Sri Edi Swasono: Pembuat Kebijakan Harus Nasionalis
Reporter
Editor
Selasa, 9 Februari 2010 17:36 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta -
Jakarta – Menanggapi isu perdagangan bebas Asean-Cina Free Trade Area (ACFTA), Guru Besar Ekonomi Universitas Indonesia, Sri Edi Swasono, melihat perlunya rasa nasionalisme yang besar di kalangan pembuat kebijakan. Menurutnya, tak boleh hanya karena alasan perdagangan bebas dengan Cina lalu mengorbankan rakyat.
Hal itu dikatakan Sri Edi usai mengikuti deklarasi Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI), di aula Perpustakaan Nasional, Jakarta, Selasa (9/2). “Tidak ada kata-kata ‘demi’ dalam masalah ini. Kepentingan nasional yang utama,” ujar Sri Edi yang turut menjadi deklarator AEPI.
Ia memandang pemerintah perlu renegoisasi jika dirasa perdagangan itu nantinya akan merugikan Indonesia. Dengan lebih tegas ia mengatakan, kalau perlu pemerintah menolak ini jika rakyat dirugikan.
Edi Swasono mencontohkan kasus tentang Jepang yang menolak impor beras ke negara mereka. Ia berpendapat, sikap seperti itu jugalah yang harus dimiliki oleh pemerintah Indonesia. “Saya ingin mereka berbuat sesuatu,” tutur Edi Swasono.