Harga Pangan Meroket, Menko PMK Klaim Kemiskinan Ekstrem Tak Akan Naik

Selasa, 27 Februari 2024 14:38 WIB

Menko PMK, Muhadjir Effendy menghadiri Misa malam Natal di Gereja Katedral, Jakarta, Minggu, 24 Desember 2023. Tahun ini, Gereja Katedral mengusung tema "Kemuliaan Kepada Allah dan Damai Sejahtera di Bumi". TEMPO/ Febri Angga Palguna

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengklaim kenaikan harga pangan pokok akhir-akhir ini tidak akan meningkatkan tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia. Menurut dia kemiskinan ekstrem dapat ditekan karena pemerintah sudah melakukan intervensi dengan berbagai bantuan sosial atau Bansos.

"Kita usahakan tidak (kenaikan angka kemiskinan ekstrem). Memang itu menjadi faktor sangat-sangat determinan, masalah kebutuhan bahan pokok untuk masyarakat bawah itu. Tapi dengan adanya intervensi pemerintah melalui Bansos ini, berbagai macam paket bantuan sosial itu Insya Allah akan aman," ujar Muhadjir dalam keterangannya di Kantor Kemenko PMK pada Selasa, 27 Februari 2024.

Muhadjir menjelaskan, pemerintah saat ini sudah memberikan bantuan sosial tidak hanya untuk masyarakat miskin yang berada di desil 1 dan 2. Bahkan, kata Muhadjir, pemerintah juga sudah memberikan bantuan sosial untuk masyarakat yang hampir miskin. Desil 1 merupakan kelompok miskin ekstrem, desil 2 miskin, desil 3 setengah miskin, dan desil 4 hampir miskin.

"Sekarang kalau enggak salah desil 3 sampai desil 4 penerimanya. Jadi sekarang yang dibantu beras cadangan pemerintah ini sudah masyarakat yang hampir miskin," kata Muhadjir.

Dia mengklaim, pemerintah sudah membuat kebijakan yang tepat dengan mengutamakan masyarakat bawah. Ia menyebut, beberapa bantuan yang sudah diberikan seperti Bantuan Langsung Tunai atau BLT El Nino, kemudian Bansos Program Keluarga Harapan atau PKH, dan juga bantuan cadangan pangan beras yang menyasar 22 juta keluarga penerima manfaat atau KPM.

Advertising
Advertising

Ia juga memastikan, BLT Mitigasi Risiko Pangan 2024 pada awal Maret akan cair. Jumlahnya Rp 600.000, atau gabungan dari Januari hingga Maret senilai Rp 200.000 per bulan. Adapun Muhadjir Effendy sebelumnya mengatakan target rasional pemerintah dalam menekan angka kemiskinan ekstrem di tahun ini berada pada kisaran di bawah 0,5 persen.

"Tahun 2024 ini untuk kemiskinan ekstrem kita harapkan bisa ditekan walaupun tidak nol benar, nol persis, saya kira tidak mungkin, paling tidak di bawah 0,5 persen menjadi target kita," kata Muhadjir Effendy usai menghadiri Rapat Tingkat Menteri terkait penanggulangan kemiskinan di Istana Wakil Presiden Jakarta, Kamis, 22 Februari 2024.

Ia mengatakan angka kemiskinan ekstrem di Indonesia saat ini berada pada posisi 1,12 persen atau 6 juta jiwa. Persentase itu telah mengalami penurunan 0,9 persen pada 2022 hingga 2023.

YOHANES MAHARSO | ANTARA

Pilihan Editor: Daftar Kantor Pajak Terdekat di Jakarta untuk Pelayanan SPT Tahunan

Berita terkait

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

6 hari lalu

Bapanas Siapkan Revisi Aturan Cadangan Pangan untuk Atasi Kemiskinan Ekstrem

Bapanas siapkan revisi Perpres mengenai Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah untuk atasi kemiskinan ekstrem.

Baca Selengkapnya

64 Tahun Bono U2, Popularitasnya untuk Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan

7 hari lalu

64 Tahun Bono U2, Popularitasnya untuk Kegiatan Sosial dan Kemanusiaan

Selain berkiprah sebagai penyanyi, Bono U2 juga kerap melakukan berbagai kegiatan sosial dan aktivitas kemanusiaan.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

17 hari lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

21 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

23 hari lalu

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

Ikappi menyayangkan kondisi curah hujan yang tinggi di beberapa daerah sehingga membuat gagal panen dan memicu kenaikan harga bawang merah.

Baca Selengkapnya

Harga Bahan Pokok Pasca Lebaran Tak Berubah, Tapi Stok Terbatas

30 hari lalu

Harga Bahan Pokok Pasca Lebaran Tak Berubah, Tapi Stok Terbatas

Harga bahan pokok diklaim pedagang sembako Pasar Kramat Jati Jakarta Timur masih cenderung tetap. Namun stok sedikit karena belum ada pengiriman.

Baca Selengkapnya

Inflasi Maret 2024 0,52 Persen, Trio Telur-Ayam-Beras Penyumbang Terbesar

46 hari lalu

Inflasi Maret 2024 0,52 Persen, Trio Telur-Ayam-Beras Penyumbang Terbesar

BPS mengumumkan laju inflasi Maret 2024 sebesar 0,52 Persen secara bulanan. Terjadi kenaikan indeks harga konsumen menjadi 106,13 pada Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Inflasi Stabil, Namun Waspada dengan Harga Pangan

53 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Inflasi Stabil, Namun Waspada dengan Harga Pangan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menilai inflasi Indonesia masih rendah. Inflasi Februari 2024 tercatat sebesar 2,75 persen secara tahunan atau year on year (yoy). Sedangkan sepanjang tahun atau year to date (ytd) sebesar 0,41 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Kritik Pasar Murah Pemerintah, Hanya Parasetamol Inflasi Pangan

57 hari lalu

Ekonom Kritik Pasar Murah Pemerintah, Hanya Parasetamol Inflasi Pangan

Pasar murah dianggap hanya solusi sementara. Peran pemerintah pusat dan daerah yang lebih substansial dilewatkan.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Jokowi Minta Harga Pangan Jelang Lebaran Terkendali, Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah

18 Maret 2024

Terkini Bisnis: Jokowi Minta Harga Pangan Jelang Lebaran Terkendali, Kementan Klaim Panen Jagung Melimpah

Presiden Jokowi meminta Bapanas dan Bulog menjaga harga pangan jelang lebaran.

Baca Selengkapnya