Roti Okko Sempat Tutup Pabrik, Bagaimana dengan Aoka?

Kamis, 25 Juli 2024 20:39 WIB

Roti Okko dan Aoka (rotiokko.com/ ptindonesiabakeryfamily.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Beberapa hari terakhir, masyarakat Indonesia dihebohkan dengan kabar mengenai roti Okko dan roti Aoka yang diduga mengandung bahan pengawet berbahaya, sodium dehydroacetate atau natrium dehidroasetat.

Terbaru, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) mengumumkan menemukan kandungan senyawa berbahaya itu di roti Okko yang diproduksi oleh PT Abadi Rasa Food. Sementara roti Aoka lolos uji laboratorium atau tidak menunjukkan adanya kandungan natrium dehidroasetat dalam produknya.

Sejak kabar penggunaan natrium dehidroasetat itu beredar, produsen roti Okko, PT Abadi Rasa Food memutuskan untuk menutup sementara pabrik mereka yang berada di Bandung, Jawa Barat. Hal tersebut dilakukan sembari mereka memeriksa dugaan kandungan senyawa tersebut, seperti yang ditemukan dalam uji laboratorium dari PT SGS Indonesia.

Berdasarkan laporan Majalah Tempo, pengelola Pabrik PT Abadi Rasa Food, Jimmy mengatakan sementara waktu karyawannya dipulangkan ke rumah masing-masing sembari menunggu hasil pengujian dari BPOM.

“Pekerja sudah tidak sabar mau kerja lagi. Saya bilang sabar saja, jangan menambah masalah, tunggu saja hasil dari pemerintah, pasti ada jalan terbaik,” ucap Jimmy, Selasa, 16 Juli 2024. Selain pabrik, kantor distributor pusat roti Okko yang terletak di kawasan tersebut juga tutup.

Advertising
Advertising

Kondisi ini berbeda dengan produsen roti Aoka, PT Indonesia Bakery Family, yang juga ditimpa tuduhan serupa. Head Legal Indonesia Bakery Family, Kemas Ahmad Yani mengatakan pabriknya tidak tutup atau menghentikan produksi untuk sementara waktu.

“Tidak ada (penghentian produksi). Intinya harus uji lab dulu. Sekarang mau tidak mau BPOM harus meng-clear-kan masalah ini,” kata Kemas, Rabu, 17 Juli 2024.

Masih dalam laporan Majalah Tempo, disebutkan bahwa riuh rendah pabrik roti Aoka masih terjadi saat Tempo berkunjung pada 17 Juli 2024. Bahkan, aroma wangi dari roti yang dipanggang menyeruak di sekitar pabrik tersebut.

Truk-truk besar yang sarat muatan juga keluar-masuk gerbang pabrik. Sejumlah pedagang di sekitar pabrik juga mengatakan keramaian masih terlihat ketika karyawan masuk dan pulang kerja.

Selain itu, kemas juga menegaskan bahwa produk perusahaannya telah mendapat izin edar dari BPOM. Sementara untuk membantah dugaan adanya bahan berbahaya, Indonesia Bakery Family telah mengutus tim ke Singapura dan Cina untuk melakukan uji laboratorium sebagai pembanding atas uji laboratorium roti Aoka di Indonesia.

“Melihat kondisi ini, kami menduga ada unsur persaingan bisnis yang tidak sehat,” ucap Kemas.

Sebelumnya, sejumlah pengusaha di Kalimantan yang tergabung dalam Paguyuban Roti dan Mie Ayam Borneo atau Parimbo, melakukan uji laboratorium terhadap beberapa merek roti untuk mengetahui bahan pengawet yang terkandung didalamnya.

Pengujian itu dilakukan setelah mereka menaruh curiga terhadap produk roti yang memiliki daya edar tinggi, hingga tiga bulan. Ketua Parimbo Aftahuddin pun mengirim sampel roti Okko dan roti Aoka ke laboratorium milik SGS Indonesia, bagian dari SGS Group. Ini adalah perusahaan multinasional yang menyediakan jasa laboratorium verifikasi, pengujian, inspeksi, dan sertifikasi.

Dari hasil pengujian itu, diketahui bahwa sampel roti Aoka mengandung sodium dehydroacetate dalam bentuk asam dehidroasetat. Senyawa itu disebutkan terkandung dalam roti Aoka sebanyak 235 miligram per kilogram. Demikian pula sampel roti Okko yang mengandung zat serupa sebanyak 345 miligram per kilogram.

Kendati demikian, dalam pengujian BPOM terbaru ditemukan hasil yang berbeda. Roti Aoka dinyatakan bebas dari kandungan senyawa sodium dehydroacetate. Sedangkan roti Okko terdeteksi positif mengandung senyawa yang kerap ada dalam produk kosmetik tersebut.

Akibatnya, BPOM pun mendesak produsen roti Okko untuk menarik produk dari pasaran, memusnahkan, dan melaporkan hasilnya kepada BPOM. BPOM juga memastikan proses penarikan dan pemusnahan produk Okko akan dikawal dan diawasi melalui unit pelaksana teknis (UPT) di daerah.

RADEN PUTRI | TIM TEMPO

Pilihan Editor: Cabut Izin Edar Roti Okko, BPOM Beri Tenggat 30 Hari untuk Penarikan dari Pasaran

Berita terkait

Jika Kartu ATM Tak Bisa Digunakan Karena Kedaluwarsa, Apa yang Harus Dilakukan?

1 hari lalu

Jika Kartu ATM Tak Bisa Digunakan Karena Kedaluwarsa, Apa yang Harus Dilakukan?

Berikut mengapa kartu ATM kadaluarsa dan langkah-langkah mengganti kartu ATM yang kadaluarsa di bank

Baca Selengkapnya

Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

2 hari lalu

Pemerintah Batal Bahas RUU Pengawasan Obat dan Makanan

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah dan DPR tidak akan melanjutkan pembahasan RUU Pengawasan Obat dan Makanan.

Baca Selengkapnya

BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

6 hari lalu

BPOM Setujui Impor Vaksin Mpox, Sudah Tersedia 2 Ribu Dosis Lebih

Kepala BPOM Taruna Ikrar mengatakan pemerintah tak hanya mengimpor vaksin itu.

Baca Selengkapnya

Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

7 hari lalu

Penggunaan Darurat Tiga Vaksin Mpox Telah Disetujui WHO, Seberapa Manjur Melawan Virus Mpox?

Kementerian Kesehatan menyebut WHO telah menyetujui penggunaan darurat vaksin Mpox. Sejumlah studi terbaru juga telah menguji efikasinya.

Baca Selengkapnya

Bahaya BPA: Industri Wajib Patuhi Peraturan BPOM soal Label

9 hari lalu

Bahaya BPA: Industri Wajib Patuhi Peraturan BPOM soal Label

Pemerintah menaruh perhatian serius pada perlindungan konsumen.

Baca Selengkapnya

Richard Lee Kecam Laporan yang Menuding Skincare Kliniknya Berbahaya

16 hari lalu

Richard Lee Kecam Laporan yang Menuding Skincare Kliniknya Berbahaya

Dokter Richard Lee membantah tuduhan produk skincare kliniknya mengandung bahan berbahaya dan disita BPOM.

Baca Selengkapnya

Vonis Produsen Obat Sirop Beracun Terlalu Ringan, BPOM: Kami Tidak Bisa Apa-apa

22 hari lalu

Vonis Produsen Obat Sirop Beracun Terlalu Ringan, BPOM: Kami Tidak Bisa Apa-apa

Kepala BPOM Taruna Ikrar berpendapat bahwa vonis terhadap produsen obat sirop beracun terlalu ringan. Tapi pihaknya tidak bisa berbuat apa-apa.

Baca Selengkapnya

Polisi Geledah Rumah Mantan Pegawai BPOM, Dugaan Soal Kasus Pemerasan

22 hari lalu

Polisi Geledah Rumah Mantan Pegawai BPOM, Dugaan Soal Kasus Pemerasan

Direktorat Tindak Pidana Korupsi Bareskrim Polri menggeledah rumah mantan pegawai BPOM. Kasus dugaan pemerasan.

Baca Selengkapnya

Tips Menyimpan Makanan dan Menjaganya agar Aman dari BPOM

22 hari lalu

Tips Menyimpan Makanan dan Menjaganya agar Aman dari BPOM

Berikut tips menyimpan makanan dan kunci menjaganya tetap aman dikonsumsi keluarga yang dibagikan pihak BPOM.

Baca Selengkapnya

BPOM Sebut 7.600 Dosis Vaksin Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia

22 hari lalu

BPOM Sebut 7.600 Dosis Vaksin Cacar Monyet Sudah Masuk Indonesia

BPOM menyatakan pemerintah sudah mendatangkan 7.600 dosis vaksin cacar monyet. Vaksin tersebut dikirim dalam tiga tahap.

Baca Selengkapnya