Pemerintah Disarankan Tak Minta Moratorium Utang

Reporter

Editor

Rabu, 21 Juli 2010 18:37 WIB

Anggito Abimanyu. TEMPO/Adri Irianto
TEMPO Interaktif, BANDUNG -- Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementrian Keuangan Anggito Abimanyu menilai Indonesia tidak perlu meminta moratorium utang pada negara negara kreditur. Menurutnya, ongkos moratorium akan lebih mahal dari pada membayar utangnya sendiri.

"Kalau moratorium berarti kita dianggap tidak bisa membayar, kredibilitas kita diragukan, kreditur akan mempertanyakan," kata Anggito di sela sela sidang Pleno Ikatan Sarjana Ekonomi di Bandung, Jawa Barat, kemarin.

Sekretaris Jenderal ISEI ini mengatakan karena kredibilitasnya turun akhirnya biaya bunga utang menjadi lebih mahal. “Keadaan normal kita tidak mau bayar artinya ngemplang," katanya.

Berbeda halnya kalau mengajukan konversi utang (debt swap). Menurut Anggito hal itu lebih mungkin dilakukan tentunya dengan tetap mempertimbangkan program apa yang ditawarkan kreditur. Misalnya, pada program lingkungan, kesehatan, dan pendidikan. "Dept Swap ok, tapi tergantung apa yang di-swap,” kata dia.

Itu pun, kata Anggito, tak semua negara bisa melakukan konversi utang karena undang-undang mereka tak mengaturnya. Negara yang memungkinkan mememberikan debt swap antara lain, Australia, Jerman, Francis dan Inggris. Tapi utang ke negara-negara tersebut terbilang kecil, tidak signifikan.

Anggito lebih menyarankan pemerintah mencari utang baru yang lebih murah dengan bunga murah dan return yang tinggi dan bisa menggunakan pola binis to bisnis.

Sebelumnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengatakan pemerintah menghindari utang luar negeri baru. Pemerintah akan mengutamakan konversi utang luar negeri dalam bentuk belanja program kesehatan, lingkungan dan pendidikan.

ALWAN RIDHA RAMDANI

Berita terkait

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

15 hari lalu

Erick Thohir Minta BUMN Segera Antisipasi Dampak Penguatan Dolar

Erick Thohir mengatakan BUMN perlu mengoptimalkan pembelian dolar, artinya adalah terukur dan sesuai dengan kebutuhan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

16 hari lalu

Terkini Bisnis: Erick Thohir Minta BUMN Beli Dolar Secara Optimal, Rupiah Loyo Jadi Rp 16.260 per USD

Erick Thohir mengarahkan agar BUMN membeli dolar secara optimal dan sesuai kebutuhan di tengah memanasnya geopolitik dan penguatan dolar.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

16 hari lalu

Utang Luar Negeri RI Tercatat Rp USD 407,3 Miliar, Banyak Pembiayaan Proyek Pemerintah

BI mencatat jumlah utang luar negeri Indonesia jumlahnya naik 1,4 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

59 hari lalu

BI Laporkan Cadangan Devisa Indonesia Turun Jadi US$ 144 Miliar

BI mencatat cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2024 senilai US$ 144 miliar.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

18 Februari 2024

Terpopuler: Makan Siang Gratis Bisa Berujung Utang Luar Negeri, Jadwal dan Cara Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Program makan siang gratis bisa berujung pada utang luar negeri, jadwal dan cara mendaftar CPNS 2024

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

17 Februari 2024

Ekonom Prediksi Program Makan Siang Gratis Berujung pada Utang Luar Negeri

Ekonom memprediksi, jika program makan siang gratis akan berujung pada penambahan utang luar negeri. Ini alasannya.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

15 Februari 2024

Utang Luar Negeri Naik jadi US$ 407,1 Miliar pada Akhir 2023, Begini Penjelasan Lengkap BI

Bank Indonesia (BI) mengumumkan utang luar negeri (ULN) Indonesia pada kuartal keempat tahun 2023 naik menjadi US$ 407,1 miliar.

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

9 Februari 2024

Cadangan Devisa Turun, Disedot Jatuh Tempo Bayar Utang Luar Negeri Pemerintah

Cadangan devisa Indonesia menurun pada bulan pertama 2024 gara-gara pembayaran utang luar negeri. Masih dua kali lipat dari standar internasional.

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

16 Januari 2024

Bank Indonesia Catat Utang Luar Negeri RI Capai Rp 6.230 Triliun

Bank Indonesia (BI) mencatat posisi utang luar negeri RI per November 2023 sebesar US$ 400,9 miliar atau Rp 6.230 triliun.

Baca Selengkapnya