Menurut Badan Informasi Energi Amerika Serikat, Rabu (15/7) waktu setempat, stok di negara pengkonsumsi minyak terbesar dunia itu anjlok 2,8 juta barel, lebih banyak dari yang diprediksi, menjadi 344,5 juta barel.
"Angka 2,8 juta barel lebih besar dari yang diperkirakan yang menarik perhatian sejauh ini dalam memaksa nilai menuju harga baru," kata Jim Ritterbusch, Direktur Ritterbusch & Associates di Galena, Illinois.
Dukungan juga datang saat data-data perekonomian tergambar positif yang mengimbau investor mengucurkan dolar AS-nya ke dalam bursa dan komoditas. Indeks Reuters-Jefferies CRB naik lebih banyak satu persen di awal kegiatan pasar.
Dolar Amerika jatuh ke titik terendahnya dalam sebulan terhadap enam mata uang utama dunia saat euro naik satu persen terhadap dolar.
REUTERS | BOBBY CHANDRA