Peneliti Imparsial Beberkan Sengkarut Permintaan Prabowo Rp 1.700 Triliun untuk Belanja Alutista

Senin, 15 Januari 2024 18:56 WIB

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto melakukan penyiraman pada bagian hidung helikopter saat serah terima Helikopter Angkut Berat H225M dan Full Flight Simulator H225M di Pangkalan TNI AU Atang Sendjaja, Bogor, Jawa Barat, Jumat, 1 Desember 2023. Menhan menyerahkan alutsista terbaru Helikopter Angkut Berat H225M dan Full Flight Simulator H225M yang akan ditempatkan di Skadron Udara 8 Wing 4 Pangkalan Udara Atang Sendjaja untuk memperkuat pelaksanaan tugas-tugas TNI AU. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Imparsial Hussein Ahmad membeberkan soal permintaan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto untuk belanja alat utama sistem persenjataan atau alutista sebesar Rp 1.700 triliun. Hussein mengungkapkan, calon presiden nomor urut dua itu meminta tambahan anggaran tersebut pada awal masa jabatannya sebagai menteri.

"Dari anggaran yang sebelumnya sekitar Rp 100 triliun, Prabowo meminta naik ke anggaran jadi Rp 1.700 triliun. Dia mau tarik anggaran sampai 2045," ujar Hussein dalam diskusi publik di Jakarta pada Senin, 15 Januari 2024.

Prabowo, kata Hussein, ingin agar anggaran pertahanan diambil jadi satu gelondongan pembelian besar-besaran pada tahun itu. Artinya, besaran Rp 1.700 triliun tersebut adalah anggaran Kemenhan hingga tahun 2025 yang diambil di muka.

Dana sampai 2025 itu rencananya dikumpulkan jadi satu dalam bentuk kredit atau utang ekspor. "Dia mau beli pesawat macam-macam buat dia mau beli kapal macam-macam dari situ," ucap Hussein.

Masalahnya, ujar Hussein, keputusan tersebut akan menjadi masalah apabila seandainya Indonesia membutuhkan senjata. Sebab, uang belanja alutista Kementerian Pertahanan sudah diserap saat di bawah Prabowo.

Advertising
Advertising

Bersamaan dengan permintaan tersebut, Hussein mengatakan telah bocor sebuah surat yang ditandatangani oleh Prabowo. Surat itu berisi penunjukan PT Teknologi Militer Indonesia (TMI) untuk mengurus pembelian alutista dan urusan yang berkaitan dengan itu.

Imparsial mengungkapkan, PT TMI merupakan perusahaan milik kroni dekat Prabowo yaitu Glenny H Kairupan yang menjabat sebagai komisaris utama. Lalu ada Judi Magio Yusuf sebagai komisaris yang merupakan teman seangkatan Prabowo di Akademi Militer yang juga aktif di Partai Gerindra. Selain itu, ada Nugroho Widyotomo sebagai Komisaris yang juga merupakan lulusan Akademi militer 1983 dan Mundasir lulusan Akademi Militer 88A.

Selanjutnya: "Ini sudah sampai pada tahapan ..."

<!--more-->

"Ini sudah sampai pada tahapan ada rancangan perpresnya ada penunjukan ke PT TMI dan lain sebagainya," ujarnya.

Ia menduga ada hal yang tidak beres setelah Rancangan Perpres muncul tiba-tiba yang memberikan pendanaan kepada Kementerian Pertahanan untuk modernisasi alutista dengan angka 1.700 triliun melalui KE.

Menurut Rancangan Perpres itu, ucap Hussein, disebutkan harus bahwa dana harus dihabiskan sebelum 2024. Padahal angka tersebut adalah anggaran untuk 25 tahun ke depan sampai 2044.

Hussein menilai pembelian alat peralatan pertahanan dan keamanan (alpahankam) yang dibeli melalui skema utang luar negeri ini akan membebani neraca keuangan Indonesia. Pasalnya, utang luar negeri saat ini pada 2021 adalah Rp 6.000 triliun. Jika ditambah dengan utang alpahankam ini, jumlahnya akan membengkak menjadi sekitar Rp 7.700 triliun atau bertambah sekitar 20 persen.

"Belanja alutsista di Kemenhan pada periode Pak Prabowo ini vulgar sekali. Bahkan dunia internasional pun menyoroti itu dan pihak ketiganya dengan bangga dan vulgar mempromosikan di website sendiri," ujar Hussein.

Pilihan Editor: KPA Minta Prabowo - Gibran Tak Lanjutkan Proyek Food Estate: Anti Reforma Agraria

Berita terkait

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

1 jam lalu

Bahas RUU Kementerian Negara Bersama Pemerintah, DPR Tunggu Surpres Jokowi

Baleg DPR siapa menteri yang ditunjuk presiden untuk membahas RUU Kementerian Negara.

Baca Selengkapnya

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

2 jam lalu

Prabowo Akan Tambah Kementerian pada Kabinetnya, Faisal Basri: Menteri Sekarang Sudah Kebanyakan

Ekonom Faisal Basri mempertanyakan alasan pemerintahan Prabowo-Gibran berencana menambah sejumlah kementerian baru dalam kabinetnya mendatang.

Baca Selengkapnya

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

2 jam lalu

Jokowi Revisi Aturan tentang Pengetatan Impor, Begini Penjelasan Airlangga

Presiden Joko Widodo telah merevisi aturan Kementerian Perdagangan tentang Kebijakan dan Pengaturan Impor menjadi Permendag baru Nomor 8 Tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

3 jam lalu

Bamsoet Siap Dorong Pemerintahan Prabowo - Gibran Lakukan Legislatif Review

Bambang Soesatyo menegaskan PADIH UNPAD siap membantu pemerintahan Prabowo - Gibran dalam pembangunan hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

3 jam lalu

Istana Klaim Jokowi Hormati Masukan Masyarakat dalam Pembentukan Pansel KPK

Koordinator Staf Khusus Presiden Ari Dwipayana mengatakan, nama-nama bakal calon pansel KPK masih dalam proses penggodokan.

Baca Selengkapnya

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

4 jam lalu

Aturan Baru KRIS, DJSN: Iuran BPJS Kesehatan Tidak Akan Sama, yang Kaya Tetap Bantu yang Miskin

Ketua Dewan Jaminan Sosial Nasional (DJSN) Agus Suprapto menyatakan pihaknya masih membahas soal besaran iuran untuk peserta BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

4 jam lalu

Ngabalin Tak Terima PDIP Sebut Jokowi Menyibukkan Diri: Jangan Gitu Ngomongnya

Tenaga Ahli Utama Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Ngabalin keberatan jika Jokowi disebut menyibukkan diri oleh PDIP.

Baca Selengkapnya

Tolak Revisi UU MK, 26 Akademisi Kirim Surat Terbuka ke Jokowi dan Puan

4 jam lalu

Tolak Revisi UU MK, 26 Akademisi Kirim Surat Terbuka ke Jokowi dan Puan

Puluhan akademisi menolak revisi UU MK dengan mengirimkan surat terbuka kepada Presiden Jokowi dan Ketua DPR Puan Maharani. Apa isinya?

Baca Selengkapnya

Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Bebani Anggaran

5 jam lalu

Kabinet Gemuk Prabowo-Gibran Bebani Anggaran

Penambahan jumlah kementerian di kabinet Prabowo-Gibran harus mempertimbangkan kemampuan fiskal karena bakal membebani anggaran.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

6 jam lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya