Fenomena Tech Winter Diperkirakan Masih Terjadi Tahun Depan, Bagaimana Nasib Fintech?

Sabtu, 30 Desember 2023 08:41 WIB

Ilustrasi fintech. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia Fintech Society atau IFSoc memprediksi fenomena tech winter masih akan terjadi pada tahun depan. Apa sebabnya?

Tech winter adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan kondisi perusahaan rintisan atau startup mulai tumbang dan berguguran. Istilah ini juga digunakan untuk menyebut penurunan minat dan investasi dalam sektor teknologi.

"Tahun 2024 bagaimana? Pasti akan mengalami tech winter selama rezim suku bunga masih relatif tinggi dan opportunity cost lebih menarik di aset yang lain," kata Steering Committee IFSoc, Eddi Danusaputro, dalam Press Briefing Catatan Akhir Tahun secara virtual pada Jumat, 29 Desember 2023. "Indonesia juga sedang mengalami tahun politik, banyak orang yang tetap wait and see."

Eddi menjelaskan, ada berbagai hal yang bisa menyebabkan tech winter. Pertama, adalah gejolak ekonomi makro.

Selain itu, kata dia, penyebab lainnya adalah perang di sejumlah negara, banyak negara mengurangi ekspor pangannya, hingga kenaikan suku bunga. Eddi menggarisbawahi faktor kenaikan suku bunga.

Advertising
Advertising

Menurut dia, kenaikan suku bunga menjadikan capital cost dan opportunity cost naik. Eddi menuturkan, di tengah kenaikan suku bunga, investor di luar negeri lebih suka menyimpan uangnya di bank.

"Jadi untuk mereka melirik investasi di aset startup yang berpotensi memberikan return tapi lebih riskan, mereka pikir dua kali," tutur Eddi.

Secara historis, Eddi menjelaskan, pendanaan ke perusahaan finansial teknologi atau fintech mulai agak melemah pada 2020-2021 ketika pandemi Covid-19. Pada 2022, jumlahnya sedikit naik usai penurunan alias rebound. Namun, Eddi tak membeberkan soal angka pastinya.

Pada dokumen yang dia tampilkan, terlihat tren pendanaan fintech di Indonesia adalah US$ 25 juta pada semester 1 2023. Nilai ini turun drastis pada periode yang sama di 2022 yang sebesar US$ 1.071 juta.

Sementara itu, perbandingan rasio kenaikan jumlah deal pendanaan fintech Indonesia juga turun. Dari 1,1 kali pada periode 2021-2022, menjadi 0,3 kali pada semester 1 2022-semester 1 2023.

Pilihan Editor: Daftar 101 Pinjol Legal Terbaru yang Terdaftar di OJK 2023

Berita terkait

Terkini: Luhut Tawarkan Dua Investasi Potensial ke Elon Musk, Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai

59 menit lalu

Terkini: Luhut Tawarkan Dua Investasi Potensial ke Elon Musk, Pakar Minta Pemerintah Audit Kekayaan Pejabat Bea Cukai

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan ada dua investasi potensial yang ditawarkan kepada Elon Musk di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Harga Emas Berpotensi Naik Usai Presiden Iran Tewas, Apa Saran buat Investor?

5 jam lalu

Harga Emas Berpotensi Naik Usai Presiden Iran Tewas, Apa Saran buat Investor?

Analis DCFX, Andrew Fischer, menyebut harga emas berpotensi naik cukup besar usai insiden yang menewaskan Presiden Iran kemarin.

Baca Selengkapnya

Kemenparekraf Kembali Gelar Baparekraf for Startup secara Luring Tahun Ini, Targetkan Jaring 120 Bisnis Rintisan Baru

6 jam lalu

Kemenparekraf Kembali Gelar Baparekraf for Startup secara Luring Tahun Ini, Targetkan Jaring 120 Bisnis Rintisan Baru

Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Baparekraf) tahun ini memulai lagi program Baparekraf for Startup atau Bekup, dengan pembinaan secara langsung atau tatap muka kepada para pelaku bisnis rintisan atau startup.

Baca Selengkapnya

Airlangga Bertemu Bos LG di Korea Selatan, Bahas Investasi Teknologi

21 jam lalu

Airlangga Bertemu Bos LG di Korea Selatan, Bahas Investasi Teknologi

Menteri Koordinator Bidang Teknologi, Airlangga Hartarto bertemu pimpinan PT LG CNS, Shingyoon Hyun di Seoul, Korea Selatan. Ia berharap kerja sama di bidang investasi teknologi antara LG dan Sinar Mas Group dapat selesai sesuai target.

Baca Selengkapnya

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat hingga Rp 15.900 per Dolar AS

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini fluktuatif namun ditutup menguat direntang Rp 15.900 - Rp 15.990.

Baca Selengkapnya

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

2 hari lalu

Berkas Kasus Bendesa Adat Bali Diduga Peras Pengusaha Rp10 Miliar Dilimpahkan ke Pengadilan

Bendesa Adat Berawa Ketut Riana diduga memeras pengusaha yang membutuhkan rekomendasi perizinan investasi

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

3 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

4 hari lalu

Pencabutan Izin Usaha Paytren Dinilai Menyelamatkan Lebih Banyak Calon Investor

Ekonom Nailul Huda menilai langkah OJK mencabut izin PT Paytren Manajemen Investasi sudah tepat.

Baca Selengkapnya

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

4 hari lalu

Rupiah Diprediksi Berada di Rentang Rp15.900 - Rp16.025 per Dolar AS Hari Ini

Pada awal perdagangan Jumat pagi, rupiah turun 60 poin atau 0,38 persen menjadi Rp15.984 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

4 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya