Pertumbuhan Ekonomi Jeblok jadi 4,94 Persen, Apindo: Ada Stagnasi Konsumsi Akibat Inflasi

Selasa, 7 November 2023 19:07 WIB

Ilustrasi pertumbuhan ekonomi. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Shinta Kamdani menanggapi laporan Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,94 persen Year on Year (YoY) pada triwulan ketiga 2023.

Angka tersebut turun bila dibandingkan pertumbuhan ekonomi yoy tahun 2022 sebesar 5,73 persen. Menurut Shinta, kinerja usaha di berbagai sektor dapat dikatakan stabil meskipun dalam tiga bulan terakhir merasakan adanya perlambatan ekspansi konsumsi.

"Atau stagnasi pertumbuhan konsumsi di pasar domestik yang kemungkinan besar disebabkan oleh inflasi barang kebutuhan pokok seperti bahan bakar minyak (BBM), beras, dan lain-lain," ujar Shinta saat dihubungi pada Senin, 6 November 2023.

Selain itu, kata dia, pelemahan nilai tukar juga berimbas pada kenaikan harga produk manufaktur di pasar. Ditambah lagi kenaikan suku bunga pinjaman dan uncertainty yang meningkat seiring dengam mendekatnya periode pemilihan umum (pemilu) di mana secara historis pasar kerap menahan diri terhadap konsumsi produk yang dianggap barang modal seperti otomotif atau real estate.

Kondisi perlambatan pertumbuhan kinerja ini pun terlihat dari parameter indeks penjualan ritel yang meskipun masih tumbuh positif hingga September 2023 tapi hanya sekitar 1,9 persen. Shinta juga menyitir data penjualan produk otomotif yang menunjukkan hal yang sama di mana sejak Agustus 2023 pertumbuhannya tidak setinggi periode Mei-Juli 2023 untuk kategori kendaraan pribadi.

Advertising
Advertising

“Secara keseluruhan kinerja usaha masih cukup baik, tetapi secara komparatif bila dibandingkan pertengahan tahun, memang terlihat ada sedikit perlambatan pertumbuhan konsumsi,” tutur Shinta.

Namun, menurut dia, kondisi ini dianggap wajar, karena merupakan konsekuensi logis dari peningkatan ketidakpastian iklim usaha atau investasi baik di dalam maupun luar negeri. “Yang mempengaruhi investasi, kecepatan pertumbuhan lapangan kerja di sektor firmal, dan daya beli masyarakat secara umum,” ucap Shinta.

Sebelumnya, Pelaksana Tugas Kepala BPS Amalia Adaninggar Widyasanti mengatakan daya beli masyarakat masih stabil. Hal itu pula yang turut mendorong ekonomi Indonesia tumbuh 4,94 persen YoY pada triwulan ketiga 2023.

"Daya beli masyarakat terlihat stabil, diindikasikan inflasi yang terkendali," kata Amalia dalam konferensi pers, kemarin.

Selain itu, kata dia, indeks penjualan eceran riil juga tumbuh 1,25 persen yoy per September 2023. Sedangkan penjualan sepeda motor tumbuh 11,28 YoY; nilai transaksi uang elektronik tumbuh 6,91 persen YoY; dan nilai transaksi kartu kredit tumbuh 25,775 persen YoY. "Terlihat juga masih tumbuh cukup tinggi kredit KPR dan KPA, yakni 12,30 persen YoY,” kata Amalia.

Selain dukungan daya beli masyarakat, lanjut dia, pertumbuhan ekonomi didorong respons kebijakan pemerintah. Sebagai informasi, belanja modal pemerintah pada triwulan ketiga 2023 tumbuh 32,37 persen. "Dan di sisi kebijakan moneter, Bank Indonesia mempertahankan tingkat suku bunga acuan sebesar 5,75 persen di triwulan ketiga tahun ini," ujar Amalia.

Adapun pada triwulan ketiga 2023, BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 4,94 persen secara YoY dan tumbuh 1,60 persen secara Quartal to Quartal (QtQ). Sehingga, secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat 5,05 persen.

Amalia menuturkan pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga 2023 lebih rendah dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan pola yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Menurutnya, pertumbuhan ekonomi triwulan ketiga selalu lebih rendah dibanding triwulan kedua, kecuali pada 2020 atau ketika pandemi Covid-19.

"Namun dengan capaian pertumbuhan 4,94 persen YoY pada triwulan ketiga tahun ini, ekonomi Indonesia terjaga solid dan tumbuh positif," kata Amalia.

MOH KHORY ALFARIZI | CAESAR AKBAR | RIRI RAHAYU

Pilihan Editor: Ekonomi Indonesia Tumbuh di Bawah 5 Persen di Kuartal III 2023, LPEM UI: Cukup Logis, karena...

Berita terkait

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

1 hari lalu

BI Beberkan Langkah Sinergi Pengendalian Inflasi

Deputi Gubernur Senior BI Destry Damayanti menyatakan pihaknya terus memperkuat sinergi dan mendukung upaya pengendalian inflasi daerah.

Baca Selengkapnya

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

2 hari lalu

Penyebab Rupiah Melemah, Ini Analisis Direktur Laba Forexindo Berjangka

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memberikan analisis soal nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS belakangan ini.

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

2 hari lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

2 hari lalu

Terkini: Ini Peserta BPJS Kesehatan yang Tak Bisa Naik Kelas Rawat Inap, Airlangga soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen

Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) oleh BPJS Kesehatan mulai tahun depan menjadi sistem Kelas Rawat Inap Standar (KRIS).

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

2 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

2 hari lalu

Airlangga Soal Target Prabowo Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Semoga Geopolitik Berubah

Untuk jadi negara maju Airlangga sebut pemerintah memproyeksikan ekonomi harus di atas 5 persen

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

3 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

3 hari lalu

Prabowo Yakin Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 8 Persen

Prabowo mengatakan Indonesia bisa dengan mudah mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam 2-3 tahun mendatang.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

3 hari lalu

BPS Catat Nilai Ekspor Nikel Naik 45,85 Persen pada April 2024

BPS menyebut nilai ekspor komoditas nikel dan barang daripadanya mengalami kenaikan sebesar US$ 210,6 juta atau 45,85 persen pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

4 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya