Prabowo Sebut Inflasi RI Terendah dalam Sekian Dasawarsa, Ini Catatan Ekonom
Reporter
Amelia Rahima Sari
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 14 Januari 2024 06:30 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Calon presiden nomor urut dua Prabowo Subianto mengatakan inflasi Indonesia berada di posisi terendah dalam beberapa dasawarsa terakhir. Bagaimana tanggapan pengamat ekonomi?
"Memang benar inflasi cenderung rendah, terutama di 2023 yang hanya 2,6 persen. Tapi perlu dicatat bahwa inflasi rendah bukan kabar yang selalu baik," kata ekonom Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira, pada Tempo, Sabtu, 13 Januari 2024.
Ia menjelaskan inflasi lebih didorong sisi pasokan seperti kenaikan harga beras dan bahan pangan lainnya. Selain itu, kenaikan harga pupuk dan biaya logistik juga mendorong penyesuaian harga di tingkat konsumen.
Jadi, ujar Bhima, sisi penawaran dominan membentuk inflasi. "Masalah muncul ketika inflasi sisi permintaan atau demand pull inflation-nya rendah," ucap dia.
Ia menuturkan lesunya inflasi sisi permintaan tercermin dari realisasi inflasi inti yang kecil dan indikator lain, seperti tekanan pada tingkat tabungan masyarakat, hingga jumlah masyarakat terjebak pinjaman online alias pinjol meningkat.
"Jika inflasi sisi permintaan lemah ini berita buruk, kita tahun ini bergantung pada konsumsi sebagai motor pertumbuhan ekonomi, sementara konsumsi rumah tangganya diperkirakan turun," tutur dia.
Ekonom Center of Reform on Economics (CORE), Yusuf Rendy Manilet, menuturkan hal serupa. Ia setuju bahwa angka inflasi terutama pada satu dasawarsa terakhir mengalami penurunan.
Namun, menurut Yusuf, inflasi pada dua hingga tiga tahun ke belakang juga dipengaruhi oleh faktor Covid-19. Sehingga inflasi yang rendah bukanlah cerminan utama harga berada pada level stabil.
"Tapi juga terkait lemahnya permintaan masyarakat untuk beragam produk barang dan jasa," tutur Yusuf.