Ekonom Citigroup Soroti Kebijakan BI

Reporter

Editor

Kamis, 17 Juni 2010 13:11 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ekonom Citigroup Johanna Chua menyoroti enam kebijakan Bank Indonesia kemarin.

Menurut dia, kebijakan Bank Indonesia dengan melebarkan koridor suku bunga pasar uang antarbank kemarin sebetulnya untuk mendorong dan mengembangkan pasar ini.

“Tapi kelihatannya akan sulit (dalam pelaksanaannya),” kata Chua dalam analisisnya.

Dengan tingkat suku bunga antarbank yang mendekati tingkat suku bunga Fasilitas Bank Indonesia (FASBI) dan menurunkan suku bunga FASBI menjadi 5,5 persen dari sebelumnya 6 persen, akan bisa menurunkan pasar uang jangka pendek.

Selain itu, kemampuan BI mengelola likuiditas dengan menjaga tingkat suku bunga antarbank (overnight) mendekati kebijakan suku bunga, akan menjadi lebih sulit dengan adanya perubahan kebijakan SBI tersebut.

“Juga kami perkirakan lebih berisiko menimbulkan terjadinya votilitas pasar uang ketika kondisi likuiditas sudah berubah,” ujar Chua.

Namun, dia menekankan, kewajiban kepemilikan SBI selama minimal satu bulan (28 hari) tampaknya akan netral bagi investor. Kebijakan itu tak akan membuat investor asing yang saat ini memegang SBI akan buru-buru melepas kepemilikannya, sebelum kebijakan itu diberlakukan pada 7 Juli.

“Dampaknya bagi investor asing yang memegang SBI akan kecil dengan adanya pembatasan itu. Jadi, investor asing tak akan buru-buru melepas SBI mereka. Per 11 Juni, nvestor asing memegang SBI sekitar Rp 33,5 triliun,” kata Chua.

Namun dalam jangka menengah, menurut Chua, dampaknya akan bervariasi. “Tapi kami pikir tetap akan positif,” ujarnya.

Meski ia mengakui, dengan mewajibkan investor menahan minimal satu bulan itu, investor asing kemungkinan tidak akan meneruskan kepemilikan mereka dan akan keluar dari SBI. Tapi di sisi lain, ini akan mengurangi volatilitas aliran dana yang keluar lewat SBI sehingga akan lebih positif bagi investor jangka panjang. Pada Mei saja terjadi aliran dana keluar via SBI lebih dari US$ 5 miliar.

BI kemarin mengeluarkan enam paket kebijakan, masing-masing:
1.Pelebaran koridor suku bunga pasar uang antarbank, berlaku mulai 17 Juni 2010.
2.Penyempurnaan ketentuan mengenai posisi devisa neto, berlaku mulai 1 Juli 2010.
3.Penerapan memegang kepemilikan SBI selama minimal satu bulan (28 hari), berlaku mulai 7 Juli 2010.
4.Penambahan instrumen moneter non-securities dalam bentuk term deposit, berlaku 7 Juli 2010.
5.Penerbitan SBI berjangka waktu 9 bulan mulai minggu kedua Agustus dan SBI berjangka waktu 12 bulan mulai minggu kedua September.
6.Penerapan mekanisme triparty repurchase (repo) Surat Berharga Negara yang dipegang dana pensiun dan asuransi, berlaku mulai 2011.

GRACE S GANDHI

Berita terkait

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

11 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

15 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

3 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

4 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

7 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

7 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

8 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

8 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

8 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

13 hari lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya