Dirut Bulog Bayu Krisnamurthi Beberkan Rencana Impor Beras 2 Juta Ton di 2024

Kamis, 21 Desember 2023 16:14 WIB

Bayu Krisnamurthi. TEMPO/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah memberikan penugasan kepada Perum Bulog untuk mengimpor 2 juta ton beras untuk tahun depan. Rencana impor beras tersebut diungkapkan Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi.

"Indonesia tahun depan butuh 2 juta ton. Kita coba mencari yang terbaik," Bayu menuturkan dalam agenda Ngobrol Bareng Bulog ‘Melewati 2023, Menghadapi 2024’ di Bulog Corporate University, Jakarta Selatan pada Kamis 21 Desember 2023.

Menurut Bayu, kebutuhan impor sebanyak 2 juta ton di tahun 2024 tidak hanya untuk mengatasi kekurangan cadangan, tetapi juga untuk memenuhi bantuan pangan dan mendukung Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) pada tahun 2024.

Bayu juga menekankan bahwa tingkat ketidakpastian masih tinggi, dan hal ini harus diatasi dengan cermat melalui pengelolaan waktu yang baik untuk menjaga stabilitas pangan. El Nino, kata Bayu, menjadi faktor tambahan yang perlu diperhatikan, terutama mengingat bulan Februari memiliki hajatan besar (pemilu) dan perayaan Imlek.

“Mudah-mudahan kita bisa melewati proses politik dengan aman sehingga tidak ada faktor geopolitik,” Bayu melanjutkan. Impor beras, menurutnya, meskipun menjadi opsi terakhir, perlu dilakukan demi menjaga stabilitas pangan. Selain itu, manajemen waktu untuk menjaga stabilitas pangan sangat krusial, termasuk pemenuhan stok dan distribusi yang efisien.

Advertising
Advertising

"Saat ini yang sudah di gudang maupun dalam perjalanan menuju gudang, Bulog per hari kemarin (Rabu, 20 Desember 2023) punya 1,26 juta ton. Kemudian, yang masih dalam perjalanan sekitar 494 ribu ton,” Bayu menjelaskan. Ia juga menyebutkan bahwa Indonesia masih punya kontrak impor beras sekitar 500 ribu ton lagi.

Terkait asal negara impor, Bayu mengungkapkan bahwa Bulog sedang menjajaki opsi impor dari beberapa negara. Beras dari Vietnam dan Thailand melalui dua skema, yaitu Business to Business (B2B) dan Government to Government (G2G). Sementara itu, impor beras dari India hanya melalui skema G2G karena India telah mengubah kebijakan ekspornya, termasuk untuk beras, gandum, dan gula.

Bulog juga membuka opsi untuk beras dari Cina meski harganya cenderung lebih mahal. “Terus terang saja untuk beras dari Cina yang kita alami harganya masih lebih mahal, karena kita tidak biasa melakukan importasi dari Cina,” Bayu menuturkan. Keputusan ini bukan tanpa pertimbangan. Bulog perlu memastikan ketersediaan pasokan beras yang memadai, mengingat kondisi ketidakpastian yang masih tinggi.

Pilihan Editor: Jadi Ketua Dewan Pengawas Bulog, Arief Prasetyo Bakal Tekan Impor: Pindahkan Ekonominya ke RI

Berita terkait

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

8 hari lalu

Jokowi Tinjau Pasar di Karawang: Stok dan Harga Bahan Pokok Baik

Jokowi juga menyebut harga sejumlah bahan pokok mengalami penurunan.

Baca Selengkapnya

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

10 hari lalu

Beras SPHP Naik, Pengamat: Perlu Penyesuaian Agar Disparitas Harga Tak Jauh

Pemerintah melalui Perum Bulog menaikkan harga eceran tertinggi atau HET untuk beras SPHP, dari Rp10.900 menjadi Rp12.500 per kilogram sejak 1 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

11 hari lalu

Harga Beras SPHP Naik jadi Rp 12.500 per Kilogram, Bapanas Beberkan Alasannya

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo buka suara soal naiknya harga beras merek SPHP.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

12 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Penjelasan Bulog atas Harga Beras Mahal, Viral Tas Hermes hingga Kekayaan Dirjen Bea Cukai

Penjelasan Bulog atas harga beras yang tetap mahal saat harga gabah terpuruk.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

12 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

13 hari lalu

Bulog Beberkan Alasan Penyerapan Jagung Belum Maksimal

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi membeberkan alasan penyerapan jagung dari petani hingga kini masih terkendala.

Baca Selengkapnya

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

13 hari lalu

Mengapa Beras Tetap Mahal saat Harga Gabah Terpuruk? Ini Penjelasan Bulog

Diretur Utama Bulog, Bayu Krisnamurthi menjelaskan penyebab masih tingginya harga beras meskipun harga gabah di petani murah.

Baca Selengkapnya

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

13 hari lalu

Bulog Salurkan Bantuan Pangan di Jakarta Selatan

Perum Bulog menyalurkan Bantuan Pangan Tahap II berupa beras kepada keluarga penerima manfaat (KPM) di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

16 hari lalu

Harga Pangan Diklaim Normal, Zulhas: Kalau Terlalu Murah Petaninya Bangkrut

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengklaim sejumlah harga pangan telah berangsur normal. Yang mahal tinggal gula pasir.

Baca Selengkapnya

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

22 hari lalu

Harga Bawang Merah Melesat karena Gagal Panen, Ikappi Minta Percepat Distribusi

Ikappi menyayangkan kondisi curah hujan yang tinggi di beberapa daerah sehingga membuat gagal panen dan memicu kenaikan harga bawang merah.

Baca Selengkapnya