Hatta: Image Buruk Penyebab Produksi Rotan Terpuruk

Reporter

Editor

Minggu, 25 Juli 2010 19:15 WIB

Seorang pengrajin membuat kursi rotan di Bandung, yang dijual mulai harga Rp. 1,5 juta per set (19/8). Mereka mengkombinasikan bahan kayu dan rotan akibat terbatasnya bahan baku rotan. Foto: TEMPO/Prima Mulia

TEMPO Interaktif, Jakarta -Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan, terpuruknya industri rotan bukan disebabkan oleh maraknya rotan imitasi, melainkan image rotan sebagai barang murah berkualitas rendah.

Image buruk yang muncul selama dua tahun terakhir telah membuat lebih 80 persen dari sekitar 600 industri rotan terpuruk. Dan, hanya menyisakan sekitar 18 persen atau sekitar 100 industri rotan yang mampu bertahan.

Menurut Hatta, pada periode 5-10 tahun lalu, ekspor produk rotan Indonesia masih baik. “Dua atau tiga tahun lalu angkanya bisa mencapai US$ 320 juta. Tapi tahun 2009 total ekspor kita hanya US$ 165 juta. Tahun ini malah prediksi saya akan terus turun, mungkin hanya sekitar US$ 140 juta," katanya kepada Tempo hari ini.

Hatta menilai produsen kurang peduli untuk menghasilkan produk furniture yang bagu dari bahan rotan. Kesulitan lainnya adalah karena mebel yang terbuat dari rotan sulit bersaing dengan furniture substitusi yang dijual di pasaran dengan harga murah. Kompetisi di dunia industri mebel sangat ketat saat ini.

“Mebel rotan kita harus mampu bersaing dengan mebel-mebel lainnya yang terbuat dari bermacam-macam jenis. Seperti kayu jenis lain, plastik, kulit, bahkan kain yang desainnya begitu bagus namun harganya sangat murah,” ujar Hatta.

Advertising
Advertising

Hatta menyatakan, kondisi diperparah dengan ekspor bahan baku rotan ke Cina dan Vietnam. Dengan adanya ekspor bahan baku, Hatta menjelaskan, pasar mebel rotan yang sudah sempit harus dibagi pula dengan negara-negara pembuat mebel rotan yang bahan bakunya dari Indonesia.Mereka itu kan impor bahan baku rotan mentah dari kita bukan untuk buat pesawat. Tapi pasti untuk buat furniture," katanya.

Alhasil, pasar ekspor mebel Indonesia tergerus oleh Cina dan Vietnam. Belum lagi harga produk yang mereka jual lebih murah dibandingkan produk Indonesia. "Makanya kita kalah terus," ucap politikus Partai Amanat Nasional ini.

Berdasarkan data Yayasan Rotan Indonesia, daya serap rotan nasional tahun ini hanya berkisar 30 ribu hingga 40 ribu ton kayu rotan. Sedangkan kemampuan produksi rotan lestari Indonesia sebesar 696 ribu ton.

Kondisi ini, menurut Hatta, sangat mengkhawatirkan. Dia memperkirakan lima tahun ke depan tidak lagi ada industri yang membutuhkan bahan baku rotan."Karena sampai saat ini belum ada kebijakan pemerintah apapun yang mendukung pengembangan industri rotan,” tutur dia.

Hatta mengatakan, dari total 600 industri rotan sebanyak 80 persen berada di wilayah Jawa Barat. Sedangkan sisanya tersebar di berbagai wilayah seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jabodetabek. Di Sumatera sudah tidak ada lagi industri pengrajin rotan.

Dari total industri tersebut, yang masih bertahan saat ini hanya tinggal 18 persen atau sekitar 108 industri. Adapun 42 persennya mati total dan berada di Jawa Barat, dan 40 persennya mati suri.

MUTIA RESTY

Berita terkait

Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

37 hari lalu

Hatta Rajasa: Puasa Berjalan Damai Meski Ada Sengketa Pilpres

Hatta Rajasa mengklaim suasana Ramadan dan Idulfitri pasca-pilpres 2024 lebih damai ketimbang 2019.

Baca Selengkapnya

5 Anak Politisi Raup Suara Tinggi di Pileg 2024, Ada Anak Puan Maharani hingga Setya Novanto

22 Februari 2024

5 Anak Politisi Raup Suara Tinggi di Pileg 2024, Ada Anak Puan Maharani hingga Setya Novanto

Siapa saja anak dari politisi dan pejabat yang turut maju dalam Pileg 2024 dan berapa perolehan suaranya?

Baca Selengkapnya

Rasyid Rajasa Diprediksi Lolos ke Senayan, Berikut Kasus Kecelakaan 11 Tahun Lalu Melibatkannya

19 Februari 2024

Rasyid Rajasa Diprediksi Lolos ke Senayan, Berikut Kasus Kecelakaan 11 Tahun Lalu Melibatkannya

Rasyid Rajasa sempat terlibat kecelakaan yang menewaskan dua korban, kemudian dinyatakan bebas. Kini, ia diprediksi lolos ke Senayan jadi anggota DPR.

Baca Selengkapnya

Hatta Rajasa, Dulu Jadi Cawapres Prabowo Kini Bantu Tim Pemenangan

10 November 2023

Hatta Rajasa, Dulu Jadi Cawapres Prabowo Kini Bantu Tim Pemenangan

Hatta Rajasa kini menjadi salah satu politkus yang masuk dalam pengurus Tim Kampanye Nasional Prabowo-Gibran

Baca Selengkapnya

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

22 Maret 2023

Kebijakan Satu Peta Perbaiki Tata Kelola Geospasial

Satu Peta telah untuk perbaikan tata kelola penerbitan izin dan hak atas tanah.

Baca Selengkapnya

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

22 Maret 2023

KUR Festival agar Pemuda Semangat Berwirausaha

Pemerintah berupaya mendorong UMKM untuk mengakses pembiayaan KUR sehingga usahanya cepat naik kelas.

Baca Selengkapnya

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

16 Maret 2023

Indonesia Dorong Kawasan ASEAN Jadi Pusat Pertumbuhan Ekonomi Dunia

Kawasan ASEAN mempunyai modal cukup mumpuni untuk menjadi pusat pertumbuhan ekonomi dunia dengan PDB mencapai US$ 3,36 triliun.

Baca Selengkapnya

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

16 Maret 2023

Pemerintah AS Dukung Kemitraan Indo Pacific Economic Framework

Pemerintah Indonesia tetap memiliki harapan besar pada IPEF untuk menghasilkan hal-hal konkret.

Baca Selengkapnya

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

13 Januari 2023

BPKP Bakal Audit Realisasi Penyaluran KUR

BPKP mengaudit pelaksanaan kredit usaha rakyat (KUR). Penyaluran KUR terus meningkat dalam lima tahun terakhir.

Baca Selengkapnya

Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

4 Januari 2023

Berkat BRI, Pengusaha Anyaman Rotan Ini Pulih dan Semakin Tangguh

Keunggulan dari produk Dona Doni yaitu selalu melayani kebutuhan pelanggan dengan aneka desain produk yang variatif.

Baca Selengkapnya