Musim Dingin Startup akan Berlanjut di 2024, Apa Dampaknya?

Senin, 1 Januari 2024 19:12 WIB

Ilustrasi startup. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Senior Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Etikah Karyani Suwondo mengatakan fenomena tech winter akan berlanjut pada 2024. Tech winter adalah istilah untuk menggambarkan kondisi perusahaan rintisan atau startup mulai berguguran atau untuk menyebut penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.

Menurut Etikah, hal itu bisa membuat startup menghemat anggaran, termasuk memotong gaji pimpinannya. “Untuk menghindari layoff karyawan sebagai bumper dan resiliensi finance long term,” ujar dia saat dihubungi pada Senin, 1 Januari 2024.

Etikah yang juga ekonomi dari Fintech Center Universitas Sebelas Maret itu menjelaskan, pendanaan untuk startup juga diperkirakan akan melambat pada 2024. Penyebabnya, adanya berbagai faktor seperti suku bunga yang tinggi, kenaikan harga, dan kondisi geopolitik dunia yang memperburuk prospek keuangan global.

Investor, kata dia, juga diprediksikan akan selektif memberikan pendanaan. Oleh karena itu, hanya startup yang mampu beradaptasi dan membaca perubahan pasar dengan cepat, merespons kebutuhan pelanggan, serta mengubah strategi sesuai dengan dinamika ekosistem yang dapat bertahan. “Juga menarik bagi investor,” tutur Etikah.

Sebelumnya, dokumen yang dirilis Google, Temasek, dan Bain Company juga mengungkap bahwa pendanaan swasta di Asia Tenggaran menurun. Dokumen berjudul “e-Conomy SEA 2023” itu menyebutkan suntikan modal swasta pada semester I 2023 di Asia Tenggara mencapai US$4 milar atau sekira Rp 62,6 triliun (dengan kurs Rp 15.644 per US$).

Advertising
Advertising

Nilai tersebut turun 69,2 persen Year on Year (YoY) dari sebelumnya sebesar US$13 miliar pada semester I 2022. "Pendanaan swasta di Asia Tenggara telah menurun ke tingkat terendah dalam enam tahun terakhir," tertulis dalam dokumen itu.

Dokumen itu juga mengungkap penurunan pendanaan swasta berdasarkan negara. Indonesia menjadi negara dengan pendanaan swasta yang turun paling dalam di Asia Tenggara. Di mana pada semester I 2023, pendanaan startup di Indonesia turun 87 persen YoY, dari US$ 3,3 miliar menjadi US$ 400 juta atau sekitar Rp6,2 triliun.

Negara lainnya, Filipina di urutan kedua turun paling tajam yakni 79 persen dari US$ 800 juta menjadi US$ 200 juta atau senilai Rp 3,1 triliun pada semester I tahun ini. Ketiga, Thailand turun 66 persen YoY, dari US$ 300 juta menjadi US$100 juta atau Rp 1,5 triliun pada semester I 2023.

Selanjutnya keemoat, Singapura turun 63 persen YoY dari US$7 miliar menjadi US$3 miliar. Malaysia menjadi negara kelima yang turun turun 52 persen YoY dari US$ 500 juta menjadi US$ 300 juta. Serta keenam Vietnam turun 24 persen YoY dari US$ 700 juta menjadi US$ 600 juta atau Rp 9,3 triliun.

Pilihan Editor: Smelter Nikel Meledak, Aliansi Reforma Agraria: Pemerintah Jangan Asal Undang Investor Asing



Berita terkait

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

4 hari lalu

Cerita Startup Sampangan Ciptakan Produk dari Sampah, Dapat Hibah Rp 3 Miliar di Philanthropy Asia Summit 2024

Startup Sampangan produksi karbon aktif dan asap cair dari berbagai jenis sampah peroleh pendanaan 250 ribu dolar Singapura atau hampir Rp 3 miliar

Baca Selengkapnya

Perusahaan Rintisan Ini Terjemahkan Manga Jepang dengan AI, Bagaimana Cara Kerjanya?

7 hari lalu

Perusahaan Rintisan Ini Terjemahkan Manga Jepang dengan AI, Bagaimana Cara Kerjanya?

Startup Jepang, Orange, memakai AI untuk alih bahasa berbagai manga atau komik ke dalam berbagai bahasa. Salah satu upaya menangkal pembajakan.

Baca Selengkapnya

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

8 hari lalu

Startup Logistik Ini Boyong Teknologi Pendingin Canggih ke Indonesia, Mampu Kelola 4 Jenis Suhu

Coldspace meluncurkan teknologi pendingin hybrid untuk pabrik bahan makanan di Srengseng,Jakarta Barat. Diklaim sebagai yang pertama di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

8 hari lalu

Startup Runchise Kumpulkan Modal Segar Rp 16 Miliar, Akan Digunakan untuk Apa Saja?

Startup manajemen restoran dan waralaba kuliner dalam negeri, Runchise, memperoleh pendanaan segar sebesar US$1 juta atau sekitar Rp 16 miliar.

Baca Selengkapnya

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

9 hari lalu

Jokowi Resmikan Indonesia Digital Test House di Depok

Presiden Jokowi mengharapkan pembukaan IDHT memperkuat ekosistem digital lokal.

Baca Selengkapnya

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

18 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

18 hari lalu

Otorita Bakal Bangun Nusantara Knowledge di IKN

Otorita IKN mencanangkan pembangunan pusat riset dan kampus startup bernama Nusantara Knowledge Hub atau K-Hub.

Baca Selengkapnya

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

23 hari lalu

Kelola Limbah, Startup asal Bandung dan Bekasi Mendapat Dana di Philanthropy Asia Summit

Dua startup asal Indonesia, MYCL dan Sampangan, mendapat pendanaan dari Philanthropy Asia Summit 2024 karena sukses mengelola limbah.

Baca Selengkapnya

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

23 hari lalu

Malaysia Luncurkan Peta Jalan Menuju Ekosistem Startup Terbaik pada KTT KL20, Gelontorkan Miliaran Dolar

Lebih dari 25 investor dan perusahaan besar berkomitmen untuk menggelontorkan miliaran dolar ke dalam ekosistem startup Malaysia.

Baca Selengkapnya

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

48 hari lalu

75 Startup Ikut Seleksi Program Riset dan Inovasi IPB University

Sebanyak 75 startup bidang pangan, industri kreatif, Informasi dan Teknologi, obat kesehatan dan pertanian mengikuti seleksi program IPB University.

Baca Selengkapnya