Pengusaha Tekstil Keluhkan Naiknya Harga Kapas  

Reporter

Editor

Senin, 22 November 2010 13:57 WIB

TEMPO / Wahyu Muryadi
TEMPO Interaktif, Surakarta - Sejumlah pengusaha tekstil di Kota Surakarta, JAWA Tengah, mengeluhkan kenaikan harga kapas impor. “Sudah bukan lagi kenaikan, tapi sudah ganti harga karena naiknya luar biasa,” ujar Liliek Setiawan, pemilik pabrik tekstil Sekar Lima kepada Tempo, Senin (22/11).


Sebelumnya, harga kapas masih 80-90 sen per kilogram, maka sejak sebulan belakangan melonjak menjadi 1,3-1,4 dolar per kilogram. Dia mengatakan, perbedaan harga tersebut membuat harga kain mori naik dua kali lipat. Kain mori per meter sebelumnya dijual Rp 5 ribu, maka semenjak harga kapas naik, ikut naik menjadi Rp 10 ribu per meter.

Akibat naiknya harga kapas itu, kini sejumlah pengusaha tidak sanggup lagi memproduksi kain mori. “Sudah sebulan ini saya tidak bikin. Karena penyerapan pasarnya hampir tidak ada,” katanya. Dia menyebut kenaikan kapas akhir-akhir ini disebabkan negara-negara penghasil kapas seperti India, Pakistan, dan Cina dilanda banjir bandang.

Banjir tersebut membuat produksi kapas merosot tajam. Beberapa negara seperti India menerapkan India untuk India, yaitu memprioritaskan pemenuhan kapas terhadap industri tektsil dalam negeri. “Barang (kapas) menjadi langka di pasaran dunia. Dan harus ditebus dengan harga sangat mahal,” kata Liliek.

Keluhan naiknya harga kapas juga disampaikan Direktur perusahaan tekstil Danliris, Joko Santoso. Dia menyatakan harga kapas naik karena negara-negara penghasil kapas mengalami penurunan produksi. “Salah satu penyebabnya karena banjir besar di negara mereka,” ujarnya. Dia biasa mengimpor kapas dari Pakistan, Amerika, Australia, Brasil, dan Cina.

Kenaikan harga kapas itu, kata dia, turut memukul harga kain mori yang bahan utamanya dari kapas. Sebab kapas mendominasi bahan baku mori, yakni 60 persen. Dia menyebut ada pengusaha yang menghentikan produksi kain mori, tapi ada pula yang tetap bertahan dengan konsekuensi menaikkan harga jual.

Joko memprediksi tingginya harga kapas akan terus terjadi hingga akhir kuartal pertama tahun depan. “Sebab saat itu kembali ada panen raya kapas,” terangnya. Praktis kenaikan harga kapas, lalu diikuti mori, turut berimbas pada perajin batik.

Sebab kain mori merupakan salah satu bahan utama produksi batik. Salah seorang perajin batik dari Laweyan, Sutrisno, mengatakan, saat ini harga kain mori sekitar Rp 10 ribu per meter. Karena itu, dia tidak bisa membeli sebanyak seperti biasanya. “Biasanya dalam sebulan saya dapat jatah 500-1.000 meter dari agen. Tapi sekarang hanya 200-300 meter,” katanya.

UKKY PRIMARTANTYO

Berita terkait

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

20 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

8 Januari 2024

Tanpa Lawan, PM Bangladesh Sheikh Hasina Dilantik Empat Kalinya Berturut-turut

Seperti sudah diperkirakan, PM Bangladesh Sheikh Hasina meraih masa jabatan keempat berturut-turut, dan partainya menang mayoritas dalam pemilu.

Baca Selengkapnya

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

7 Januari 2024

Pemilu Bangladesh Diboikot Oposisi, PM Sheikh Hasina Perpanjang Masa Jabatan

PM Sheikh Hasina bersiap memenangkan masa jabatan keempat berturut-turut dalam pemilihan umum penuh kekerasan dan diboikot oposisi utama.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Luhut Bicara Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, PHK Massal Industri Garmen

31 Oktober 2022

Terpopuler: Luhut Bicara Pembengkakan Biaya Kereta Cepat, PHK Massal Industri Garmen

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengklaim masalah pembengkakan ongkos kereta cepat sudah kelar.

Baca Selengkapnya

Bisnis Baju Bekas Tak Dilarang, Mendag: Yang Tidak Boleh Itu Impor

12 Agustus 2022

Bisnis Baju Bekas Tak Dilarang, Mendag: Yang Tidak Boleh Itu Impor

Kementerian Perdagangan memusnahkan baju bekas impor senilai Rp 8,5 miliar hingga Rp 9 miliar.

Baca Selengkapnya

Industri Tekstil Khawatir Perjanjian RI-Bangladesh Picu Banjir Impor Garmen

4 Maret 2022

Industri Tekstil Khawatir Perjanjian RI-Bangladesh Picu Banjir Impor Garmen

Pengusaha konveksi merasa terancam oleh persetujuan perjanjian dagang Indonesia-Bangladesh Preferential Agreement (PTA)

Baca Selengkapnya

Industri Garmen Korea Selatan Bangkit dari Covid karena Baju Olahraga Squid Game

22 Oktober 2021

Industri Garmen Korea Selatan Bangkit dari Covid karena Baju Olahraga Squid Game

Industri garmen Korea Selatan mulai kebanjiran pesanan berkat permintaan tinggi baju olahraga yang dipakai di serial Netflix Squid Game.

Baca Selengkapnya

Usai Bertemu Menperin, Pengusaha Tekstil Sampaikan 9 Pernyataan Sikap

14 Januari 2021

Usai Bertemu Menperin, Pengusaha Tekstil Sampaikan 9 Pernyataan Sikap

Sejumlah asosiasi pengusaha tekstil baru saja melakukan pertemuan dengan menteri perindustrian untuk membahas sejumlah persoalan di industri.

Baca Selengkapnya

Penyelundupan Baju Bekas: Trik Kapal Kayu dan Pelabuhan Tikus

11 Maret 2020

Penyelundupan Baju Bekas: Trik Kapal Kayu dan Pelabuhan Tikus

Bea Cukai menyebut pelabuhan-pelabuhan tikus di wilayah Sumatera diduga menjadi pintu masuk bagi pelaku penyelundupan baju-baju bekas

Baca Selengkapnya

Virus Corona, Industri Garmen Krisis Bahan Baku dari Cina

7 Februari 2020

Virus Corona, Industri Garmen Krisis Bahan Baku dari Cina

Pasokan dari Cina yang merupakan pemasok terbesar industri garmen RI, terganggu akibat merebaknya virus Corona.

Baca Selengkapnya