Daya Beli Kelas Menengah Menurun, Ini Cara Sisihkan Dana untuk Asuransi Kesehatan dengan Gaji UMR

Jumat, 25 Oktober 2024 15:40 WIB

Ilustrasi asuransi. Pixabay

TEMPO.CO, Jakarta - Masyarakat kelas menengah Indonesia kian memangkas pengeluaran untuk asuransi seiring dengan menurunnya daya beli, menurut survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025.

Edy Tuhirman, Wakil Ketua Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), membeberkan bagaimana cara agar masyarakat dengan gaji sesuai upah minimum regional atau UMR (sekarang upah minimum provinsi atau UMP) tetap bisa menyisihkan uang untuk asuransi kesehatan.

Edy mengatakan penyisihan upah untuk asuransi kesehatan memang tergantung dari kemampuan masing-masing individu. “Kalau gaji UMR, yang paling utama adalah (sisihkan uang) untuk hidup dulu,” kata dia di acara Indonesia Industry Outlook (IIO) 2025 Conference yang berlangsung secara daring pada Jumat, 25 Oktober 2024.

Meski demikian, ia berkata, tiap individu bisa memutuskan untuk hidup hemat. Harapannya, paling sedikit 10 persen dari dana masing-masing orang bisa disisihkan untuk kebutuhan jangka panjang. “Asuransi adalah bagian dari jangka panjang itu,” tuturnya.

Hasil survei Inventure 2024 tentang Indonesia Market Outlook 2025 menunjukkan adanya 49 persen kelas menengah yang mengalami penurunan daya beli, sedangkan 51 persen mengatakan tidak merasa menurun daya belinya.

Di tengah daya beli menurun, survei itu menemukan kelas menengah mulai mengurangi pengeluarannnya, termasuk untuk kategori asuransi.

Produk asuransi yang paling besar dipangkas dan prioritas dipangkas adalah asuransi gawai dan asuransi perjalanan. Sementara, produk asuransi paling kecil dipangkas dan proritas tidak dipangkas adalah asuransi pendidikan.

Untuk asuransi kesehatan, 43 persen kelas menengah merasa cukup menggunakan asuransi kesehatan BPJS, tanpa asuransi kesehatan swasta. Sementara 11 persen memangkas pengeluaran asuransi di luar BPJS dan 10 persen menghentikan pengeluaran asuransi di luar BPJS.

Dalam hitung-hitungan kasar, Edy mencontohkan, jika seseorang menerima gaji Rp 5 juta per bulan, ia bisa membeli premi asuransi 10 persen dan membayar Rp 500 ribu per bulan. “Amit-amit kalau terjadi apa-apa, keluarga bisa terima Rp 50 juta,” ucapnya.

Ahli asuransi dan perbankan itu lantas mengimbau agar masyarakat memangkas pengeluaran untuk kebutuhan non-primer demi diri sendiri dan keluarga.

“Mungkin kita harus berpikir, rokoknya dikurangin kali, kopinya dikurangin kali, mending kurangin hal-hal yang seperti itu, ke yang lebih penting,” ujarnya. “Karena cinta kita ke diri sendiri dan keluarga kita, mungkin kita harus berkorban.”

Pilihan Editor: Cerita Devina Hermawan Bangun Bisnis Kuliner di Bandung: Berdayakan Komunitas hingga Ciptakan Lapangan Kerja

Berita terkait

Kelas Menengah Merasa Tertekan oleh Kebijakan Pemerintah, dari Kenaikan PPN hingga Omnibus Law

1 jam lalu

Kelas Menengah Merasa Tertekan oleh Kebijakan Pemerintah, dari Kenaikan PPN hingga Omnibus Law

Data BPS menunjukkan adanya penurunan jumlah kelas menengah pada 2019 - 2024. Daya beli kelas menengah pun kian menurun. Apa saja kebijakan pemerintah yang menekan kelas menengah?

Baca Selengkapnya

Dirut BPJS Kesehatan Imbau Kelas Menengah Investasi Asuransi Kesehatan

3 jam lalu

Dirut BPJS Kesehatan Imbau Kelas Menengah Investasi Asuransi Kesehatan

Survei Inventure 2024 menemukan kelas menengah mulai mengurangi pengeluaran dalam kategori asuransi di tengah menurunnya daya beli.

Baca Selengkapnya

Mengapa Dua dari Tiga Gen Z Tidak Yakin Mampu untuk Membeli Rumah?

5 jam lalu

Mengapa Dua dari Tiga Gen Z Tidak Yakin Mampu untuk Membeli Rumah?

Dua dari tiga Gen Z yang berasal dari kelas menengah tidak yakin bisa membeli rumah pertama mereka.

Baca Selengkapnya

Sritex Dinyatakan Pailit, Kemenaker Minta untuk Tidak Buru-Buru PHK Buruh

8 jam lalu

Sritex Dinyatakan Pailit, Kemenaker Minta untuk Tidak Buru-Buru PHK Buruh

Kemnaker meminta PT Sritex untuk tetap membayarkan hak-hak para buruhnya, terutama gaji dan upah.

Baca Selengkapnya

Prabowo Berambisi Genjot Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen, Said Iqbal: Mustahil

12 jam lalu

Prabowo Berambisi Genjot Pertumbuhan Ekonomi Tembus 8 Persen, Said Iqbal: Mustahil

Presiden Prabowo berambisi menaikkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 8 persen. Kenapa hal itu dianggap mustahil dicapai?

Baca Selengkapnya

Bank BTN dan BSI Kompak Berharap Prabowo Subianto Fokus Atasi Penurunan Kelas Menengah

1 hari lalu

Bank BTN dan BSI Kompak Berharap Prabowo Subianto Fokus Atasi Penurunan Kelas Menengah

BTN dan BSI kompak sampaikan aspirasi agar Prabowo Subianto segera mengentaskan persoalan penurunan kelas menengah.

Baca Selengkapnya

1.270 Personel Gabungan Amankan Demonstrasi Buruh di Kawasan Monas

1 hari lalu

1.270 Personel Gabungan Amankan Demonstrasi Buruh di Kawasan Monas

Buruh menuntut kenaikan upah minimum sebesar 8 hingga 10 persen pada tahun depan. Mereka juga mendesak pencabutan UU Cipta Kerja.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Gaji dan Fasilitas Ajudan Prabowo, Alasan Gen Z Rentan Terjerat Pinjol

1 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Gaji dan Fasilitas Ajudan Prabowo, Alasan Gen Z Rentan Terjerat Pinjol

Segini nilai perkiraan gaji dan tunjangan yang diterima ajudan Presiden Prabowo Subianto.

Baca Selengkapnya

Segini Gaji 4 Ajudan Baru Prabowo, Kandidat Pengganti Mayor Teddy

2 hari lalu

Segini Gaji 4 Ajudan Baru Prabowo, Kandidat Pengganti Mayor Teddy

Prabowo akan memiliki empat ajudan baru pengganti Mayor Teddy dari Polri dan TNI. Berapa gaji yang diterima?

Baca Selengkapnya

Gaji Setara Menteri, KPK Sebut Utusan Khusus Presiden Termasuk Raffi Ahmad Patut Lapor LHKPN

2 hari lalu

Gaji Setara Menteri, KPK Sebut Utusan Khusus Presiden Termasuk Raffi Ahmad Patut Lapor LHKPN

Juru bicara KPK Budi Prasetyo menyoroti wewenang yang diberikan kepada para utusan khusus.

Baca Selengkapnya