Hari Kedua Usai Diluncurkan, Tidak Ada Transaksi di Bursa Karbon

Rabu, 27 September 2023 23:18 WIB

Para tamu undangan menghadiri peluncuran Bursa Karbon Indonesia (IDX Carbon) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa 26 September 2023. Pada perdagangan perdana Bursa Karbon, BEI mencatat terdapat 13 transaksi dengan jumlah volume emis yang diperdagangkan mencapai 459.914 tCO2e. Selain itu, jumlah pengguna jasa bursa karbon saat ini baru mencapai 16 perusahaan. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selaku Penyelenggara Bursa Karbon Indonesia(IDXCarbon) mencatat tidak ada transaksi untuk perdagangan unit karbon pada hari kedua setelah peluncuran.

Harga unit karbon di pasar reguler pada pembukaan dan penutupan tidak mengalami perubahan, yaitu berada di harga Rp77.000 per unit karbon, melansir data perdagangan di IDXCarbon Jakarta, Rabu.

Selain itu, jumlah pengguna jasa juga tidak mengalami perubahan dibandingkan dengan jumlah saat penutupan perdagangan Selasa kemarin, yaitu sebanyak 16 pengguna jasa.

Pada perdagangan perdana Selasa kemarin, BEI mencatat total volume perdagangan sebanyak 459.953 ton CO2 (unit karbon) dengan total transaksi sebanyak 27 transaksi.

Kemarin, perdagangan unit karbon di pasar reguler dibuka pada harga Rp69.600 dan ditutup pada harga Rp77.000.

Total pembeli tercatat sebanyak 15 pengguna jasa dan total penjual sebanyak satu pengguna jasa yaitu Pertamina New and Renewable Energy (PNRE) yang menyediakan Unit Karbon dari Proyek Lahendong Unit 5 dan Unit 6 PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGEO).

BEI belum mematok target volume transaksi unit karbon

<!--more-->

Dengan tidak adanya transaksi di Bursa Karbon pada Rabu ini, dengan demikian, nama-nama perusahaan yang berperan sebagai penjual maupun pembeli unit karbon pada perdagangan juga tidak berubah.

Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman mengatakan, pihaknya belum mematok target volume transaksi unit karbon, karena masih menunggu dari Sertifikat Pengurangan Emisi GRK (SPE-GRK) dan permintaan dari pengguna jasa untuk mematok target volume transaksi di Bursa Karbon.

"Kita di pasar sekunder, berbeda dengan IPO bursa efek melakukan primary market, sehingga kita bisa tahu volume. Kami bergantung terhadap SRN-PPI di KLHK,” ujar Iman.

Namun demikian, Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar optimistis Bursa Karbon Indonesia akan menjadi salah satu bursa karbon besar dan terpenting di dunia, karena volume maupun keragaman unit karbon yang diperdagangkan dan kontribusinya kepada pengurangan emisi karbon nasional maupun dunia.

Melansir data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan PT PLN (Persero), terdapat 99 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) berbasis batu bara, yang berpotensi ikut perdagangan karbon pada tahun ini, yang mana jumlah tersebut setara dengan 86 persen dari total PLTU batu bara yang beroperasi di Indonesia.

Selain dari subsektor pembangkit tenaga listrik, Mahendra menyebutkan ke depan perdagangan karbon di Indonesia diramaikan oleh sektor lain, seperti sektor kehutanan, pertanian, limbah, migas, industri umum dan yang akan menyusul dari sektor kelautan.

Pilihan editor: Rekor Terbaru Emisi Karbon Global Sektor Energi, IEA: Capai 37 Miliar Ton

Advertising
Advertising

Berita terkait

Gedung Lama Bursa Efek Denmar yang Ikonik Kebakaran

35 hari lalu

Gedung Lama Bursa Efek Denmar yang Ikonik Kebakaran

Gedung lama bursa efek Denmark adalah gedung bersejarah, yang pucuk menaranya berbentuk empat ekor naga yang saling terjalin.

Baca Selengkapnya

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

40 hari lalu

BEI Targetkan Ada 64 Ribu Investor Baru Pasar Modal di Solo Raya Tahun Ini

BEI menargetkan tahun ini bakal ada sebanyak 64.483 investor baru di pasar modal di Solo Raya.

Baca Selengkapnya

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

46 hari lalu

Ihwal Korupsi di Wilayah IUP-nya Terbongkar, Begini Penjelasan Lengkap PT Timah ke BEI

PT Timah buka suara usai Kejaksaan Agung menetapkan 16 nama tersangka dalam kasus tindak pidana korupsi tata niaga timah di wilayah IUP-nya.

Baca Selengkapnya

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

53 hari lalu

Kalimantan Timur Jadi Penerima Pertama Dana Karbon FCPF di Asia Pasifik

Kalimantan Timur menjadi penerima dana karbon pertama Forest Carbon Partnership Facility di Asia Pasifik.

Baca Selengkapnya

BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

57 hari lalu

BBKSDA Jawa Timur Mulai Menghitung Stok Karbon di Kawasan Konservasinya

BBKSDA Jawa Timur menargetkan tahun ini bisa mengeluarkan stok karbon dari kawasan konservasinya.

Baca Selengkapnya

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

21 Maret 2024

Senin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus

BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.

Baca Selengkapnya

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

5 Maret 2024

Dirut MAP Boga Adiperkasa Pengelola Starbucks Indonesia Resmi Mengundurkan Diri

PT MAP Boga Adiperkasa Tbk (MAPB) mengumumkan pengunduran diri Direktur Utama, Anthony Cottan. MAPB merupakan pengelola Starbucks di Indonesia.

Baca Selengkapnya

OJK Klaim Bursa Karbon Indonesia Terbaik di ASEAN, Padahal Didominasi BUMN

2 Maret 2024

OJK Klaim Bursa Karbon Indonesia Terbaik di ASEAN, Padahal Didominasi BUMN

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengklaim bursa karbon Indonesia merupakan yang terbaik dan terbesar di tingkat ASEAN.

Baca Selengkapnya

Atasi Perubahan Iklim, KLHK: Wajib Urus SRN

1 Maret 2024

Atasi Perubahan Iklim, KLHK: Wajib Urus SRN

Pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya mengatasi perubahan iklim. beberapa cara dilakukan seperti adanya Sistem Registri Nasional (SRN) Pengendalian Perubahan Iklim (PPI) yang mencatatkan pelaksanaan aksi mitigasi

Baca Selengkapnya

Transaksi Bursa Karbon Capai Rp 31,36 Miliar, OJK: Potensinya Masih Sangat Besar

20 Februari 2024

Transaksi Bursa Karbon Capai Rp 31,36 Miliar, OJK: Potensinya Masih Sangat Besar

Tercatat 48 pengguna jasa yang mendapatkan izin di perdagangan bursa karbon.

Baca Selengkapnya