Sri Mulyani Sebut Kendala Pemulihan Ekonomi: Tren Suku Bunga Tinggi hingga Perang

Jumat, 24 November 2023 13:16 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam mengisi acara pembukaan Indonesia Millenial and Gen Z Summit 2023 di Senayan Park, Jakarta, Jumat, 24 November 2023. TEMPO/Defara Dhanya

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati, memaparkan soal pemulihan ekonomi yang tidak selalu berjalan mulus dan mudah. Saat ini, dunia dihadapkan dengan berbagai tantangan, salah satunya tren suku bunga tinggi yang masih terus berlanjut di negara-negara maju. Apabila suatu negara tidak memiliki daya tahan yang kuat, maka ada potensi terjerat krisis keuangan.

“Untuk banyak negara yang tidak cukup berdaya tahan, this time of higher for longer itu bisa mudah sekali membuat mereka masuk ke perangkat krisis keuangan. Kita berusaha untuk menjaga situasi ini,” ujar Sri Mulyani dalam acara pembukaan Indonesia Millennial and Gen Z Summit 2023 di Spark, Jakarta, Jumat, 24 November 2023.

Selain tren suku bunga tinggi, tensi geopolitik juga berdampak besar bagi perekonomian Indonesia. Sri Mulyani menilai hal ini sering tidak disadari masyarakat karena terlihat abstrak.

“Perangnya di Ukraina, yang terpengaruh harga gandum, terus berpengaruh pada harga makanan di Indonesia. Perangnya di Ukraina, yang terkena harga dari sunflower oil, dampaknya ke CPO kita yang harganya naik.

Perangnya di Ukraina, namun harga minyak bisa naik, harga gas bisa naik,” ujar Menkeu. “So geopolitical it’s not abstract, memengaruhi kita.”

Advertising
Advertising

Tidak hanya dua faktor tersebut, saat ini dunia dihadapkan dengan perubahan iklim atau climate change dan teknologi digital atau digitalisasi yang menjadi tantangan besar pula bagi perekonomian Indonesia.

“Ada tantangan climate change, yang tadi bagi generasi Z it’s something yang semakin mereka aware, mereka rasakan secara personal, dan mereka harapkan government atau pemerintah untuk respons,” ujarnya.

Begitu pula tantangan digitalisasi yang menjadi disruptif dan terlihat sebagai sesuatu perubahan yang transformasional.

“Namun pasti disrupsi memengaruhi banyak kehidupan. Ini tidak selalu mudah dan tidak selalu positif,” ucap Sri Mulyani.

Meskipun dihadapkan dengan berbagai tantangan, Menkeu mengatakan Indonesia relatif bisa bertahan resilience. “Pertumbuhan ekonomi kita terjaga di sekitar 5 persen, dengan banyaknya, apa yang tadi disebut shock bertubi-tubi,” kata dia.

Dirinya juga menegaskan pemerintah tidak akan berhenti berupaya dalam menghadapi tantangan-tantangan yang datang. “Kita masih punya impian yang belum tercapai. Indonesia akan terus mengejar tujuan impian yang disebut Indonesia Emas,” kata Sri Mulyani.

Pilihan Editor: Kemenkeu Ungkap Ekonomi Global dan Tensi Politik Pengaruhi Pertumbuhan Ekonomi RI

Berita terkait

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

4 menit lalu

Terkini: Jokowi dan Sri Mulyani Rapat Pembatasan Impor, Sertifikat Tanah di Bekasi Beralih ke Elektronik

Berita terkini bisnis: Presiden Jokowi dan Sri Mulyani rapat membahas pembatasan impor, sertifikat tanah di Kabupaten Bekasi beralih ke elektronik.

Baca Selengkapnya

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

2 jam lalu

Jokowi, Sri Mulyani, dan Airlangga Gelar Rapat tentang Pembatasan Impor

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menggelar rapat dengan Sri Mulyani, Airlangga Hartarto, dan Agus Gumiwang tentang pembatasan impor.

Baca Selengkapnya

Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri

18 jam lalu

Grab Indonesia Sebut Ekonomi Nasional Beri Harapan bagi Pelaku Industri

Grab Indonesia sebut ekonomi nasional memberi harapan bagi para pelaku usaha untuk bisa terus menjaga daya saing produk atau layanan

Baca Selengkapnya

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

20 jam lalu

TImbulkan Opini Negatif Masyarakat, Pakar Nilai Informasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai ke Publik Tak Rinci

Pakar menilai komunikasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai kepada publik belum optimal, kerap memicu opini negatif masyarakat

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

23 jam lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

1 hari lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

1 hari lalu

Staf Sri Mulyani Beberkan Rencana Perbaikan Bea Cukai, Apa Saja?

Yustinus Prastowo mengatakan Kementerian sudah menyiapkan beberapa rencana untuk menangani masalah di Bea Cukai.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

1 hari lalu

Sri Mulyani Lapor Kondisi Ekonomi Global hingga Soal Bea Cukai ke Jokowi di Istana

Sri Mulyani menyampaikan informasi ihwal perkembangan perekonomian global terkini kepada Jokowi di Istana.

Baca Selengkapnya

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

2 hari lalu

Jokowi Akan 'Cawe-cawe' Beresi Bea Cukai, Ini Deretan Masalah yang Disorot Masyarakat

Menteri Keuangan Sri Mulyani melaporkan kepada Presiden Jokowi terkait sorotan publik terhadap Direktorat Jenderal Bea dan Cukai belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

2 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya