Bulog akan Hentikan Impor Jagung

Selasa, 19 Maret 2024 06:55 WIB

Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, membahas stok dan harga beras terkini di Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin, 18 Maret 2024. Tempo/Aisyah Amira Wakang.

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi mengatakan akan mengikuti aturan pemerintah untuk menghentikan impor jagung. “Saat pemerintah bilang menghentikan, ya kita berhenti tapi kan izin yang diterima oleh Bulog setahun,” kata dia dalam acara Bicara Stok dan Harga Beras Terkini di Gedung Kementerian BUMN, Jakarta pada Senin, 18 Maret 2024.

Ia menghentikan peraturan itu baru dibuat minggu ini. Sedangkan ketersediaan jagung impor pada Januari hingga Februari lalu sudah diberikan kepada peternak. “Itu atas permintaan pemerintah dan masyarakat karena harga jagung terlalu mahal pada saat itu,” ucap Bayu.

Menurut dia, jagung itu membantu para peternak kecil dan masyarakat yang mengalami kesulitan dalam mendapatkan bahan baku pakan. Khususnya kepada peternak ayam layer dan peternak pabrik pakan broiler.

Selain itu, yang mesti diperhatikan adalah kesesuain jagung impor. Dalam berapa kasus, Bulog menjumpai jagung dengan kadar air sebesar 30 persen karena baru panen. Di mana yang dijual adalah jagung bonggolan. Padahal menurut aturan kadar air jagung harus 15 persen dan sesuai ketentuan harga Rp 4.200 per kilogram.

Impor jagung yang tersisa nantinya akan digunakan sebagai antisipasi di musim paceklik. “Kami tunggu musim panen sekarang sampai musim paceklik lagi. Jangan-jangan para peternak kita membutuhkan jagung lagi,” ujar Bayu.

Advertising
Advertising

Pemerintah menyetop impor jagung sebelum panen raya yang puncaknya diperkirakan berlangsung pada April 2024. Penutupan keran impor jagung tersebut untuk memastikan hasil produksi dalam negeri terlebih dulu diserap pasar.

“Langkah (kebijakan penyetopan impor jagung) ini guna memastikan penyerapan jagung produksi dalam negeri dapat berjalan secara optimal dan menjaga harga di tingkat petani tidak jatuh,” kata Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi dalam keterangan di Jakarta, Sabtu, 16 Maret 2024, seperti dikutip dari Antara.

Arief menjelaskan bahwa prioritas utama pemerintah adalah mengutamakan produksi dalam negeri, terutama menjelang panen raya jagung. Ia berharap dihentikannya impor jagung dapat mendorong pemenuhan kebutuhan pakan bagi peternak, khususnya peternak mandiri bisa didapat dari hasil panen petani lokal.

Pilihan Editor: Alasan Makan Siang Gratis Dibahas Pemerintah, Bappenas: Mencontoh Negara Maju



Berita terkait

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

3 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

4 hari lalu

Kawanan Beruang Jarah Sarang Madu di Aceh, Peternak Rugi Lebih dari Rp 100 Juta

Kawanan tiga beruang dilaporkan merusak puluhan sarang madu dari kayu di Kecamatan Blang Bintang, Kabupaten Aceh Besar, dalam sepekan terakhir

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

6 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

6 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

7 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

8 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

8 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

8 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

9 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

9 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya