Jawa Barat Diguyur 100 Ribu Ton Beras Bantuan Pemerintah dalam 2 Bulan, Bagaimana Dampaknya ke Harga?
Reporter
Ahmad Fikri (Kontributor)
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Selasa, 7 November 2023 20:03 WIB
TEMPO.CO, Bandung - Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Jawa Barat Mohamad Arifin Soedjayana mengatakan bantuan beras pemerintah yang diguyurkan cukup menahan kenaikan harga beras medium.
“Beras medium itu turun 1,09 persen dalam satu bulan kemarin setelah dua bulan diguyur bantuan pangan yang 10 kilogram per KPM (Keluarga Penerima Manfaat),” kata Arifin di Bandung, Selasa, 7 November 2023.
Selama dua bulan terakhir bantuan beras pemerintah yang disalurkan di Jawa Barat lewat berbagai skema itu telah menembus 100 ribu ton, dengan jumlah rumah tangga sasaran menembus 4,1 juta KPM. Beras bantuan pemerintah yang disalurkan per bulannya di Jawa Barat mencapai 41 ribu ton.
“Dua bulan kemarin, September dan Oktober itu hampir 80 ribu ton. Belum lagi beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) yang dikeluarkan itu 4 ribu tonan tiap bulan. Itu dengan beras medium yang harganya Rp 10.900,” kata Arifin.
Arifin menjelaskan, bantuan beras pemerintah berupa beras medium itu berhasil menekan kenaikan harga beras. “Harga menjadi stuck, tidak naik lagi. Dulu kan medium itu bisa sampai Rp 13 ribuan, sekarang dengan diguyur itu rada diem. Turunnya memang kecil, tapi kalau saya melihat ini berhasil menahan si harga tidak naik lagi,” ucapnya.
Meski begitu, penurunan harga beras itu belum mencapai target harga eceran beras medium yang dipatok pemerintah yakni Rp 11. 800 per kilogram. “Masih, masih di atas. Rata-rata harga beras medium di Jawa Barat itu menjadi Rp 12.600, dari Rp 11.800 harga eceran tertinggi pemerintah,” tuturnya.
Begitu juga harga beras premium yang dalam sebulan terakhir terpantau masih naik, kendati tipis. “Untuk premium ada kenaikan 0,03 persen,” kata dia.
Lebih jauh, Arifin menilai wajar harga beras premium masih fluktuatif. Harga beras premium rata-rata Jawa Barat Rp 14.126 per kilogram. “Kalau tadi signifikan turun rada wajar di medium, tapi kalau premium karena memang bukan fokus kita."
Harga beras saat ini masih relatif tinggi karena harga dari petani yang naik tajam. “Kenaikan GKP itu hampir 40 persenan, dari Rp 5 ribu jadi Rp 7.500 per kilogram,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Kantor Wilayah Bulog Jawa Barat Muhammad Attar Rizal mengatakan, cadangan beras di Jawa Barat saat ini menembus 87.300 ton. “Kita masih menyalurkan bantuan pangan, beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) itu terus sampai nanti Desember. Dan kita akan top up terus cadangan itu dari impor. Nanti setelah panen kita serap dari petani lokal,” kata dia, Selasa, 7 November 2023.
Selanjutnya: Attar mengatakan, tambahan cadangan beras itu ...
<!--more-->
Attar mengatakan, tambahan cadangan beras itu misalnya akan tiba pekan depan di Pelabuhan Patimban. “Tanggal 12 nanti ada kapal dari Vietnam masuk ke Patimban, kita akan bongkar di sini 4 ribuan ton untuk Jawa Barat. Kalu memang masih kurang, bisa top up dari Patimban atau dari Tanjung Priok,” kata dia.
Bulog Jawa Barat mencatatkan serapan cadangan beras pemerintah saat ini terbesar dibandingkan seluruh provinsi lainnya di Indonesia. “Tertinggi, Jabar serapan kita dalam negeri untuk lokal itu 218 ribu ton tahun 2023, terbesar se-Indonesia,” ucapnya.
Bulog Jawa Barat pun masih membeli beras dari petani kendati bukan untuk cadangan beras pemerintah. Penyebabnya harga beras petani saat ini menembsu Rp 7.400-7.600 per kilogram sudah melampaui harga patokan pemerintah yakni Rp 5 ribu.
“Kita melakukan serapan yang sekarang ini untuk premium, untuk bisnis kita, untuk komersial kita. Masih ada serapan 100-200 ton tapi bukan untuk cadangan pemerintah tapi polanya pola bisnis komersial yang kita jual secara umum,” kata dia.
Ia memperkirakan panen petani pada Maret-April 2024, dan sebelum itu diperkirakan masih akan ada kenaikan harga beras. “Itu siklus. Harga naik, produksi belum ada. Pasti seperti itu siklusnya, tapi kita siapkan semua cadangan,” tuturnya.
Sedangkan Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengklaim fluktuasi harga bahan pokok di daerah yang dipimpinnya tersebut masih terkendali. “Harga beras dan cabai berpengaruh, tapi kita masih terkendali. Insyaallah terkendali,” kata dia, Selasa, 7 November 2023.
Ia pun optimistis pertumbuhan ekonomi Jawa Barat dan inflasi pada akhir tahun akan mencapai target yang telah dipatok sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi Jawa Barat pada kuartal ketiga tahun ini mencapai 4,57 persen, melambat dibandingkan kuartal sebelumnya di 5,25 persen.
Sementara inflasi Jawa Barat per Oktober 2023 sebesar 2,58 persen year on year dan 1,73 year to date. "Jadi untuk akhir tahun optimistis di kisaran 3 persen tercapai, masih sesuai target,” ucap Bey.
Pilihan Editor: Ketergantungan Indonesia pada Beras Impor Meningkat, Ekonom Ulas Penyebabnya