Laba JPMorgan Chase Pada Triwulan pertama 2024 Rp 216,3 Triliun, Ini Profil Perusahaan yang Berdiri Sejak 1872
Reporter
Michelle Gabriela
Editor
S. Dian Andryanto
Senin, 15 April 2024 16:35 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Laba JPMorgan Chase naik hingga 6 persen dalam kurun waktu tiga bulan pertama 2024. Laba mengalami kenaikan dari 12,6 miliar dollar AS pada 2023 menjadi 13,42 miliar dollar AS atau setara Rp 216,3 triliun.
Profil JPMorgan Chase
JPMorgan Chase & Co adalah salah satu lembaga keuangan tertua, terbesar, dan paling terkemuka di dunia. Perusahaan perbankan ini berasal dari Amerika Serikat dan berkantor pusat di New York City. Dilansir dari laman resminya, perusahaan ini telah aktif beroperasi di wilayah Asia Pasifik sejak 1872.
JPMorgan Chase mendapatkan izin untuk beroperasi di Indonesia pada 1968 dan membuka kantor perwakilan pada tahun 1978. Selain di Indonesia, JP Morgan juga memiliki cabang di lebih dari 100 negara di seluruh dunia.
Sejarah JP Morgan berawal pada Manhattan Company, perusahaan yang didirikan pada tahun 1799. Tujuan awal perusahaan tersebut adalah menyediakan pasokan air bersih kepada warga Kota New York yang sedang berkembang, terutama di Lower Manhattan, wilayah paling selatan kota tersebut.
Namun, arah bisnisnya mengalami perubahan setelah munculnya ketentuan dalam piagam Manhattan Company yang memungkinkan perusahaan menggunakan kelebihan modalnya untuk bergerak dalam sektor perbankan.
Akhirnya dalam waktu lima bulan, perusahaan membuka Bank of the Manhattan Company, menjadi bank komersial kedua di Kota New York setelah Bank New York.
Salah satu pendahulu dari JPMorgan Chase & Co saat ini adalah Chase Manhattan Bank, yang muncul setelah akuisisi Chase National Bank oleh Bank of the Manhattan Company pada 1955.
Selain Chase Manhattan Bank, Drexel, Morgan & Co juga menjadi salah satu entitas yang ikut membentuk JPMorgan Chase & Co. Perusahaan perbankan pedagang atau merchant banking tersebut didirikan pada 1871 dan mengubah namanya menjadi JPMorgan & Co pada 1895.
Pada 1996, Chase Manhattan Bank, JP Morgan & Co, Bank One, dan beberapa bank besar Amerika Serikat bergabung melalui proses merger untuk membentuk JPMorgan Chase & Co yang dikenal sekarang.
Dalam situs webnya, JP Morgan menuliskan bahwa perusahaan ini dibangun di atas fondasi dari lebih dari 1.200 institusi pendahulu yang telah bersatu selama bertahun-tahun untuk membentuk perusahaan saat ini,
Saat ini, lembaga keuangan raksasa global ini telah beroperasi di lebih dari 100 negara dan memiliki lebih dari 240 ribu karyawan yang bekerja di seluruh dunia. Di Indonesia, jejak operasionalnya dimulai dari Chase Manhattan Bank pada 1968.
JP Morgan Peringatkan Ekonomi Amerika Akan Terpuruk
Pada Januari 2024, CEO JP Morgan, Jamie Dimon mengungkapkan bahwa ekonomi Amerika Serikat sedang menuju ke arah bencana karena utang negara yang terus meningkat.
Dimon mengatakan situasi ekonomi saat ini di Amerika Serikat sudah sangat mendesak, sehingga pemerintah perlu segera mengatasi masalah tersebut sebelum terjadi krisis ekonomi yang besar.
“Ini adalah sebuah jurang. Kami melihat jurang. Sekitar 10 tahun lagi dan kita akan melaju dengan kecepatan 60 mill per jam,” kata Dimon dalam sebuah wawancara dengan Fox News.
Per Desember 2023, untuk pertama kalinya dalam sejarah, utang Pemerintah Federal Amerika Serikat menembus USD34 triliun atau setara dengan Rp 537.710 triliun.
Menurut Peter G. Peterson Foundation, sebuah kelompok kebijakan fiskal non-partisan yang berbasis di New York, jumlah utang publik Amerika Serikat secara kasar sebanding dengan total ekonomi negara-negara seperti Cina, Jerman, Jepang, India, dan Inggris
Jumlah utang Amerika Serikat yang membengkak itu terdiri dari utang Pemerintah Federal ke sejumlah kreditor, termasuk individu seperti warga negara dan investor asing serta utang ke beberapa negara bagian.
MICHELLE GABRIELA | RIZKY DEWI AYU | JPMORGAN | FOX NEWS
Pilihan Editor: Profil JPMorgan Raksasa Keuangan Dunia yang Peringatkan Eknomoi Amerika akan Terpuruk