Gubernur BI: Inflasi akan Tetap Rendah hingga Akhir 2023 Meski Harga Beras Naik
Reporter
Moh. Khory Alfarizi
Editor
Grace gandhi
Jumat, 22 September 2023 10:28 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan bahwa inflasi di Indonesia hingga akhir tahun akan tetap terkendali dan rendah. Soal kenaikan harga, khususnya beras, selain memantau data Badan Pusat Statistik (BPS), juga melihat suvei pemantauan yang dilakukan 46 Kantor Wilayah BI di seluruh Indonesia, termasuk berkoordinasi dengan pemerintah.
“Masalah beras juga sudah dikoordinasikan bekali-kali dan kenapa kemarin Bapak Presiden Jokowi untuk mempercepat bansos dalam bentuk beras yang semula November menjadi ke September,” ujar Perry di kantornya, Jakarta Pusat, pada Kamis, 21 September 2023.
Selain itu, Perry melanjutkan, pemerintah juga sudah menambah stok beras dari 1,6 juta ton menjadi 2 juta ton. Stok tersebut, kata Perry, setidaknya masih cukup untuk tiga bulan ke depan. Bahkan untuk bulan pertama pada triwulan 2024 masih terpenuhi.
Pemerintah, termasuk Presiden Joko Widodo atau Jokowi, terus memastikan harga pangan beras itu terkendali. Oleh karena itu, BI masih menyakini inflasi di akhir tahun ini akan tetap terkendali di sekitar 3 persen atau tetap di dalam target sasaran kita 3 plus minus 1 persen.
“Inflasi pangan kami menyakinkan bahwa koordinasi pengendalian inflasi pusat dan daerah lalu Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) itu terus secara efektif dilakukan. Bahkan setiap Senin pun koordinasinya di bawah Kementerian Dalam Negeri,” tutur Perry.
Sementara Deputi Gubernur BI Aida S. Budiman menambahkan mengenai alasan harga beras naik 4,4 persen pada September 2023. Menurut dia, hal itu terjadi karena musim tanamnya baru mulai, ditambah lagi panen gadu. Selain itu, ada pula fenomena El Nino yang sedikit mengalami perpanjangan
“Tadinya kami perkirakan El Nino akan selesai akhir tahun tapi gambaran sekarang tampaknya sedikit bergeser sebulan setelah 2024,” ucap Aida.
Selanjutnya: Namun, menurut Aida, pemerintah harus....
<!--more-->
Namun, menurut Aida, pemerintah harus tetap waspada sehingga cadangan beras pemerintah sudah ditambah. Kemudian, dalam tiga bulan ini akan ada bansos sekitar Rp 220 ribu per keluarga setiap bulannya yang bisa membantu untuk menurunkan harga-harga.
Selain itu, GNPIP di seluruh 46 Kantor Wilayah BI bekerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah setiap pekan dipantau. “Kami juga kerja sama dengan Bulog untuk memastikan operasi pasar stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) yang beras,” kata Aida.
Inflasi indeks harga konsumen (IHK) Agustus 2023 tercatat 3,27 persen Year on Year (YoY) sehingga tetap berada di dalam sasaran 3 plus minus 1 persen. Inflasi inti tercatat sebesar 2,18 persen YoY, lebih rendah dibandingkan dengan inflasi pada bulan sebelumnya sebesar 2,43 persen YoY, sejalan dengan permintaan yang terkelola, ekspektasi inflasi yang terjaga, serta imported inflation yang rendah.
Kelompok volatile food juga tetap terkendali sebesar 2,42 persen YoY sejalan dengan kesuksesan GNPIP di berbagai daerah dalam mengendalikan harga pangan. Inflasi kelompok administered prices terus menurun menjadi 8,05 tersen YoY, lebih rendah dari inflasi bulan sebelumnya sebesar 8,42 persen YoY.
BI akan terus memperkuat bauran kebijakan moneter dan mempererat sinergi dengan Pemerintah Pusat dan Daerah dalam mengendalikan inflasi. Dengan perkembangan tersebut, BI meyakini inflasi tetap terkendali dalam kisaran 3 plus minus 1 persen pada sisa tahun 2023 dan 2,5 plus minus 1 pada 2024.
Pilihan Editor: Rachmat Gobel soal APBN jadi Jaminan Utang Kereta Cepat: Tak Adil Bagi Rakyat