impor apabila lonjakan harga pangan terus terjadi sehingga harga di tingkat masyarakat masih bisa terjangkau.

Apabila diperlukan, Presiden juga akan mengajak dunia usaha untuk membantu masyarakat melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) atau bina lingkungan.

"Ada juga rencana kontigensi akhir manakala harga-harga memberatkan rakyat tentu akan saya pikirkan inisiatif dengan anggaran kita dan berjuang ke DPR apabila harga pangan sungguh memberatkan warga," katanya.

Presiden pun berharap secara global negara-negara di dunia dapat merumuskan kebijakan guna meredam lonjakan harga pangan agar negara pengekspor pangan tidak secara tiba-tiba menghentikan kegiatannya yang bisa mengancam ketahanan pangan negara lain.

Masalah kenaikan harga pangan dan ketersediaan pangan dunia menjadi salah satu sorotan dalam diskusi utama bertema redefinisi pembangunan berkelanjutan yang dibuka oleh pidato Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-Moon dan dihadiri juga oleh Presiden Yudhoyono sebagai panelis.