BSI Memproyeksi Perekonomian RI Tumbuh di Atas 5 Persen Tahun Depan
Reporter
Defara Dhanya Paramitha
Editor
Grace gandhi
Minggu, 19 November 2023 13:25 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Chief Economist PT Bank Syariah Indonesia Tbk. alias BSI, Banjaran Surya Indrastomo memprediksi perekonomian nasional masih akan melanjutkan pertumbuhan positif pada 2024.
“Di tengah ketidakpastian global, tahun depan BSI optimistis perekonomian Indonesia tetap tumbuh positif di atas 5 persen. Tingkat konsumsi rumah tangga diperkirakan masih tumbuh kuat,” ujar Banjaran dalam keterangan resmi, dikutip Minggu, 19 November 2023.
Menurutnya, perekonomian di tingkat global ekonomi masih akan melambat. Faktor penyebabnya yakni kebijakan moneter yang ketat dari bank sentral negara-negara maju. “Seperti Amerika Serikat, di mana suku bunga acuan bank masih dijaga tinggi sejak 2023,” tuturnya.
Inflasi global, kata Banjaran, juga semakin terkendali, meski ada risiko kenaikan harga komoditas yang didorong oleh ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina dan Israel-Palestina.
Selain itu, terdapat risiko dari perubahan iklim dan gangguan cuaca El Nino yang berpotensi menghambat produksi pangan hingga paruh awal 2024. “Hal itu akan membuat pelonggaran suku bunga acuan diprediksi akan dilakukan pada semester kedua 2024,” ucapnya.
Pada saat yang sama, terdapat risiko dari meningkatnya ketidakpastian perekonomian dan pasar keuangan global akibat dinamika politik dari pemilihan presiden Amerika Serikat.
Selanjutnya: Banjaran memproyeksi tingkat konsumsi 2024 masih....
<!--more-->
Banjaran memproyeksi tingkat konsumsi 2024 masih bertahan tinggi, dengan kondisi suplai dari manufaktur yang konsisten berada di zona ekspansif, yakni PMI Manufacture lebih besar dari 50.
“Hal ini menandakan keyakinan konsumen yang terjaga. Salah satu pendorongnya adalah aktivitas pemilu yang memutar roda perekonomian karena meningkatkan belanja domestik,” kata dia.
Seluruh lapangan usaha diprediksi tumbuh positif pada 2024, didorong oleh kuatnya konsumsi rumah tangga. BSI pun optimistis bahwa perbankan nasional dapat mencapai pertumbuhan DPK 7,65 persen (year on year atau yoy) dan pembiayaan sebesar 8,39 persen (yoy) hingga akhir tahun ini.
Sedangkan tahun depan, perbankan nasional diprediksi akan tumbuh sebesar 8-10 persen (yoy) untuk DPK dan 9-11 persen (yoy) untuk pembiayaan. Adapun kinerja perbankan syariah diproyeksikan masih berada di atas perbankan nasional.
“Oleh karena itu, industri perbankan syariah masih berpeluang tumbuh progresif di tengah tantangan ketatnya likuiditas,” tutur Banjaran. “Karenanya perlu peningkatan peran perbankan syariah dalam proyek strategis nasional, seperti hilirisasi dan pendalaman pasar keuangan.”
Pilihan Editor: Ombudsman Nilai Kebijakan Impor Beras Seringkali Ditetapkan Tanpa Indikator yang Jelas