Ekonomi Global Diprediksi Melambat, Apa Dampaknya?

Senin, 29 Januari 2024 14:26 WIB

Pedagang tengah menata gulungan kain dalam toko di kawasan Cipadu, Tangerang, Banten, Kamis, 11 Januari 2024. Sementara Ketua Umum Asosiasi Produsen Serat dan Benang Filament Indonesia (APSyFI) Redma Gita Wirawasta mengatakan, industri industri TPT mengalami perlambatan sejak kuartal ketiga 2022 hingga mencatat penurunan di tahun 2023 sertakondisi ekonomi global menjadi hambatan ekspor dan tingginya stok Cina menyebabkan barang impor legal dan ilegal membanjiri pasar domestik. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Mandiri Sekuritas memprediksi ekonomi global masih mengalami perlambatan pada semester I 2024. Bagaimana dampaknya?

Chief Economist Mandiri Sekuritas, Rangga Cipta, mengatakan pertumbuhan ekonomi global mulai melambat sejak tahun lalu. Ihwalnya, permintaan global melandai dipicu perlambatan di Eropa dan Cina.

Namun, kata dia, pada tahun lalu ekonomi Amerika Serikat (AS) lumayan kuat. Sehingga bisa menopang permintaan global meskipun era suku bunga tinggi akan bertahan.

"Untuk tahun ini, perlambatan akan berlanjut sampai semester 1," ujar Rangga di kawasan Sudirman, Jakarta pada Senin, 29 Januari 2024.

Dia menjelaskan, hal tersebut karena Eropa baru mengalami resesi. Selain itu, Cina juga belum terlihat tanda-tanda akselerasi ekonomi.

Advertising
Advertising

Sementara di AS, Rangga memperkirakan ekonomi di negeri Paman Sam itu masih cukup kuat pada semester ini. Namun, perlambatan akan datang pada semester II.

"Over trajectory per kuartal, di semester I ekonomi akan melambat karena faktor Eropa dan Cina, di semester II akan naik sedikit," ucap Rangga.

Sebab, ada prospek pemangkasan suku bunga dan stimulus-stimulus di negara-negara tersebut. Meskipun, kenaikannya tidak banyak karena menutup kerugian dari perlambatan di AS.

Dampak ke Harga Komoditas

"Terus kalau melambat artinya apa? Harga komoditas," tutur Rangga.

Dia menggarisbawahi hal ini karena 60 persen dari ekspor Indonesia masih berbasis komoditas. Adapun komoditas yang dia maksud adalah komoditas yang diekspor Indonesia, seperti batu bara, nikel, metal, minyak sawit mentah (CPO), dan sebagainya.

Rangga melanjutkan, harga komoditas yang sudah turun sejak tahun lalu akan terus turun di awal tahun ini. "Mungkin bisa rebound ketika global demand mulai pulih."

Pilihan Editor: Resmi, Harga Tiket Kereta Cepat Jakarta Bandung Dinamis Mulai 3 Februari, Paling Murah Rp 150 Ribu

Berita terkait

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

21 jam lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

2 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

4 hari lalu

Dongkrak Ekonomi dan Pariwisata, SPMT Layani Kapal Pesiar Sandar di Pelabuhannya

PT Pelabuhan Indonesia (Persero) membeberkan bagaimana ramainya kapal pesiar yang bersandar di pelabuhan yang dikelolanya belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

4 hari lalu

Terpopuler: Jokowi Dinilai Lemah terhadap Freeport, Keluarga Prabowo Bangun Pabrik Timah

Terpopuler: Pemerintah Jokowi dinilai lemah terhadap Freeport, keluarga Prabowo Subianto bangun pabrik timah di Batam.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

4 hari lalu

Terkini: Pesangon 233 Mantan Pekerja Pabrik Sepatu Bata Dibayarkan Senin, Penipuan Oknum Pegawai Bank ke Nasabah Sering Terjadi OJK Bilang Begini

Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia Cabang Purwakarta memastikan 233 pekerja pabrik Sepatu Bata yang di PHK akan menerima pesangon pada Senin.

Baca Selengkapnya

Kemendag Sebut Bisnis Waralaba Meningkat 5 Persen, Terpusat di Pulau Jawa

5 hari lalu

Kemendag Sebut Bisnis Waralaba Meningkat 5 Persen, Terpusat di Pulau Jawa

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Isy Karim menyebut perkembangan waralaba tahun ini meningkat sebanyak 5 persen.

Baca Selengkapnya

RUPS Tahunan Jasa Marga Sepakat Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

7 hari lalu

RUPS Tahunan Jasa Marga Sepakat Bagikan Dividen Rp 274,8 Miliar

RUPS Tahunan Jasa Marga (Persero) Tbk. atau JSMR pada Rabu menyepakati pembagian dividen kepada para pemegang saham sebesar Rp 274,8 miliar.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

8 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

8 hari lalu

Rupiah Ditutup Melemah 20 Poin Jadi Rp 16.046 per Dolar AS

Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (dolar AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa melemah 20 poin.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

9 hari lalu

Terkini Bisnis: Pemilik Sepatu Bata hingga Jokowi Minta Timbal Balik Ekonomi

Siapa pemilik merek sepatu Bata yang pabriknya tutup di Purwakarta?

Baca Selengkapnya