Kurs Rupiah Kian Jeblok ke 16.117 per USD, Bos Apindo Minta BI Segera Intervensi

Minggu, 14 April 2024 14:03 WIB

Petugas penukaran mata uang asing tengah menghitung uang pecahan 100 dolar Amerika di Jakarta, Kamis, 24 Desember 2020. Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat tipis 5 poin atau 0,03 persen ke level 14.200. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo, Shinta Kamdani, meminta pemerintah, khususnya Bank Indonesia (BI), Kementerian Keuangan dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melakukan sejumlah langkah intervensi agar mencegah kian jebloknya nilai tukar rupiah.

Menurut Shinta, intervensi harus dilakukan sesegera mungkin agar dampak pelemahan rupiah tak berlarut-larut dan akhirnya memicu kenaikan harga barang dan jasa.

Pada siang hari ini, Ahad, 14 April 2024, terpantau nilai tukar rupiah kembali melemah. Bahkan kini berada di level Rp 16.117 per dolar AS.

Dilansir dari Google Finance, sementara sebelum Lebaran IdulFitri 2024 atau Jumat 5 April 2024 nilai tukar rupiah Rp 15.840 per dolar AS.

Shinta menilai pelemahan nilai tukar rupiah ini dapat berdampak kepada kondusifitas iklim usaha atau investasi di Indonesia. “Juga bisa memicu kenaikan inflasi biaya usaha serta inflasi harga pasar yang lebih tinggi daripada sebelumnya,” kata Shinta dihubungi melalui pesan singkat pada Ahad, 14 April 2024.

Advertising
Advertising

Apindo, kata Shinta, terus memantau dengan ketat pelemahan tukar rupiah tersebut. Jika pemerintah dan berbagai pemangku kebijakan tak segera melakukan intervensi, pasar akan syok dan bisa terjadi capital flight besar-besaran dari pasar saham.

“Sehingga mengganggu keseimbangan current account dan semakin memperparah pelemahan nilai tukar,” ucap Shinta.

Sementara itu, Ketua Apindo Karanganyar, Edy Darmawan khawatir dunia industri yang pada umumnya masih belum pulih makin memperpuruk kondisi perusahaan. "Kurs yang menyentuh Rp 16.000 per dolar AS tentunya akan berpengaruh terhadap kinerja perusahaan,” kata Edy saat dihubungi.

Salah satunya, kata Edy, akan terlihat dari kinerja perusahaanya yang sangat tergantung dengan bahan baku impor, seperti sektor tekstil, produk tekstil dan plastik. “Tentunya sangat terpukul. Apalagi kemarin teman-teman pengusaha harus membayar THR di tengah ketidakpastian perdagangan global maupun regional,” katanya.

Edy mengusulkan, selain kebijakan intervensi dengan instrumen moneter, pemerintah juga merumuskan kebijakan fiskal. Kebijakan itu, menurut dia, di antaranya bisa berupa pemberian insentif ke perusahaan yang sangat terdampak oleh jebloknya kurs rupiah.

Pilihan Editor: Rupiah Melemah saat Perdagangan Domestik Libur, Ini Kata Analis

Berita terkait

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

19 jam lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

5 Hal Tentang Paytren, Bisnis Yusuf Mansur yang Sempat Hits Kini Disanksi OJK

20 jam lalu

5 Hal Tentang Paytren, Bisnis Yusuf Mansur yang Sempat Hits Kini Disanksi OJK

Pada 13 Mei 2024 PayTren milik Yusuf Mansur harus merelakan izin usahanya dicabut oleh OJK karena melanggar sejumlah aturan Pasar Modal.

Baca Selengkapnya

OJK Cabut Izin Paytren, Yusuf Mansur: Kami Semua Mulus Jaga Amanah

1 hari lalu

OJK Cabut Izin Paytren, Yusuf Mansur: Kami Semua Mulus Jaga Amanah

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK resmi mencabut izin PT Paytren Aset Manajemen atau Paytren

Baca Selengkapnya

Ini 8 Alasan OJK Mencabut Izin Usaha Paytren Milik Ustad Yusuf Mansur

1 hari lalu

Ini 8 Alasan OJK Mencabut Izin Usaha Paytren Milik Ustad Yusuf Mansur

Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencabut izin usaha PT Paytren Aset Manajemen, yang didirikan ustad terkenal Yusuf Mansur.

Baca Selengkapnya

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen Surat Berharga Negara

1 hari lalu

OJK: Portofolio Investasi Dana Pensiun Masih Didominasi Instrumen Surat Berharga Negara

Kepala Eksekutif Pengawasan Perasuransian, Penjaminan dan Dana Pensiun OJK sebut portofolio investasi dana pensiun didominasi SBN

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

1 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Fluktuatif, Citroen Terapkan Strategi Khusus Jual Produk Anyar

Masih sangat berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS membuat sejumlah produsen mobil menerapkan strategi khusus dalam menjual produknya.

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

1 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

1 hari lalu

BI Prediksi Penjualan Eceran April 2024 Tumbuh, Ditopang Belanja Idul Fitri

BI memperkirakan kinerja penjualan eceran bulan April 2024 tetap tumbuh, didorong oleh momen Idul Fitri.

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

2 hari lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya