Penetrasi Asuransi di Indonesia Masih Rendah, OJK: Baru 7,5 Juta Orang dari Seluruh Penduduk
Reporter
Riri Rahayu
Editor
Rr. Ariyani Yakti Widyastuti
Senin, 23 Oktober 2023 19:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut penetrasi asuransi di Indonesia masih rendah. Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyebut baru ada 2,75 persen masyarakat Indonesia yang mengakses asuransi.
"Berarti, baru sekitar 7,5 juta orang dari 275 orang Indonesia," kata Mahendra di Jakarta, Senin, 23 Oktober 2023.
Oleh karena itu, OJK meluncurkan Peta Jalan Pengembangan dan Penguatan Perasuransian periode 2023-2027. Melalui peta jalan tersebut, Mahendra mengatakan, pihaknya bakal berupaya mengembalikan kepercayaan publik. Hal ini seiring terjadinya berbagai kasus yang menyangkut masalah integritas perusahaan asuransi.
Seiring masih rendahnya penetrasi asuransi di Indonesia, Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan,dan Dana Pensiun OJK Ogi Prastomiyono juga mengatakan tingkat densitas asuransi belum optimal. Sebab pada akhir tahun 2022, baru mencapai Rp 1.923.380 per penduduk.
"Target yang dicanangkan dalam periode akhir peta jalan ini yaitu pada tahun 2027 diharapkan tingkat penetrasi asuransi di Indonesia dapat mencapai 3,2 persen dengan tingkat densitas berada pada level Rp 2.400.000 per penduduk," ujar dia.
Lebih lanjut, Ogi mengungkapkan bahwa literasi dan inklusi pada sektor asuransi masih di bawah level lembaga jasa keuangan yang lain. Selain itu, masih ada gap antara tingkat literasi pada sektor perasuransian pada tahun 2022 yang berada pada level 31,7 persen tetapi tingkat inklusinya pada level 16,6 persen.
"Ini salah satu indikasi bahwa masih ada faktor tertentu yang menurunkan minat masyarakat untuk berasuransi, walaupun sebagian dari masyarakat tersebut memahami manfaat produk asuransi untuk mengelola risiko individu dan risiko bisnis," ujar dia.
Pilihan Editor: Aturan Baru, OJK Wajibkan Asuransi untuk Event Pertandingan Sepak Bola