Sri Mulyani Ungkap Pesan Adiwiranama di Wisuda PKN STAN 2023: Kuno, tapi Hikmahnya Dalam

Kamis, 5 Oktober 2023 13:38 WIB

Menkeu Sri Mulyani memberikan keterangan pers terkait laporan APBN 2019 di Jakarta, Selasa 7 Januari 2020. Menkeu menyatakan realisasi APBN 2019 masih terarah dan terkendali meskipun terjadi defisit sebesar Rp353 triliun atau sebesar 2,20 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan pesan khusus kepada para wisudawan Politeknik Keuangan Negara STAN 2023. Pesan tersebut tak lepas dari tema wisuda tahun ini yakni Adiwiranama yang merupakan akronom dari Adiwignya, gagaran, karuna, dan prasama.

“PKN STAN selalu menggunakan kata-kata kuno. Namun aktual, wisdom-nya (hikmahnya) sangat dalam,” ujar dia dalam siaran langsung acara wisuda di akun YouTube PKN STAN, pada Kamis, 5 Oktober 2023.

Sri Mulyani mengungkap arti masing-masing kata dari tema wisuda dari Bahasa Sansekerta tersebut. Pertama, Adiwignya yang artinya berpendidikan. Menurut dia, orang yang berpendidikan adalah tahu apa yang individu itu tidak tahu. Sehingga orang akan selalu memiliki kerendahan hati. “Orang yang jumawa, arogan, merasa sudah cukup meskipun pendidikannya tinggi, mereka tidak berpendidikan,” ucap dia.

Bendahara negara mengatakan pendidikan adalah belajar mendidik, mengedukasi diri sendiri tidak hanya otaknya, tapi juga sikapnya. Sri Mulyani meminta agar Adiwignya menjadi refleksi bagi para wisudawan PKN STAN, setelah sebelumnya selama empat tahun menjadi mahasiswa dan setahun berasrama.

“Apakah Anda merasakan perbaikan di dalam kepribadian, sikap, dan cara berpikir? Kalau Anda belum merasa itu cukup, saya berharap Anda terus mencari proses pendidikan lainnya,” ucap dia.

Advertising
Advertising

Sri Mulyani meminta agar wisudawan PKN STAN untuk terus mengasah karakter dan sikap di dalam kehidupan sehari-hari sehingga bisa betul-betul menjadi manusia yang berpendidikan.

Kedua, Gagaran yang berarti pedoman. Selain berpendidikan, kata Sri Mulyani, wisudawan PKN STAN juga harus memiliki pedoman yang merupakan kompas untuk menunjukkan arah kemana individu itu menghadap. Menurut dia, kompas ini tidak seperti arah kiblat umat muslim yang jelas dan eksplisit, tapi di dalam bergaul dan bekerja akan ada ujian di berbagai situasi yang tidak diketahui arahnya.

“Karena di situlah letak kualitas dari Anda semuanya. Kalau kualitas Anda baik, itu tanda baik bagi bangsa dan negara Indonesia. Karena orang yang berpendidikan punya kompas yang andal yaitu kompas diri Anda sendiri,” ucap Sri Mulyani.

Mantan Direktur Bank Dunia itu juga mengingatkan bahwa perjalanan tidak selalu mendaki ke atas. Karena, banyak perjalanan terjal ke bawah. Bahkan, kata Sri Mulyani, banyak kasus orang diuji di situasi yang terjal. Di mana keputusan akan dipilih oleh individu tersebut tergantung dari pedoman pada dirinya sendiri.

Artinya, dia menyebutkan lulusan PKN STAN adalah manusia-manusia yang terpilih, bependidikan dan pedoman tidak hanya untuk dirinya sendiri, serta menerima panggilan negara. Dengan begitu, Sri Mulyani mengaku akan tenang. “Karena kompas Anda menjurus kepada arah yang benar.”

Ketiga, Karuna yang berarti kasih sayang. Dalam konteks wisuda PKN STAN, kata Sri Mulyani, Karuna yang dimaksud adalah menebar kebaikan. Dia mengatakan hal itu bisa dilakukan dari lingkungan yang paling kecil seperti di rumah bersama keluarga, atau di tempat kos bersama teman.

Selanjutnya: Menurut Sri Mulyani, Karuna merupakan...

<!--more-->

Menurut Sri Mulyani, Karuna merupakan fondasi awal. Jika tidak bisa bersikap baik pada level pribadi, Sri Mulyani khawatir wisudawan PKN STAN tidak mampu bersikap baik pada level publik. Karena pada level pribadi, mulai ditanamkan etika sopan santun kepada orang lain.

Sebagai pegawai dan pejabat publik, kata Sri Mulyani, jika bekerja dan melihat teman atau diri sendiri menghadapi masalah, maka harus mencari solusinya. Atau jika melihat teman mulai 'miring' hampir terperosok, pedomannya mati, kompasnya hilang, maka Sri Mulyani meminta agar membantunya kembali ke jalan yang benar.

“Jaga diri kalian, jaga teman kalian, jaga keluarga kalian, jaga Kementerian Keuangan, jaga Indonesia untuk terus ada di Jalur yang baik dan benar. Itulah esensi Karuna, kasih sayang di dalam kebaikan,” tutur Sri Mulyani.

Terakhir, keempat ada Prasama yang maknanya bersama-sama. Semua lulusan PKN STAN, Sri Mulyani berujar, dibiayai negara. Artinya semuanya bisa mencapai tahap ini karena negara dan bangsa Indonesia memberi kesempatan dan fasilitas untuk mendapatkan kemewahan dalam proses belajar.

Sehingga, dia mengatakan jika lulus, mahasiswa PKN STAN tidak lagi memiliki sikap bisa mengurus sendiri negara ini dan menjadi pahlawan. Mulai hari ini, Sri Mulyani berujar, semua bekerja dalam tim. Hal itu bukan berarti tidak bisa bersinar sebagai diri sendiri, tapi sinar itu diharmoniskan.

Di dalam mengurus keuangan negara, mulai dari bagian pajak, bea dan cukai, manajemen keuangan negara, akuntansi, semua adalah satu tim pengelola keuangan negara. Ada yang berkontribusi bagian penerimaan, belanja pusat, bendahara umum, hingga transfer ke daerah.

“Semuanya penting, tidak ada di dalam kebersamaan rasa jumawa dan kesombongan pribadi, kekuatan dikonsolidasikan jumlahnya dan hasilnya jauh lebih hebat,” tutur dia.

Sri Mulyani juga meminta agar wisudawan PKN STAN untuk tidak bersinar sendiri dengan "membakar" teman sendiri. Karena, hal itu terjadi saat ini, di mana kebersamaan dilupakan atau hanya mementingkan diri sendiri dan kelompok kecilnya dengan konsekuensi "membakar" temannya, institusinya, dan merusak reputasi kementerian.

Dia berpesan agar jangan menjadi manusia yang mementingkan diri sendiri, karena ini adalah harapan bangsa Indonesia yang sudah berinvestasi menberikan mahasiswa PKN STAN untuk mendapatkan proses pendidikan yang baik. “Itu adalah tema dari wisuda hari ini Adiwiranama: Adiwignya, Gararan, Karuna, Prasama itu sudah mencakup seluruh pesan yang saya hanya mengulang dan menggarisbawahi,” kata Sri Mulyani.

Pilihan Editor: Soal Utang Proyek Kereta Cepat Dijamin APBN, Jokowi: Tanyakan ke Bu Menteri Keuangan

Berita terkait

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

13 jam lalu

Chatib Basri Sebut Dampak Konflik Timur Tengah Bisa Timbulkan Defisit APBN Tembus Rp 300 Triliun

Chatib Basri menilai konflik yang terus-menerus di Timur Tengah berpotensi membuat defisit APBN hingga Rp 300 triliun.

Baca Selengkapnya

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

15 jam lalu

Tidak Cukup Sri Mulyani, Jokowi akan Turun Tangan Selesaikan Persoalan Bea Cukai

Bea Cukai terus menuai kecaman publik karena dianggap berkinerja buruk. Sri Mulyani belum berhasil menangani. Kini Jokowi turun tangan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

16 jam lalu

Sri Mulyani Bertemu SBY, Jusuf Kalla dan Menteri Kabinet Indonesia Bersatu, Ini yang Dibahas

Sri Mulyani mengungkapkan pertemuannya dengan SBY membahas berbagai hal

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

20 jam lalu

Terkini: Jokowi Hapus Sistem Kelas BPJS Kesehatan YLKI Pertanyakan Alasannya, Bea Cukai Banyak Disorot Sri Mulyani Rapat Internal

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia atau YLKI mempertanyakan alasan pemerintah menerapkan sistem Kelas Rawat Inap Standar dalam layanan BPJS Kesehatan.

Baca Selengkapnya

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

23 jam lalu

Satgas PASTI Hentikan 915 Entitas Keuangan Ilegal hingga April 2024

Satgas PASTI menutup aktivitas 915 entitas keuangan ilegal, yang terdiri 19 investasi ilegal dan dan 896 pinjol ilegal selama 1 Januari-30 April 2024.

Baca Selengkapnya

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

1 hari lalu

Bea Cukai Masih Kebanjiran Kecaman, Sri Mulyani Kembali Gelar Rapat Pimpinan

Menteri Keuangan Sri Mulyani menggelar rapat dengan pimpinan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai terkait maraknya kritik terhadap lembaga tersebut.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

1 hari lalu

Sri Mulyani Rapat dengan Anak Buahnya, Bahas Perbaikan Institusi Bea Cukai

Menkeu Sri Mulyani Indrawati menggelar rapat bersama pejabat eselon I Kemenkeu dan para pimpinan Bea Cukai pada Senin siang, 13 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

1 hari lalu

OJK Tambah Kriteria Konglomerasi Keuangan di Rancangan Peraturan OJK yang Baru

Dalam Rancangan Peraturan OJK yang baru, total aset konglomerasi keuangan paling sedikit Rp 20 triliun sampai dengan kurang dari Rp 100 triliun.

Baca Selengkapnya

BKN Buka Seleksi CASN Jalur Kedinasan Hari Ini, Ini Jadwal Rincinya

1 hari lalu

BKN Buka Seleksi CASN Jalur Kedinasan Hari Ini, Ini Jadwal Rincinya

BKN umumkan peserta seleksi CASN 2024 jalur kedinasaan dapat mendaftar pada Rabu, 15 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

1 hari lalu

Hasto PDIP Bilang 8 Nama Besar Cagub Pilkada Jakarta Sudah di Kantong Mega

PDIP menyebut 8 nama besar cagub di Pilkada Jakarta sudah ada di kantong Mega. Siapa saja? Bagaimana pula dengan Sri Mulyani?

Baca Selengkapnya