TEMPO Interaktif, Jakarta:Aksi ambil untung dengan pola trading pada perdagangan Rabu (30/1) terhadap saham yang berpengaruh besar, membuat indeks tertekan tipis 2,416 poin ke level 444,424. Penurunan juga terjadi pada indeks saham terkuat, LQ 45, sebesar 0,620 ke level 94, 965 dan indeks syariah terkoreksi 0,016 poin ke level 69,125. Menurut analis Niaga Securitas, David Ferdinandus, melemahnya indeks ini karena tidak ada momen di luar yang memberi sentimen positif di pasar. “Mereka melepas saham untuk merealisasikan keuntungan,” ujar David. Selain itu , ujar dia, juga dipicu dengan kondisi pasar regional yang turun sebesar dua persen dan pasar tidak melihat lagi adanya rumor yang positif, sehingga para pemain saham melihat kondisi pasar regional. “Market sudah terkendali, sehingga mereka mengacu pada kejadian di pasar regional,”jelasnya. Aksi profit taking terjadi pada saham-saham berpengaruh besar, seperti Telkom (TLKM), Indosat (ISAT) dan, Gudang Garam (GGRM). Sementara saham lapis kedua seperti Bank BCA (BBCA) dan Timah (TINS) mengalami kenaikan harga. Perdagangan di lantai bursa kali ini terjadi 10.611 kali transaksi, dengan total volume 574.316 lot saham berpindah tangan, senilai Rp 277,27 miliar. Sementara itu sebanyak 53 saham mengalami kenaikan harga, 56 saham mengalami penurunan harga, dan selebihnya 278 saham pada posisi stagnan. Sementara saham seperti Gudang Garam (GGRM) turun Rp 300 menjadi Rp 11.300. HM Sampoerna (HMSP) turun Rp 100 menjadi Rp 4.200. Unilever (UNVR) naik Rp 550 menjadi Rp 19.900. Indosat (ISAT) naik Rp 100 menjadi Rp 2.500. Astra Internasional (ASII) turun Rp 25 menjadi Rp 2.525. Bank BCA (BBCA) naik Rp 25 menjadi Rp 1.900.sementara itu Semen Gresik (SMGR) stagnan di Rp 6.350. (Andi Dewanto-Tempo News Room)
Berita terkait
Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif
1 menit lalu
Riset: Sektor Pariwisata Global Berkembang Pesat Meski Nilai Tukar Uang Fluktuatif
Mastercard Economics Institute mendalami sejumlah industri pariwisata di 74 negara.