TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom sekaligus pengamat kebijakan publik dari UPN Veteran Jakarta, Achmad Nur Hidayat, mengatakan gejolak harga beras mesti menjadi momentum pemerintah untuk merefleksikan kembali kebijakan pangan nasional. Apalagi, pemerintah sampai harus mengimpor beras untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri.
"Situasi ini seharusnya menjadi alarm perubahan," kata Achmad lewat keterangan tertulis, Kamis, 21 September 2023. "Mengandalkan impor mungkin dapat menyelesaikan masalah ketersediaan beras saat ini, tapi itu bukan solusi jangka panjang."
Selain berfokus pada pemenuhan kebutuhaan saat ini, kata dia, pemerintah mesti mempersiapkan masa depan yang lebih berkelanjutan. Dia juga mengatakan, kemandirian pangan harus menjadi prioritas utama. Artinya, pemerintah perlu berinvestasi besar-besaran dalam penelitian, pengembangan, dan pendidikan pertanian.
Menurut Achmad, penting bagi pemerintah untuk memanfaatkan teknologi terbaru, mengembangkan varietas tanaman yang lebih tahan terhadap perubahan iklim, serta mendidik petani dengan metode pertanian yang lebih berkelanjutan dan efisien.
Achmad juga mengusulkan soal diversifikasi sumber karbohidrat. "Selain beras, Indonesia kaya akan sumber karbohidrat lain, seperti singkong, jagung, sagu, dan tapioka," ujarnya.
Selanjutnya: Achmad berujar, pemanfaatan sumber-sumber karbohidrat....