APINDO Tak Yakin Cina Kurangi Kuota Ekspor

Reporter

Editor

Rabu, 10 Februari 2010 17:39 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofyan Wanandi, tak yakin pada strategi pemerintah meminta Cina mengurangi kuota ekspor mereka dengan mekanisme voluntary export restraint. "Saya tidak yakin itu bisa," kata Sofyan dalam Seminar "Peran Hukum Indonesia dalam Menetralisir Dampak Negatif FTA ASEAN-Cina di Hotel Sari Pan Pasific, Jakarta, Rabu (10/2).

Sebab, kata Sofyan, kalau Cina diminta mengurangi ekspornya, sudah pasti mereka akan meminta kompensasi berupa permintaan pengurangan kuota ekspor juga dari Indonesia. Kalau itu terjadi tentu eksportir turut dirugikan.

Sofjan mengatakan, ekspor Indonesia yang cukup besar ke Cina adalah batubara dan Crude Palm Oil. "Kalau kita batasi CPO dan batubara ke Cina, dia bisa beli dari negara lain," kata dia. "Justru nantinya malah kita yang kehilangan pasar," ujarnya.

Menteri Koordinator Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan, Edy Putra Irawady, mengatakan meski Cina mengurangi kuota ekspornya, mereka tetap diuntungkan. "Keuntungan bagi Cina adalah pasar yang tetap," kata dia. Jadi, produk Cina yang masuk Indonesia dengan kuota tertentu sudah pasti memiliki pasar. "Selain itu, dengan kuota ekspor yang terbatas, harga produk Cina bisa naik," ujarnya.

Edy optimis, Cina akan bersedia membatasi ekspornya bila Indonesia meminta. "Tidak masalah bagi Cina. Jika produk cina tidak masuk Indonesia, mereka bisa masukkan ke negara lain," kata dia.

Ditambahkan Edy, permintaan pengurangan ekspor sudah lazim dilakukan antar negara. Sebelumnya, kata dia, Indonesia juga pernah melakukan voluntary export restraunt terhadap Amerika Serikat. "Saat itu, Amerika meminta Indonesia mengurangi ekspor tekstil ke Amerika 10 persen," kata dia.

Pemerintah, saat itu, secara sukarela mengurangi ekspor tekstil Indonesia. "Kita batasi produk kita, daripada Amerika membeli produk ke orang lain, atau mereka melakukan untuk menghambat barang masuk di pelabuhan," kata Edy.

EKA UTAMI APRILIA

Berita terkait

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

10 hari lalu

Kemenperin Jamin Pengetatan Impor Tidak Bebani Industri Manufaktur

Aturan pengetatan impor dijamin tidak bebani industri manufaktur. Pelaku industri alas kaki menganggap aturan memperumit birokrasi dalam memperoleh bahan baku dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

14 hari lalu

Kian Panas, Turki Putuskan Hubungan Dagang dengan Israel

Turki memutuskan hubungan dagang dengan Israel seiring memburuknya situasi kemanusiaan di Palestina.

Baca Selengkapnya

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

22 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

24 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

25 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

25 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

25 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

25 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

26 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

6 Maret 2024

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya