Impor Agustus Cetak Surplus

Reporter

Editor

Kamis, 1 Oktober 2009 19:02 WIB

TEMPO Interaktif, Jakarta - Badan Pusat Statistik melaporkan nilai Impor pada Agustus 2009 mencapai US$ 9,3 miliar atau meningkat 7,07 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang hanya US$ 8,7 miliar. Meski demikian secara keseluruhan nilai impor mulai awal tahun ini baru US$ 59,36 miliar atau minus 34,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu tatkala impor mencapai US$ 90,34 miliar.

Kepala Badan Pusat Statistik, Rusman Heriawan, memaparkan impor nonmigas selama Agustus mencapai US$ 7,82 miliar atau naik 14,2 persen dibandingkan impor Juli yang US$ 6,84 miliar. Impor minyak dan gas bumi tercatat US$ 1,47 miliar atau turun 19,5 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar US$ 1,83 miliar.

“Jika dihitung dengan ekspor Agustus yang mencapai US$ 10,55 miliar, maka surplus neraca perdagangan Agustus 2009 sebesar US$ 1,25 miliar,” kata Rusman di Jakarta, Kamis (1/10). Adapun jika dibandingkan nilai ekspor kumulatif Januari hingga Agustus yang mencapai US$ 70,3 miliar, maka surplus neraca perdagangan mencapai US$ 10,94 miliar.

Naiknya nilai impor bulan lalu disumbangkan peningkatan impor barang modal yang mencapai US$ 2,54 miliar atau naik 41,85 persen dibandingkan Juli yang US$ 1,79 miliar. Golongan barang konsumsi justru turun 15,09 persen menjadi US$ 626,6 juta dari sebelumnya mencapai US$ 738 juta. Adapun golongan bahan baku dan penolong juga turun 0,41 persen menjadi US$ 6,12 miliar.

Adapun secara kumulatif delapan bulan terakhir, seluruh golongan itu masih mengalami penurunan jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Impor barang konsumsi sejak Januari-Agustus 2009 mencapai US$ 4,25 miliar atau turun 29,03 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar US$ 5,99 miliar. Adapun bahan baku dan barang modal masing-masing minus 40,9 persen dan minus 1,77 persen.

Menurut Rusman, turunnya impor golongan bahan baku dan penolong berpotensi mempengaruhi negatif pertumbuhan industri. “Kami khawatir tiga bulan mendatang, industri yang berbasis komponen impor belum mempunyai sinyal yang baik untuk menggerakkan produksinya karena turunnya bahan baku,” ujarnya.

AGOENG WIJAYA

Berita terkait

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

6 menit lalu

Impor Turun, Mendag Zulkifli Hasan: Produksi Menurun

Menteri Perdagangan Indonesia, Zulkifli Hasan mengatakan ada penurunan impor non-migas pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

15 jam lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

17 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

1 hari lalu

Publik Ramai Kritik Bea Cukai, Ekonom: Itu untuk Kebaikan

Bea Cukai sedang kebanjiran kritik dari publik. Ekonom menilai kritik itu baik untuk perbaikan di tubuh Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

1 hari lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

1 hari lalu

Profil dan Kekayaan Pejabat Bea Cukai yang Sedang Disorot Imbas Penindakan Barang Impor

Askolani dilantik menjadi Dirjen Bea Cukai oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati pada Maret 2021.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Perkara Bea Cukai ke Jokowi di Istana, Janji Lakukan Perbaikan

Sri Mulyani juga menyampaikan tantangan Bea Cukai di era pesatnya perkembangan teknologi.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

1 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

2 hari lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

2 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya