Kebijakan Mitigasi Risiko Global, Bank Indonesia Fokus Stabilisasi Harga

Selasa, 24 Oktober 2023 22:17 WIB

Karyawan melintas di area perkantoran Bank Indonesia, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022. Menurut pengamatan bank sentral, inflasi pada tahun 2022 akan berada di kisaran 4,2 persen yoy. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia (BI) Firman Muchtar mengatakan pihaknya telah menyiapkan berbagai langkah mitigasi risiko global untuk menjaga kestabilan perekonomian Indonesia.

Risiko global tersebut di antaranya perang Rusia-Ukraina, ketegangan geopolitik di Timur Tengah, gejolak kebijakan moneter Amerika Serikat, serta defisit fiskal AS yang masih membengkak.

"Kami lakukan secara preemptive, kami mitigasi agar tetap menjaga pertumbuhan ekonomi," kata Firman saat kegiatan BNI Investor Daily Summit 2023 di Jakarta, Selasa 24 Oktober 2023.

Salah satu fokus utama BI dalam menyiapkan langkah mitigasi adalah menjaga kestabilan harga guna menekan kemungkinan naiknya imported inflation.

BI mewaspadai kemungkinan risiko global bertransmisi dengan peningkatan imported inflation.

"Inflasi masih menjadi sasaran utama price stability BI, mandat itu yang ingin kami jaga jangan sampai inflasi ini terus meningkat," kata Firman.

Advertising
Advertising

BI menargetkan sasaran inflasi 2024 lebih rendah

<!--more-->

Selain itu, BI juga berupaya memitigasi dari sisi harga barang yang bergejolak (volatile food), khususnya komoditas beras.

Dengan upaya tersebut, BI menargetkan sasaran inflasi pada 2024 akan lebih rendah dibandingkan dengan 2023, yakni menjadi 2,5 plus minus 1 persen dari 3 plus minus 1 persen.

Tak hanya dari sisi imported inflation, BI juga menyiapkan langkah mitigasi dari sisi volatilitas kurs. Langkah tersebut dilakukan dengan mengintervensi pasar, termasuk melalui surat berharga negara (SBN).

Bank sentral juga melakukan penguatan dari sisi penerbitan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Firman menjelaskan penerbitan SRBI memiliki dua tujuan, yakni sebagai instrumen moneter serta menjadi bagian dari pendalaman pasar keuangan.

"Jadi, aset yang digunakan untuk sekuritas adalah underlying dari SBN BI. Harapannya, ini adalah bagian dari upaya mendukung stabilitas nilai rupiah," ujar Firman.

Langkah mitigasi berikutnya adalah melonggarkan penyangga kebijakan likuiditas makroprudensial (KLM) dari 6 persen menjadi 5 persen.

Tujuannya adalah untuk memberikan ruang kepada perbankan domestik untuk tetap menyalurkan tambahan kredit di tengah kondisi yang tidak pasti.

Pilihan editor: Pekan Ketiga Oktober, Bank Indonesia Catat Aliran Modal Asing Keluar Rp 5,36 Triliun

Berita terkait

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

13 jam lalu

BI Laporkan Harga Properti Residensial Triwulan I Naik 1,89 Persen

Survei BI mengindikasikan harga properti residensial di pasar primer triwulan I 2024 tetap naik, tecermin dari pertumbuhan Indeks Harga Properti Residensial triwulan I 2024 sebesar 1,89 persen

Baca Selengkapnya

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

17 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

2 hari lalu

TKN Prabowo-Gibran Siapkan Strategi Kerek Rasio Pajak, Perlu Evaluasi Rencana Kenaikan PPN 12 Persen

TKN Prabowo-Gibran tengah kaji kenaikan PPN menjadi 12 persen, apakah memberi manfaat atau kerugian netto terhadap perekonomian?

Baca Selengkapnya

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

2 hari lalu

Tingkat Perekonomian Indonesia Turun, Ada Dampak dari Perlambatan di Cina

Perlambatan perekonomian di Cina memberi dampak ke Indonesia. Sebab sasaran pasar terbesar untuk kegiatan ekspor komoditas alam berada di Cina

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

3 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

3 hari lalu

Survei Bank Indonesia: Keyakinan Konsumen terhadap Kondisi Ekonomi Meningkat

Survei Konsumen Bank Indonesia atau BI pada April 2024 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi meningkat.

Baca Selengkapnya

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

4 hari lalu

Perkuat Transaksi Mata Uang Lokal, BI dan Bank Sentral UEA Jalin Kerja Sama

Gubernur BI dan Gubernur Bank Sentral UEA menyepakati kerja sama penggunaan mata uang lokal untuk transaksi bilateral.

Baca Selengkapnya

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

5 hari lalu

Ekspedisi Jalur Sesar Baribis, BPBD Jabar Sosialisasi Bahaya Gempa

Ekspedisi Sesar Baribis akan tersebar ke beberapa titik untuk sosialisasi dan upaya mitigasi bahaya gempa.

Baca Selengkapnya

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

5 hari lalu

Plus Minus KTT Perdamaian Ukraina di Swiss

Rusia tidak diundang ke pertemuan tanggal 15-16 Juni 2024 dalam KTT Perdamaian Ukraina di Lucerne, Swiss.

Baca Selengkapnya

Profil Mikhail Mishutin, Perdana Menteri Rusia yang Dipinang Lagi oleh Putin

6 hari lalu

Profil Mikhail Mishutin, Perdana Menteri Rusia yang Dipinang Lagi oleh Putin

Putin mengusulkan nama Mikhail Mishutin untuk kembali menjabat sebagai perdana menteri.

Baca Selengkapnya