Bank Indonesia Proyeksikan Rupiah 15.300 per Dolar AS pada 2025, Ini 4 Faktor Penentunya

Selasa, 27 Agustus 2024 19:46 WIB

Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo bersama jajaran Deputi Bank Indonesia saat mengumumkan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulan Agustus 2024 di Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2024. Bank Indonesia (BI) memutuskan untuk mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) periode 20-21 Agustus 2024. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) memproyeksikan nilai tukar rupiah pada 2025 akan berada di kisaran rata-rata Rp15.300 hingga Rp15.700 per dolar AS. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan ada empat faktor utama yang menjadi dasar prediksi tersebut.

"Faktor pertama adalah penurunan Fed Fund Rate di Amerika Serikat. Kami perkirakan suku bunga acuan tersebut akan turun dari 5,5 persen menjadi 5 persen pada tahun ini, dan akan terus menurun hingga 4,25 persen di akhir 2025," ujar Perry dalam rapat kerja Badan Anggaran DPR RI dengan BI, Menteri Keuangan, dan Menteri Bappenas di Kompleks Parlemen, Jakarta Pusat, Selasa, 27 Agustus 2024.

Perry mengklaim penurunan suku bunga ini akan meningkatkan arus masuk modal ke pasar negara berkembang, termasuk Indonesia sehingga mendukung stabilitas dan penguatan rupiah.

Faktor kedua, menurut Perry, adalah fundamental ekonomi Indonesia yang tetap kuat. BI dan pemerintah kompak memandang pertumbuhan ekonomi Indonesia masih tinggi disertai inflasi yang rendah. "(Ini) memberikan persepsi positif bagi investor, baik untuk investasi portofolio maupun investasi langsung di Indonesia,” klaimnya.

Faktor ketiga yang mempengaruhi proyeksi nilai tukar rupiah adalah imbal hasil Surat Perbendaharaan Negara (SPN). Perry memperkirakan imbal hasil SPN Indonesia akan tetap menarik bagi investor pada l 2025. Ini didukung proyeksi penurunan imbal hasil surat utang Pemerintah AS atau US Treasury 10 tahun dari 3,9 persen menjadi 3,6 persen. "Tinggal SPN-nya (bagaimana), kemudian spread-nya berapa, apakah pakai India atau apa, sehingga itu bisa kita lihat berapa kurang lebih SPN yield yang 10 tahun seperti apa," katanya.

Advertising
Advertising

Faktor keempat adalah komitmen BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar. Perry menegaskan lembaganya akan terus mengupayakan kebijakan yang dapat memperkuat nilai tukar rupiah dan memastikan stabilitas ekonomi secara keseluruhan. "Faktor yang keempat ini adalah Fed Fund Rate (suku bunga dana federal) akan menurun. Fundamental ekonomi kita juga cukup baik," kata Perry.

Bank Indonesia optimistis nilai tukar rupiah dapat stabil di kisaran Rp15.300 hingga Rp15.700 per dolar AS sepanjang tahun 2025. Namun, Perry mengingatkan meskipun prospek ekonomi cukup kuat, volatilitas pasar tetap perlu diwaspadai karena perkembangan geopolitik global yang sewaktu-waktu bergejolak. "Geopolitik itu memang sulit sekali untuk memprediksi ketegangan politiknya," kata dia.

Sementara itu, dalam RAPBN 2025 pemerintah mengasumsikan nilai tukar rupiah terhadap dolar pada tahun depan berada di level Rp 16.100. Sejumlah fraksi partai di DPR sempat mempertanyakan alasan pemerintah mematok nilai tukar rupiah Rp 16.000 per dolar AS dan suku bunga surat berharga 10 tahun sebesar 7,1 persen.

Menurut Sri Mulyani, asumsi kurs rupiah ini dipatok karena kondisi global dan domestik terjadi ketidakpastian. Dia menceritakan berbagai kejadian dalam enam bulan terakhir telah memberikan pembelajaran yang sungguh luar biasa. "Tiga bulan lalu melihat rupiah dengan mata uang di seluruh dunia mengalami tekanan depresiasi yang sangat berat, dua minggu terakhir kami melihat rupiah mengalami apresiasi cukup kuat," katanya dalam Rapat Paripurna dengan DPR RI mengenai tanggapan pemerintah atas pandangan fraksi-fraksi DPR soal RAPBN 2025 di Kompleks Parlemen, Selasa, 27 Agustus 2024.

Selain itu, faktor eksternal yang mempengaruhi rupiah juga datang dari negara maju yang berimbas ke nilai tukar dan perekonomian secara global.
Meski demikian, Sri Mulyani menilai perekonomian di Indonesia masih cukup solid dan berhasil menopang nilai tukar rupiah. Hal ini terlihat dari kinerja outlook neraca pembayaran yang baik.

"Tergantung pada produktivitas dan competitiveness dari perekonomian. Di sisi lain landasan ekonomi makro terutama dari sisi fiskal memberikan kredibilitas yang mampu menarik arus modal kembali pada saat terjadi ketidakpastian," katanya.

Pilihan Editor: Diduga Fasilitasi Kaesang Jet Pribadi, Kekayaan Gang Ye Mencapai Rp 49,6 Triliun

Berita terkait

BI Diminta Pertahankan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen pada Rapat Dewan Gubernur Hari Ini, Kenapa?

1 jam lalu

BI Diminta Pertahankan Suku Bunga Acuan di 6,25 Persen pada Rapat Dewan Gubernur Hari Ini, Kenapa?

Menurut analisis LPEM FEB UI, BI perlu mempertahankan suku bunga acuan di angka 6,25 persen pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) kali ini.

Baca Selengkapnya

Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

2 hari lalu

Waspada Krisis Ekonomi, Indef Minta Bank Sentral Intervensi

Institute for Development of Economics and Finance (Indef) mengatakan Indonesia kini menghadapi sinyal krisis ekonomi. Perlu intervensi Bank Indonesia

Baca Selengkapnya

Deputi Gubernur BI Aida Suwandi Dilantik Jadi Anggota Dewan Komisioner LPS, Ini Profilnya

2 hari lalu

Deputi Gubernur BI Aida Suwandi Dilantik Jadi Anggota Dewan Komisioner LPS, Ini Profilnya

Deputi Gubernur BI Aida Suwandi Budiman dilantik menjadi anggota Dewan Komisioner LPS oleh Jokowi. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

4 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat Sore Ini, Analis Prediksi Lanjut Hingga Pekan Depan

Ibrahim memprediksi rupiah masih akan tetap menguat pada Selasa pekan depan, 17 September 2024.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

6 hari lalu

Rupiah Menguat di Akhir Perdagangan Hari Ini, Diprediksi Kembali Menguat Besok

Nilai Rupiah mengalami penguatan terhadap Dolar AS pada akhir perdagangan Rabu, 11 September 2024. Hal ini disebabkan melemahnya indeks Dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

7 hari lalu

Rupiah Melemah Sepekan Terakhir, Hipmi: Karena Ketidakpastian Global

Hipm menyebutkan lemahnya nilai tukar rupiah selama sepekan terakhir disebabkan sejumlah faktor. Salah satunya ketidakpastian global.

Baca Selengkapnya

Jokowi Lantik Aida Suwandi sebagai Komisioner LPS

7 hari lalu

Jokowi Lantik Aida Suwandi sebagai Komisioner LPS

Presiden Jokowi melantik Aida Suwandi sebagai sebagai anggota Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Baca Selengkapnya

Bank Indonesia Sebut Kinerja Penjualan Eceran di Agustus 2024 Meningkat, Ini Rinciannya

7 hari lalu

Bank Indonesia Sebut Kinerja Penjualan Eceran di Agustus 2024 Meningkat, Ini Rinciannya

Bank Indonesia menyebut kinerja penjualan pada Agustus 2024 meningkat. IPR kinerja penjualan eceran mencapai 215,9 atau tumbuh 5,8 persen yoy.

Baca Selengkapnya

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

8 hari lalu

Data Tingkat Pengangguran AS Turun, Rupiah Hari Ini Diprediksi Bakal Melemah

Data tingkat pengangguran AS pada Agustus lebih rendah dibanding sebelumnya, hal ini mendorong penguatan indeks dolar AS dan membuat kurs rupiah melemah

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

8 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Bank Indonesia menyebutkan indeks keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat pada Agustus dibanding bulan sebelumnya.

Baca Selengkapnya