Dirty Vote Bongkar Politisasi Anggaran Bansos Jokowi di Pemilu 2024, Begini Uraiannya

Reporter

Andika Dwi

Editor

Agung Sedayu

Senin, 12 Februari 2024 14:45 WIB

Film Dirty Vote membongkar politik gentong babi yang dilakukan oleh Presiden Jokowi, Ahad 11 Februari 2024.

TEMPO.CO, Jakarta - Penyaluran bantuan sosial atau Bansos menjelang Pemilihan Umum atau Pemilu 2024 menjadi salah satu topik yang dibahas dalam film dokumenter Dirty Vote. Film yang disutradarai oleh Dandhy Laksono ini telah dirilis pada Ahad, 11 Februari 2024 melalui kanal YouTube resmi Dirty Vote.

Film ini dibintangi oleh tiga ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Zainal Arifin Mochtar, dan Feri Amsari. Mereka memaparkan sejumlah data, bukti, dan mengurai pelanggaran hukum serta kecurangan Pemilu yang terjadi saat ini.

Dosen Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar mengungkapkan adanya tekanan kepada kepala desa agar mendukung kandidat calon presiden dan calon wakil presiden tertentu pada Pilpres 2024. Zainal juga menyebut, desa menjadi wilayah pertarungan untuk memperebutkan suara.

Dalam video itu, dia lantas menjelaskan sejumlah wewenang kepala desa yang berpotensi disalahgunakan untuk kepentingan kelompok tertentu. Mulai dari data pemilih, penggunaan dana desa, data penerima bantuan sosial (Bansos), Program Keluarga Harapan (PKH), dan bantuan langsung tunai atau BLT, serta wewenang alokasi Bansos.

“Kasus penyelewengan dana desa sangat mungkin dikonversi menjadi alat tukar dukungan politik,” kata Zainal.

Advertising
Advertising

Dosen Sekolah Tinggi Hukum (STH) Indonesia Jentera, Bivitri Susanti mengkritik berbagai jenis Bansos yang disalurkan pemerintahan menjelang Pemilu. Dia menjelaskan, setiap tahun Pemilu alokasi dana Bansos selalu meningkat. Baik itu pada Pemilu 2014, Pemilu 2019, maupun Pemilu 2024.

Sementara itu, sebaran dan kecepatan penyaluran bantuan sosial oleh pemerintah pusat juga cenderung meningkat menjelang Pemilu. Pada 2013, menjelang Pemilu 2014, pemerintah mencairkan berbagai Bansos. Salah satunya BLSM 4 bulan dari Juni-September 2013 sebesar Rp 50 ribu per KK per bulan, dengan alokasi dana negara sebesar Rp 9,3 triliun. Ada juga bansos dari kementerian atau lembaga sepanjang tahun yang nilainya mencapai lebih dari Rp 69 triliun.

Kemudian menuju Pemilu 2019, Bansos kembali dikucurkan dengan nilai yang lebih tinggi. Mulai dari berbagai program Bansos pada Januari 2018 yang menyalurkan Rp 5,3 triliun, hingga Bansos PKH (Program Keluarga Harapan) dan BPNT (Bantuan Pangan Non Tunai) sepanjang tahun yang mencapai Rp 77,3 triliun.

Berbagai penyaluran program Bansos tersebut terus dilakukan sepanjang tahun 2019 dengan nilai yang lebih tinggi. Contohnya pada Bansos berbagai program di Januari yang mencapai Rp 15,1 triliun. Kemudian ada bansos PKH dan BPNT yang disalurkan sepanjang tahun mencapai angka Rp 97,06 triliun.

Menjelang Pemilu 2024, berbagai Bansos kembali dikucurkan. Kali ini lebih gencar sekaligus dengan nilai jumbo. Bahkan melebihi nilai Bansos yang diberikan ke masyarakat saat Pandemi Covid-19.

Berikut berbagai jenis Bansos yang dikucurkan pemerintahan Presiden Jokowi sejak 2023 menjelang Pemilu 2024. Bantuan-bantuan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Bansos beras pada Maret-Mei 2023: Rp 7,9 triliun
  2. Bansos beras pada September-November 2023: Rp 8 triliun
  3. Bansos beras pada Desember 2023: Rp 2,7 triliun
  4. PKH dan Kartu Sembako di sepanjang tahun 2023: Rp 81,2 triliun
  5. PIP, KIP, bantuan iuran pekerja, dan bansos lain di sepanjang tahun 2023: Rp 82,3 triliun
  6. PKH dan BPNT di sepanjang tahun 2023: Rp 114,3 triliun
  7. Subsidi non energi di sepanjang tahun 2023: Rp 185,9 triliun.

Tak berhenti sampai disitu, baru bulan Januari 2024, pemerintah pusat telah menggelontorkan dana bantuan sosial senilai Rp 78,06 triliun. Bansos tersebut dibagi dalam berbagai jenis dan kategori, mulai dari PKH, bantuan beras, BNPT, PIP, hingga BLT El Nino atau yang kini disebut BLT Mitigasi Risiko Pangan.

Dari data tersebut, terlihat perbandingan penyaluran Bansos setiap menjelang pemilu yang semakin masif dilakukan oleh pemerintah pusat. Bahkan, pada 2023 ada lebih dari tujuh jenis Bansos yang dikucurkan pemerintah.

Bivitri menyebut politik bagi-bagi Bansos menjelang Pemilu tersebut sebagai politik gentong babi. "Mengapa Bansos dijadikan alat berpolitik? Ada satu konsep dalam ilmu politik yang namanya politik gentong babi atau pork barrel politics," kata Bivitri dalam film yang disutradarai Dandy Laksono tersebut.

Bivitri menjelaskan, politik gentong babi merupakan istilah yang muncul pada masa perbudakan di Amerika Serikat. Politik ini memanfaatkan dana publik oleh penguasa untuk mendapatkan dukungan bagi dirinya atau kelompoknya.

Dalam konteks politik saat ini, Bivitri mengatakan politik gentong babi adalah cara berpolitik yang menggunakan uang negara. Uang tersebut digelontorkan ke daerah-daerah pemilihan oleh politisi agar publik mendukungnya. "Tentu saja kali ini Jokowi tidak sedang meminta orang untuk memilih dirinya, melainkan penerusnya," ujar Bivitri.

Dalam Pemilu kali ini, anak sulung Presiden Jokowi, Gibran Rakabuming Raka maju sebagai calon wakil presiden mendampingi Prabowo Subianto. Mereka berhadapan dengan dua pasangan lain yaitu Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

RADEN PUTRI

Pilihan Editor: Terpopuler: Dirty Vote Bongkar Politik Gentong Babi Jokowi, TKN Prabowo-Gibran Tantang Pembuktian Pelanggaran Pemilu

Berita terkait

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

1 jam lalu

Datangkan Alat dari Luar Negeri, Ini 3 Fungsi Utama Indonesia Digital Test House yang Diresmikan Jokowi

Peringkat laboratorium Indonesia Digital Test House disebutkan hampir sama dengan Rumah Sakit Tipe A di bidang layanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

1 jam lalu

Didorong Jadi Sekjen PBB, Pernahkah Presiden Jokowi Hadir dalam Sidang Umum PBB?

Hingga tahun terakhir menjabat, Presiden Jokowi tidak pernah hadir secara langsung dalam Sidang Umum PBB.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

1 jam lalu

Bamsoet Ingin Ada Forum yang Satukan Prabowo, Jokowi, Mega, dan SBY

Bamsoet menilai pertemuan presiden dan mantan presiden penting dilakukan untuk menunjukkan keharmonisan antara pemimpin-pemimpin Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kata Bambang Soesatyo soal Potensi Gibran Jadi Ketua Umum Golkar

2 jam lalu

Kata Bambang Soesatyo soal Potensi Gibran Jadi Ketua Umum Golkar

Bambang Soesatyo mengatakan Partai Golkar secara prinsip menyiapkan karpet merah bagi siapa pun yang ingin masuk partainya, termasuk Gibran.

Baca Selengkapnya

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

4 jam lalu

TKD Prabowo-Gibran Aceh Syukuran Kemenangan: Tidak Terlalu KO Kita

Pasangan Prabowo-Gibran mendapatkan 27 persen suara di Aceh, pada Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

5 jam lalu

Hadiri World Water Forum Ke-10, Elon Musk Disambut Luhut Pandjaitan

Presiden Joko Widodo bersama Elon Musk akan meluncurkan Starlink di salah satu Puskesmas di Denpasar, Bali.

Baca Selengkapnya

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

5 jam lalu

Sistem Kelas BPJS Kesehatan Beralih Menjadi KRIS, Ini Kilas Balik Jaminan Kesehatan Nasional

BPJS Kesehatan barus saja mengumumkan bahwa mereka akan memberlakukan sistem kelas tunggal, bagaimana kilas balik jaminan kesehatan nasional?

Baca Selengkapnya

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

6 jam lalu

BPJS Kesehatan Menjadi KRIS, Bagaimana Ketentuan Bisa Naik Kelas Rawat Inap?

BPJS Kesehatan akan memberlakukan kelas tunggal dan sistem baru dalam bentuk KRIS, bagaimana sistem dan ketentuan naik kelas rawat inap?

Baca Selengkapnya

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

8 jam lalu

Alasan Teguh Prakosa Singgung Soal Stunting Saat Daftar ke PDIP untuk Pilkada Solo

Teguh Prakosa mengakui mendapat dukungan penuh dari akar rumput PDIP untuk maju dalam Pilkada Solo 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

10 jam lalu

Terpopuler: Ledakan Smelter PT KFI Ancam Keselamatan Warga, Pemerintah Klaim Pembebasan Lahan IKN Tidak Melanggar HAM

Terpopuler bisnis: Keselamatan warga sekitar terancam karena smelter PT KFI kerap meledak. Pemerintah klaim pembebasan lahan IKN tidak melanggar HAM.

Baca Selengkapnya