BI: Utang Luar Negeri Indonesia Turun Jadi US$ 392,2 Miliar pada Oktober 2023

Sabtu, 16 Desember 2023 16:53 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Peningkatan tingkat inflasi ini terutama didorong oleh peningkatan baik harga energi dan harga pangan. Yang kemudian ditransmisikan dalam peningkatan komponen volatile food dan administered price. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia (BI) mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada Oktober 2023 turun dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan posisi Utang Luar Negeri Indonesia pada Oktober tercatat sebesar US$ 392,2 miliar atau turun dibanding pada September yang mencapai US$ 394,4 miliar.

“Dengan perkembangan tersebut, Utang Luar Negeri Indonesia secara tahunan tumbuh 0,6 persen (year on year atau yoy),” ujar Erwin dalam keterangan resmi, Jumat, 15 September 2023. Adapun penurunan posisi Utang Luar Negeri ini, kata Erwin, terutama bersumber dari Utang Luar Negeri sektor publik.

Menurut Erwin, Utang Luar Negeri Indonesia pada Oktober tetap terkendali sebagaimana tecermin dari rasio Utang Luar Negeri Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang turun menjadi 28,7 persen dari 28,9 persen pada bulan sebelumnya, serta didominasi oleh Utang Luar Negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 86,8 persen dari total Utang Luar Negeri.

Dalam rangka menjaga agar struktur Utang Luar Negeri tetap sehat, kata Erwin, Bank Indonesia dan pemerintah terus memperkuat koordinasi dalam pemantauan perkembangan Utang Luar Negeri, didukung oleh penerapan prinsip kehati-hatian dalam pengelolaannya.

“Peran Utang Luar Negeri juga akan terus dioptimalkan dalam menopang pembiayaan pembangunan dan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional yang berkelanjutan, dengan meminimalisasi risiko yang dapat memengaruhi stabilitas perekonomian,” tuturnya.

Advertising
Advertising

Selanjutnya: Lebih lanjut, Utang Luar Negeri pemerintah....

<!--more-->

Lebih lanjut, Utang Luar Negeri pemerintah pada Oktober tercatat sebesar US$ 185,1 miliar, turun dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 188,3 miliar. Secara tahunan, Utang Luar Negeri pemerintah tumbuh sebesar 3,0 persen (yoy) dan melambat dibandingkan dengan bulan lalu sebesar 3,3 persen (yoy).

“Penurunan posisi Utang Luar Negeri pemerintah terutama dipengaruhi oleh perpindahan penempatan dana investor nonresiden pada pasar Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen lain seiring dengan volatilitas di pasar keuangan global yang meningkat,” kata dia.

Erwin menjelaskan, pemanfaatan Utang Luar Negeri pada Oktober 2023 masih diutamakan untuk mendukung belanja prioritas pemerintah dan perlindungan masyarakat. “Posisi Utang Luar Negeri pemerintah relatif aman dan terkendali mengingat hampir seluruh Utang Luar Negeri memiliki tenor jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen dari total Utang Luar Negeri pemerintah,” ucapnya.

Sementara Utang Luar Negeri swasta tetap terkendali dan masih melanjutkan kontraksi pertumbuhan. Posisi Utang Luar Negeri swasta pada Oktober 2023 tercatat sebesar US$ 196,9 miliar, sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan posisi bulan sebelumnya sebesar US$ 196,7 miliar.

Secara tahunan, Utang Luar Negeri swasta kembali mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,5 persen (yoy), melanjutkan kontraksi pada bulan lalu sebesar 3,5 persen (yoy).

Kontraksi pertumbuhan Utang Luar Negeri tersebut bersumber dari lembaga keuangan (financial corporations) dan perusahaan bukan lembaga keuangan (nonfinancial corporations) yang masing-masing mengalami kontraksi sebesar 2,4 persen (yoy) dan 2,5 persen (yoy).

“Utang Luar Negeri swasta juga tetap didominasi oleh Utang Luar Negeri jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,6 persen terhadap total Utang Luar Negeri swasta,” tutur Erwin.

Pilihan Editor: Tiga Bulan Terakhir, OJK Minta Bank Blokir Lebih dari 4.000 Rekening Judi Online

Berita terkait

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

20 jam lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

1 hari lalu

Prabowo Sesumbar Sejahterakan Indonesia dalam 4 Tahun, Ini Catatan Janjinya Saat Kampanye Pilpres 2024

Prabowo mengatakan dirinya hanya butuh 3-4 tahun untuk menyejahterakan Indonesia. Ini janji Prabowo-Gibran saat kampanye pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

3 hari lalu

Terpopuler: Deretan Masalah Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis hingga Lowongan Kerja BTN

Berita terpopuler ekonomi dan bisnis pada Kamis, 9 Mei 2024, dimulai dari deretan masalah dari Program Pendidikan Dokter Spesialis Gratis atau PPDS.

Baca Selengkapnya

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

3 hari lalu

Ramai di X Bayar Tunai Ditolak Kasir, BI Buka Suara

Bank Indonesia mendorong aktivitas bayar tunai, namun BI mengimbau agar merchant tetap bisa menerima dan melayani pembayaran tunai

Baca Selengkapnya

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

4 hari lalu

Apindo Optimistis Target Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen Tercapai

Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) optimistis target pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada tahun ini dapat tercapai.

Baca Selengkapnya

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

4 hari lalu

Aliran Modal Asing Rp 19,77 T, Terpengaruh Kenaikan BI Rate dan SRBI

Kenaikan suku bunga acuan atau BI rate menarik aliran modal asing masuk ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

4 hari lalu

Bank Danamon Belum Berencana Naikkan Suku Bunga KPR

Bank Danamon Indonesia belum berencana menaikkan suku bunga KPR meski suku bunga acuan BI naik menjadi 6,25 persen

Baca Selengkapnya

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

4 hari lalu

Cadangan Devisa RI Akhir April 2024 Anjlok Menjadi USD 136,2 Miliar

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

4 hari lalu

Bamsoet Dorong Pemerintah Bijak Mengelola Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi yang positif patut dikelola dengan penuh kebijaksanaan karena ketidak pastian global.

Baca Selengkapnya

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

5 hari lalu

LPEM FEB UI Komentari Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tertinggi Sejak 2015

LPEM FEB UI memaparkan secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi masih cenderung stagnan.

Baca Selengkapnya