Harga Pangan Terus Naik Jelang Ramadan, Beras Tembus Rp 17 Ribu per Kilogram
Reporter
Riani Sanusi Putri
Editor
Grace gandhi
Rabu, 28 Februari 2024 15:56 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional dari Bank Indonesia mencatat kenaikan harga pangan menjelang Ramadan 2024. Per Rabu, 28 Februari 2024, hampir seluruh komoditas mengalami lonjakan harga, mulai dari beras, cabai, daging, hingga minyak goreng.
Harga rata-rata nasional beras medium sebesar Rp 15.900 per kilogram atau naik 1,92 persen dari sehari sebelumnya. Sedangkan harga beras medium atau kualitas super 1 sebesar Rp 17.200 per kilogram atau naik 1,47 per kilogram.
Harga cabai merah besar juga naik sebesar 4,27 persen menjadi Rp 76.850 per kilogram. Cabai merah keriting pun naik 2,9 persen menjadi Rp 70.950 per kilogram. Namun, cabai rawit hijau tercatat turun 2,69 persen menjadi Rp 52.450 per kilogram dan cabai rawit merah turun 3,82 persen menjadi Rp 69.300 per kilogram.
Kemudian, harga daging kualitas super 1 naik 0,14 persen menjadi Rp 138.300 per kilogram dan daging sapi kualitas 2 naik 0,08 persen menjadi Rp 129.300 per kilogram. Gula pasir juga naik 0,27 persen menjadi Rp 18.300 per kilogram.
Minyak goreng curah juga tercatat naik 0,93 persen menjadi Rp 16.250 per kilogram. Sedangkan minyak goreng kemasan bermerek 1 naik 0,48 persen menjadi Rp 20.850 per kilogram dan minyak goreng kemasan bermerek 2 naik 0,26 persen menjadi Rp 19.350 per kilogram.
Selanjutnya: Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS)....
<!--more-->
Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengatakan lonjakan harga pangan, khususnya beras, menjelang Ramadan harus diwaspadai. Pasalnya, tren harga pangan yang kian tinggi ini bakal berkontribusi besar pada tingkat inflasi.
Menurut Yusuf, kenaikan harga beras dalam 1,5 tahun terakhir ini sangat kuat. Walhasil, panen raya pada Maret hingga Juni 2023 dan impor beras sepanjang 2023 yang menembus 3 juta ton tidak mampu meredakan kenaikan harga beras ini.
Dia menggarisbawahi kenaikan harga beras yang konsisten dalam 1,5 tahun terakhir jelas menandakan bahwa ada masalah dalam kapasitas produksi beras nasional. Yusuf mencatat produksi beras Indonesia stagnan dalam 5 tahun terakhir dengan kecenderungan menurun.
"Harus ada langkah drastis dalam kebijakan perberasan nasional untuk meningkatkan produksi beras dalam jangka pendek," ujar Yusuf.
Pilihan Editor: Pemerintah akan Lelang SBSN pada 5 Maret, Targetkan Rp 12 T