Ekonom Sebut Penunjukkan AHY sebagai Menteri ATR Tidak Ideal

Jumat, 23 Februari 2024 11:54 WIB

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Hadi Tjahjanto berjabat tangan dentan Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN), Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) didampingi istri dan Wakil Menteri Agraria Tata Ruang/Badan Pertanahan Negara (ATR/BPN) Raja Juli di Gedung Kementerian ATR/BPN, Jakarta, Rabu, 21 Februari 2024. AHY resmi menjabat sebagai Menteri ATR/BPN menggantikan Hadi Tjahjanto yang kini menjabat sebagai Menkopolhukam. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Kajian Hukum Agraria dan Lingkungan, Center of Economic and Law Studies (CELIOS), MHD Zakiul Fikri, menanggapi soal pelantikan Agus Harimurti Yudhoyono alias AHY sebagai Menteri Agraria dan Tata Ruang sekaligus Kepala Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN).

“Pertama, kita harus melihat bahwa transisi menteri ATR/BPN saat ini merupakan langkah politik akomodatif Pak Jokowi ketimbang persoalan kapabilitas individu pengisi jabatan,” ujar Fikri ketika dihubungi Tempo, Kamis, 22 Februari 2024.

Menurut dia, penunjukkan AHY merupakan bentuk terima kasih Presiden Jokowi atas dukungan Partai Demokrat yang dipimpin AHY. “Atas dukungan yang barangkali sejalan dengan dukungan Pak Jokowi, sekaligus mengkonfirmasi pilihan keberpihakan Pak Jokowi dalam kontestasi pilpres tahun 2024 ini,” tutur Fikri.

Kedua, jika melihat rekam jejaknya, AHY belum belum pernah mengurusi persoalan yang berkaitan dengan pertanahan dan tata ruang. “Jadi dengan waktu yang singkat sekitar delapan bulan kerja, akan sangat tidak ideal bagi seorang AHY untuk menempati posisi tersebut. Mohon maaf bukan bermaksud merendahkan, tapi bisa dibilang pengetahuan beliau masih belum cukup memenuhi posisi tersebut.”

Hal ini, kata Fikri, terlihat ketika AHY merespons persoalan bagaimana cara dirinya menangani mafia tanah. Alih-alih menjawab dengan jawaban taktis dan hukum, AHY justru memberikan jawaban dengan kalimat “akan melakukan pendekatan yang humanis”.

Advertising
Advertising

Menurut dia, jawaban tersebar merupakan jawaban seseorang ketika dirinya belum mengerti dan belum mengetahui apa yang harus dilakukan dengan posisinya sekarang.

“Jawaban ngeles ala-ala politisi lah. Kata-kata ‘humanis’ itu sebetulnya malah menjadi angin segar bagi para mafia tanah yang notabene jauh lebih paham dari AHY bagaimana memainkan norma-norma hukum pertanahan yang ada di Indonesia supaya kepentingan mereka terwujud.”

AHY saat ini resmi menjabat Menteri ATR/BPN. Presiden Jokowi melantiknya di Istana Negara pada Rabu, 21 Februari 2024. Dia menggantikan Hadi Tjahjono yang kini menjadi Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan, menggantikan Mahfud Md yang mundur pada 31 Januari 2024.

Di hari pertama menjabat, AHY menyatakan ingin menghadirkan ATR yang humanis. “Yang benar-benar menyentuh masyarakat,” kata AHY ketika ditemui di Kantor Kementerian ATR/BPN pada Rabu sore, 21 Februari 2024.

Selama ini, menurut AHY, kinerja yang dilakukan Menteri Hadi Tjahjono sudah baik. Menurut AHY, Kementerian ATR/BPN dilakukan dengan pendekatan kepada rakyat. AHY pun mengatakan ingin tidak hanya menyelesaikan sengketa, tetapi memperhatikan dampaknya bagi ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat.

Ihwal pendekatannya dalam memimpin Kementerian ATR/BPN, AHY pun mengatakan akan menjalankannya dengan fleksibel. “Kami ingin pendekatan itu sesuai konteks, karakteristik masyarakat. Tapi kalau bicara hukum, aturan, itu tegak lurus dan tidak ada negosiasi,” tutur AHY.

DEFARA DHANYA | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Terpopuler Bisnis: Rapel Gaji PNS Cair Maret, Istri Komandan TKN Fanta jadi Komisaris Pertamina Patra Niaga

Berita terkait

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

5 jam lalu

Posisi Joe Biden Melemah dalam Jajak Pendapat, Apa Sebabnya?

Cara Biden menangani isu Gaza menjadi penentu penting untuk suara pemilu nanti.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

7 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

8 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

10 jam lalu

Kriteria Peserta BPJS Kesehatan yang Tidak Bisa Naik Kelas Rawat Inap

BPJS Kesehatan diubah menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS). Ini daftar peserta BPJS Kesehatan yang tidak bisa naik kelas rawat inap.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Menabung di Bank Masih Menjadi Pilihan yang Aman

10 jam lalu

Pengamat Sebut Menabung di Bank Masih Menjadi Pilihan yang Aman

Ekonom sekaligus Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah mengatakan, perbankan nasional masih menjadi tempat yang sangat aman untuk menyimpan uang.

Baca Selengkapnya

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

11 jam lalu

Pesan Jokowi saat Terima Pengurus GP Ansor di Istana

Sejumlah topik dibahas dalam pertemuan Jokowi dan GP Ansor.

Baca Selengkapnya

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

12 jam lalu

Biden dan Trump Sepakati Dua Sesi Debat Calon Presiden AS

Biden dan mantan presiden Donald Trump sepakat untuk menggelar dua debat kampanye pada Juni dan September dalam pemilihan presiden AS tahun ini

Baca Selengkapnya

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

13 jam lalu

Pemerintahan Jokowi Targetkan Indonesia Masuk OECD dalam Tiga Tahun

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, yang bertugas sebagai Ketua Pelaksana Percepatan Keanggotaan OECD, tengah merancang memorandum.

Baca Selengkapnya

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

14 jam lalu

Jokowi Hapus Pembagian Kelas BPJS Kesehatan, YLKI: Menguntungkan Asuransi Swasta

YLKI menilai langkah Presiden Jokowi menghapus pembagian kelas BPJS Kesehatan hanya akan menguntungkan perusahaan asuransi swasta.

Baca Selengkapnya

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

14 jam lalu

Indonesia 'Ngotot' Masuk OECD, Apa Untungnya?

Presiden Jokowi menggelar rapat terbatas di Istana Kepresidenan Jakarta pada Kamis untuk membahas roadmap atau peta jalan menjadi anggota OECD.

Baca Selengkapnya