Nalar Institute Nilai Besarnya Anggaran Pendidikan di Era Jokowi Belum Beri Dampak Signifikan

Sabtu, 27 Januari 2024 14:55 WIB

Gaya Presiden Jokowi saat berswafoto bersama sejumlah pelajar dan guru dalam acara pembagian pembagian Kartu Indonesia Pintar (KIP) dan Program Keluarga Harapan (PKH) di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan, 26 Maret 2018. Foto: Biro Pers Setpres

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Nalar Institute Ani Nur Mujahidah Rasunnah memaparkan kajiannya ihwal kebijakan perlindungan sosial di era Presiden Joko Widodo atau Jokowi. Salah satunya soal hasil dari besarnya anggaran yang digelontorkan untuk sektor pendidikan.

Ani menilai penggunaan anggaran sebesar 20 persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) belum berdampak pada peningkatan kualitas pendidikan Indonesia. "Kita tahu skor PISA (Program Penilaian Pelajar Internasional) Indonesia cenderung di bawah rata-rata negara-negara OECD (Organization for Economic Cooperation and Development)," ujarnya dalam diskusi Outlook Perlindungan Sosial 2024 yang diselenggarakan Tempo di Jakarta pada Sabtu, 27 Januari 2024.

Pada 2000 skor PISA Indonesia dalam bidang membaca adalah 371. Angka ini turun signifikan pada 2022 menjadi 359. Hal yang sama juga terjadi pada skor bidang sains yang turun dari angka 393 pada 2005 menjadi 383 pada 2021.

Di sisi lain, ia mengungkapkan tingkat pengangguran paling banyak berdasarkan jenjang pendidikan adalah di tingkat SMK. Pada 2022, tercatat tingkat pengangguran lulusan SMK mencapai 9,42 persen.

Selain itu, lulusan S1 tercatat lebih banyak yang menganggur daripada lulusan D3. Nalar Institute mencatat tingkat pengangguran lulusan S1 pada 2022 mencapai 4,22 persen. Sedangkan lulusan D3 sebesar 3,59 persen. "Bahkan di beberapa tahun belakangan, S1 itu lebih banyak menganggur daripada jenjang SMP," ucap Ani.

Advertising
Advertising

Di Indonesia, jumlah pekerja informal juga masih lebih banyak dibandingkan pekerja formal. Pekerja informal ini juga rentan mengalami eksploitasi karena minim regulasi untuk kesejahteraan pekerja informal di Tanah Air.

Kemudian, tingkat kemiskinan ekstrem itu juga berkorelasi erat dengan tingkat pendidikan. Ani menggarisbawahi pemerintah pun tidak berhasil untuk mencapai targetnya yaitu kemiskinan ekstrem 0 persen pada 2024.

Selanjutnya: Program Kartu Prakerja ada di dua sektor<!--more-->

Padahal, ujar Ani, anggaran yang digelontorkan pemerintah untuk sektor pendidikan amat besar. Alokasi anggaran program pendidikan yang paling besar adalah Kartu Prakerja. Sejak 2019 sampai 2023, dana yang untuk program Kartu Prakerja mencapai 51,8 triliun.

Ani menjelaskan program Kartu Prakerja ini berada di dua sektor, yaitu di pendidikan dan ketenagakerjaan. Pasalnya, program tersebut menyasar mahasiswa yang baru lulus kuliah itu agar bisa wirausaha atau pelatihan wirausaha.

Ditambah anggaran program Kartu Indonesia Pintar (KIP) Kuliah Merdeka yang mencapai Rp 21,1 triliun dan Program Indonesia Pintar sebesar Rp 48 triliun pada periode yang sama. Namun, Nalar Institute pun menilai program-program tersebut belum berhasil menunjukkan dampak yang signifikan terhadap sektor pendidikan Indonesia.

Menanggapi hal tersebut, Humas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Azis Purwanto menyatakan akan menjadikan hasil kajian tersebut untuk perbaikan di masa yang akan datang. Sementara itu, ia berujar hingga saat ini PIP maupun program KPI masih akan terus berjalan.

Ihwal dampak dari program-program tersebut, Azis mengatakan KIP Kampus Merdeka banyak berdampak dalam mengurangi masa tunggu lulusan perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan survei yang dilakukan Kemendikbudristek, tuturnya, penghasilan yang diterima pun relatif lebih tinggi.

Menurutnya, program KIP Kampus Merdeka telah memberikan mahasiswa kemerdekaan atau keleluasaan untuk belajar. Tidak hanya di dalam program studinya, tapi mahasiswa juga bisa memperluas ilmunya dengan mengambil mata kuliah di program studi lain. Ditambah kesempatan pertukaran mahasiswa dan proses magang untuk menambah pengalaman mahasiswa.

Pilihan Editor: Pemerintah Gelontorkan Rp 4,8 Triliun untuk Prakerja Tahun Ini, Bidik 1,2 Juta Peserta

Berita terkait

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

15 menit lalu

Bilang Study Tour Perlu Tetap Ada, FSGI Singgung Pengawasan hingga Biaya Siluman

Sekretaris Jenderal FSGI mengatakan study tour perlu tetap ada. Namun perlu pengawasan ketat, termasuk soal biaya.

Baca Selengkapnya

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

20 menit lalu

Temui Jokowi, Ini Profil Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin

Ketua Umum PP GP Ansor Addin Jauharudin bertemui Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta pada Kamis, 16 Mei 2024. Untuk apa?

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

36 menit lalu

Jokowi Terima Lawatan Gubernur Jenderal Australia di Istana Bogor

Presiden Jokowi menyambut kunjungan kenegaraan Gubernur Jenderal Australia David Hurley di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, pada Jumat, 17 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

1 jam lalu

Perbedaan Sistem Kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan yang Bakal Diganti dengan KRIS

Jokowi resmi mengganti sistem kelas 1, 2, dan 3 BPJS Kesehatan dengan sistem kelas rawat inap standar (KRIS). Apa perbedaannya?

Baca Selengkapnya

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

1 jam lalu

Jokowi Sampaikan Ucapan Selamat atas Pelantikan PM Singapura Lawrence Wong

Presiden Jokowi menyatakan Indonesia siap untuk melanjutkan kerja sama baik dengan Singapura.

Baca Selengkapnya

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

2 jam lalu

Jokowi Terima Kunjungan Gubernur Jenderal Australia pada Pagi Ini

Gubernur Jenderal Australia menjadikan pertemuan dengan Jokowi sebagai bagian rangkaian untuk merayakan 75 tahun hubungan diplomatik dengan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kesalahan saat Belanja Bahan Makanan yang Bikin Pengeluaran Membengkak

11 jam lalu

Kesalahan saat Belanja Bahan Makanan yang Bikin Pengeluaran Membengkak

Belanja cerdas adalah kunci untuk berhemat. Berikut kesalahan belanja bahan makanan yang biasa terjadi dan bikin pengeluaran lebih banyak.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

15 jam lalu

Pegadaian Peduli Transformasi Sekolah di Bengkulu

Program ini menjadi bukti komitmen PT Pegadaian dalam upaya penerapan TPB/SDGs empat tentang Pendidikan Berkualitas melalui pengembangan kapasitas guru dan manajemen Sekolah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

15 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

16 jam lalu

PDIP Tak Undang Jokowi di Rakernas

PDIP tidak mengundang Presiden Jokowi dalam acara Rakernas IV. Djarot Saiful Hidayat mengungkap alasannya.

Baca Selengkapnya