Dampak Polusi Udara, Kasus Penyakit Pernapasan Naik 34 persen

Reporter

Magang KJI

Editor

Agung Sedayu

Selasa, 26 September 2023 19:05 WIB

Pejalan kaki melintas di JPO Jalan Jenderal Sudirman, Jakarta, Senin, 25 September 2023. Jakarta masih mendapatkan predikat kualitas udara terburuk pada Senin pagi ini. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Dua platform digital, Nafas dan Halodoc melakukan studi gabungan dalam menanggapi dampak dari polusi udara yang merebak di kota besar di Indonesia, khususnya Jakarta. Nafas selaku platform digital pemantau kualitas udara berkolaborasi dengan Halodoc sebagai ekosistem layanan kesehatan digital untuk menyajikan laporan terbaru tentang dampak polusi udara terhadap risiko kesehatan masyarakat.

“Pada laporan studi gabungan Nafas bersama Halodoc, terungkap salah satu temuan utama yaitu terjadi peningkatan kasus penyakit pernapasan sebesar 34 persen ketika terjadi kenaikan polusi PM 2.5 sebesar 10 μg/m3 pada periode Juni -Agustus 2023,” ujar Co-founder & Chief Growth officer Nafas, Piotr Jakubowski dalam Diskusi Media Virtual Kolaborasi Nafas dan Halodoc via Zoom pada Selasa, 26 September 2023.

Piotr menerangkan bahwa polusi udara menjadi perhatian publik dalam beberapa tahun terakhir. Pada pertengahan tahun 2023, masalah polusi udara mendapatkan perhatian besar karena kondisinya kerap memburuk dan meningkatkan kekhawatiran masyarakat terhadap dampak kesehatan.

Dalam kolaborasi dua platform tersebut, Nafas dan Halodoc menemukan beberapa fakta terkait polusi udara pada periode Juni hingga Agustus 2023 lalu. Selain terjadi peningkatan keluhan penyakit pernapasan sebesar 34 persen di aplikasi Halodoc pada bulan Juni, persentase keluhan penyakit pernapasan di setiap kecamatan di Jabodetabek meningkat hingga 41 persen.

Selain itu, melalui penelitian tersebut diketahui sering terjadi kejadian polusi tinggi (PM 2.5 di atas 55 μg/m3) yang menjadikan adanya potensi semakin tingginya risiko terjadi keluhan penyakit pernapasan dalam kurun waktu 12 jam.

Advertising
Advertising

Keluhan terkait penyakit pernapasan seperti sinusitis dan asma juga muncul secara cepat dalam kurun waktu 3 hingga 48 jam, kasus penyakit lain seperti asma dan bronkitis juga mengalami 5 kali lipat dari biasanya.

“Peningkatan kasus penyakit pernapasan tertinggi terjadi pada kelompok sensitif, yaitu sebesar 48 persen di kelompok di atas 55 tahun dan disusul 32 persen di kelompok usia 0-17 tahun” kata Chief of Medical Halodoc Irwan Heriyanto.

Untuk menanggapi masalah tersebut, Irwan menerangkan untuk menjaga kesehatan di tengah kondisi polusi udara, upaya menjaga kesehatan tersebut Irwan rangkum dalam 5 tips sehat:

  1. Selalu pantau kualitas udara secara rutin di aplikasi Nafas.
  2. Efek polusi nyata, lebih baik di rumah saja saat polusi tinggi.
  3. Menggunakan masker jika keluar ruangan.
  4. Asupan vitamin dan olahraga rutin untuk menjaga imunitas.
  5. Tanya Halodoc bila mengalami gejala keluhan pernapasan.

Selain itu Direktur Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Anas Ma’ruf memberikan apresiasi kepada dua platform digital tersebut yang telah memberikan sumbangsihnya untuk memberikan informasi terkait polusi udara.

“Apresiasi kami bagi Halodoc dan Nafas sebagai platform digital yang telah bersama-sama menaruh kepedulian pada isu polusi udara ini. Kami menghimbau masyarakat untuk terus rajin menerapkan protokol kesehatan untuk mengurangi efek buruk dampak polusi udara,” kata Anas.

Selain itu Anas juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menggunakan masker medis terutama bila beraktivitas di luar ruangan dan memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan bila mengalami gangguan pernapasan.

“Masyarakat juga dapat memanfaatkan layanan telekonsultasi diri dan menjaga lingkungan dari polusi udara. Mari bersama-sama kita melindungi diri dan menjaga lingkungan dari polusi mulai dari lingkup terkecil, misalnya pengurangan penggunaan kendaraan bermotor berbahan fosil, tidak melakukan pembakaran sampah, mengurangi emisi dari rumah tangga” jelas Anas.

AKHMAD RIYADH

Pilihan Editor: Jokowi Resmi Larang TikTok Shop untuk Jualan, Berlaku untuk Semua Social Commerce



Berita terkait

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

1 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

4 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

11 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

12 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

13 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

14 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

14 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

15 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

19 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

24 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya