Fuad Rahmany Tak Sesumbar Bersih-Bersih Ditjen Pajak
Jumat, 21 Januari 2011 14:36 WIB
Sejumlah masalah di Ditjen Pajak siap menghadang Fuad. Dia harus melanjutkan reformasi birokrasi sembari mengembalikan citra Ditjen Pajak yang menurun setelah seorang petugas banding Gayus Tambunan terlibat dalam mafia pajak. Kasus terbaru adalah temuan banyak transaksi mencurigakan di rekening pegawai Pajak oleh Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK).
Fuad juga harus membenahi penerimaan pajak yang dalam dua tahun terakhir tidak pernah mencapai target. Panitia Khusus Pajak akan dibentuk Komisi Keuangan untuk meninjau ulang kinerja pengumpulan pajak dan pelayanan oleh kantor yang dipimpinnya.
Mengomentari banyak tantangan ini, Fuad mengaku akan meneliti kondisi internal Ditjen Pajak. "Saya akan memetakan dulu," ujarnya usai dilantik pagi (21/1) ini. Dia juga akan menerima berbagai masukan dari bawahannya dan segera melakukan perbaikan. "Yang baik-baik akan saya lanjutkan, kekurangannya akan kami perbaiki," kata dia.
Dia juga berjanji akan mengejar target penerimaan pajak selama masa kerjanya. "Saya fokus kepada target pendapatan," ujarnya. Adapun menanggapi kasus mafia pajak Gayus, dia mendukung proses hukum yang tengah berjalan. "Lihat saja, sudah masuk ke dalam proses hukum."
Sebelumnya, pria kelahiran Singapura 56 tahun lalu ini selama empat tahun menjabat sebagai Kepala Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan dan sekaligus menjadi Ketua Tim Penyusunan Rancangan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan.
Fuad termasuk orang yang cemerlang di lingkungan Kementerian Keuangan. Dia sempat menjabat Direktur Pengelolaan Surat Utang Negara dan Kepala Pusat Manajemen Obligasi Negara. Keahliannya membuat dia ditunjuk sebagai Deputi Anggaran dan Akuntansi pada Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi NAD-Nias. Terakhir, namanya juga ikut masuk ke dalam bursa calon Menteri Keuangan pengganti Sri Mulyani yang terbang ke Bank Dunia pada tahun lalu.
Gelar sarjana ekonomi didapatnya pada tahun 1981 dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Dia kemudian melanjutkan pendidikan ke Duke University, Durham, North Carolina, Amerika Serikat hingga mendapat gelar master pada 1987. Gelar doktor diraihnya pada tahun 1997 Departemen Ekonomi Vanderbilt University, Tennessee, yang menghasilkan alumni seperti peraih nobel Muhammad Yunus dan Al Gore.
Menteri Agus Martowardojo sempat memuji kinerja Fuad selama satu tahun terakhir. Menteri Agus menyebut melonjaknya indeks harga saham gabungan (IHSG) ikut disumbang oleh kerja keras Kepala Bapepam LK.
Namun sebagai Kepala Bapepam LK, Fuad sempat diguncang kasus harga penawaran saham perdana (IPO) Krakatau Steel. Sebagian kalangan menganggap Fuad kurang sigap mengantisipasi harga saham yang dianggap kelewat rendah.
Sebagai Ketua Tim Penyusunan Rancangan Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan, Fuad gagal merampungkan target penyelesaian yang direncanakan pada akhir tahun lalu.
ANTON WILLIAM