Kenaikan BI Rate Bulan Lalu Dinilai Menahan Pelemahan Rupiah

Reporter

Annisa Febiola

Editor

Agung Sedayu

Jumat, 24 Mei 2024 07:08 WIB

Karyawan tengah menghitung uang pecahan 100 ribu rupiah di penukaran valuta asing di Jakarta, Rabu, 28 Februari 2024. Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat ditutup melemah ke level Rp15.692 pada perdagangan hari ini. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat Perbankan dan Praktisi Sistem Pembayaran Arianto Muditomo menilai langkah Bank Indonesia (BI) mempertahankan suku bunga acuan atau BI rate sebesar 6,25 persen adalah salah satu upaya menarik dana asing tetap bertahan di Indonesia. Termasuk berharap agar semakin banyak dana segar asing baru yang masuk ke RI.

Menurut dia, langkah BI menaikkan suku bunga 25 basis poin pada 24 April 2024 lalu dapat menahan pelemahan rupiah. Sebagaimana tujuan BI menaikkannya, yakni menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dari memburuknya risiko global. Selain itu, juga untuk memastikan inflasi tetap dalam sasaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024 hingga 2025.

"Sejauh ini, kebijakan suku bunga tinggi ini terbukti mampu menahan pelemahan rupiah," katanya saat dihubungi Tempo pada Kamis, 23 Mei 2024.

Pada hari yang sama saat BI memutuskan kenaikan BI rate, nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp 16.155 per dolar AS. Sementara pada perdagangan hari sebelumnya, kurs rupiah ditutup pada level Rp 16.220 per dolar AS.

Setelah hampir satu bulan kenaikan BI rate tepatnya pada Rabu kemarin, 22 Mei 2024 nilai tukar rupiah tercatat pada level Rp 15.995 per US$. Pada hari sebelumnya, kurs rupiah ditutup pada level Rp 15.999 per US$.

Advertising
Advertising

Ke depan, Arianto berpendapat bahwa BI harus melihat tingkat suku bunga acuan di negara lain. Pasalnya, perlu mempertahankan aliran modal asing masuk ke Indonesia supaya tidak membuat rupiah makin lemah.

"BI perlu mencermati tingkat suku bunga negara lain, setidaknya utk menjaga daya tarik dana asing utk tetap ditempatkan pada instrumen investasi di Indonesia. Capital outflow yang besar akan melemahkan rupiah," tutur Arianto.

Dia juga menyoroti insiden kecelakaan helikopter yang menewaskan Presiden Iran Ebrahim Raisi pada Ahad lalu. Atas kejadian ini, kata Arianto ada kekhawatiran bahwa suhu politik global bisa naik. Pada akhirnya, berimbas pada aktivitas perekonomian global.

"Perdagangan Internasional akan terpengaruh dan secara tidak langsung mempengaruhi pola suplai dan demand barang dan jasa global," kata dia.

Untuk proyeksi pekan depan setelah libur panjang akhir pekan atau long weekend, Arianto menyebut nilai tukar rupiah tak banyak terpengaruh oleh faktor ini. "Kondisi geopolitik global lah yang justru akan mempengaruhi nilai tukar rupiah."

Pilihan Editor: Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Berita terkait

Gelombang PHK Industri Tekstil, BI: Permintaan Turun, Bahan Baku Sulit, Marak Impor Ilegal..

11 jam lalu

Gelombang PHK Industri Tekstil, BI: Permintaan Turun, Bahan Baku Sulit, Marak Impor Ilegal..

Deputi Kepala Perwakilan BI Jateng menyatakan PHK di industri tekstil karena pabrik kesulitan memperoleh bahan baku dan penurunan permintaan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Sore Ini Ditutup Menguat, Analis Prediksi Besok Kembali Naik di Rentang 16.320 - Rp 16.400

23 jam lalu

Rupiah Sore Ini Ditutup Menguat, Analis Prediksi Besok Kembali Naik di Rentang 16.320 - Rp 16.400

Direktur Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pada perdagangan sore ini, Selasa, 25 Juni 2024, mata uang rupiah ditutup menguat 19 poin di level Rp 16.375 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Kurs Rupiah Melemah, Apindo: Indonesia yang Terparah Dibanding 5 Negara ASEAN

1 hari lalu

Kurs Rupiah Melemah, Apindo: Indonesia yang Terparah Dibanding 5 Negara ASEAN

Apindo mencatat deprisiasi nilai tukar rupiah adalah yang terparah di 5 negara ASEAN. Apa saja dampaknya bagi industri?

Baca Selengkapnya

Cerita Penangkapan Tersangka Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar yang Kabur ke Atap Rumah Warga Srengseng

1 hari lalu

Cerita Penangkapan Tersangka Kasus Uang Palsu Rp 22 Miliar yang Kabur ke Atap Rumah Warga Srengseng

Dua tersangka kasus uang palsu itu yang bikin rusak genting rumah warga Srengseh Sawah itu akhirnya menyerah ketika polisi lepas tembakan.

Baca Selengkapnya

Analis: IHSG Hari Ini Diprediksi Melemah di Rentang 6.810 - 6.930

1 hari lalu

Analis: IHSG Hari Ini Diprediksi Melemah di Rentang 6.810 - 6.930

IHSG dibuka melemah 14,29 poin atau 0,21 persen ke posisi 6.874,87.

Baca Selengkapnya

Pengamat: Pelemahan Rupiah Bisa Gerus Penerimaan Negara di Sektor Ekspor

1 hari lalu

Pengamat: Pelemahan Rupiah Bisa Gerus Penerimaan Negara di Sektor Ekspor

Ketidakpastian ekonomi global, termasuk kenaikan suku bunga di Amerika Serikat, turut mempengaruhi pelemahan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Pergerakan Rupiah di Awal Pekan: Ditutup di Level Rp 16.394 per Dolar AS

1 hari lalu

Pergerakan Rupiah di Awal Pekan: Ditutup di Level Rp 16.394 per Dolar AS

Rupiah melemah akhir pekan lalu adalah yang terburuk karena nyaris berada di Rp 16.500 per dolar AS. Di perdagangan awal pekan menguat tipis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.394 per Dolar AS, Pasar Berharap Komitmen Prabowo

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.394 per Dolar AS, Pasar Berharap Komitmen Prabowo

Mata uang rupiah menguat tipis dalam penutupan perdagangan hari ini Senin, 24 Juni 2024. Berharap komitmen Prabowo jaga defisit fiskal.

Baca Selengkapnya

Rupiah Melemah, Aprisindo: Industri Berorientasi ekspor Diuntungkan

2 hari lalu

Rupiah Melemah, Aprisindo: Industri Berorientasi ekspor Diuntungkan

Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar bisa menguntungkan industri yang berorientasi ekspor. Menurut Asosiasi Persepatuan Indonesia (Aprisindo).

Baca Selengkapnya

Rupiah Tertekan, Sri Mulyani Beberkan Dampaknya terhadap Subsidi Listrik dan BBM

2 hari lalu

Rupiah Tertekan, Sri Mulyani Beberkan Dampaknya terhadap Subsidi Listrik dan BBM

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan melemahnya nilai tukar rupiah akan berdampak pada subsidi listrik dan BBM.

Baca Selengkapnya