Emas Berjangka Terkerek, Dipicu Pelemahan Dolar Jelang Rilis Data Inflasi AS
Reporter
Antara
Editor
Grace gandhi
Selasa, 12 September 2023 11:22 WIB
TEMPO.CO, Chicago - Emas berjangka lebih tinggi pada akhir perdagangan Senin (Selasa pagi WIB), mencatat keuntungan untuk sesi kedua berturut-turut, mendapat dukungan dari melemahnya dolar AS ketika investor menantikan pembacaan indeks harga konsumen utama minggu ini untuk Agustus.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, bertambah US$ 4,50 atau 0,23 persen menjadi ditutup pada US$ 1.947,20 per ounce, setelah diperdagangkan menyentuh tertinggi sesi di US$ 1.954,60 dan terendah di US$ 1.939,50.
Emsa berjangka terdongkrak 20 sen atau 0,01 persen menjadi US$ 1.942,70 pada Jumat, 8 September 2023, setelah menyusut US$ 1,70 atau 0,09 persen menjadi US$ 1.942,50 pada Kamis dan tergelincir US$ 8,40 atau 0,43 persen menjadi US$ 1.944,20 pada Rabu.
Gubernur Bank Sentral Jepang Kazuo Ueda mengatakan kepada surat kabar Yomiuri Shimbun dalam sebuah wawancara pada akhir pekan lalu bahwa pada akhir tahun 2023, bank sentral harus memiliki gagasan tentang apakah kebijakan moneter yang longgar selama beberapa dekade dapat berakhir. Pernyataan Ueda mengangkat yen Jepang dan melemahkan dolar AS.
Indeks dolar AS yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,5 persen, memangkas kenaikan bulanan menjadi 0,9 persen. Kekuatan dolar cenderung menekan harga emas dalam mata uang dolar.
Investor juga menunggu indeks harga konsumen (IHK) AS untuk Agustus yang akan dirilis pada Rabu. Data tersebut dapat memberikan petunjuk mengenai keputusan suku bunga Federal Reserve (The Fed) akhir bulan ini.
Selanjutnya: “Sedikit pemulihan dalam momentum pembelian emas...."
<!--more-->
“Sedikit pemulihan dalam momentum pembelian emas selama sesi perdagangan baru-baru ini kemungkinan akan menghadapi ujian waktu menjelang pembacaan IHK AS mendatang, yang dianggap sebagai peristiwa risiko utama bagi para pedagang minggu ini,” kata Jameel Ahmad, kepala analis di Pialang GTC yang berbasis di Dubai.
“Saat ini, pasar telah beralih ke arah ekspektasi dolar AS untuk tetap menjadi teman terbaik investor selama sisa tahun 2023, yang menunjukkan bahwa kenaikan emas terbatas,” katanya dalam komentar email-nya.
Para analis pasar berpendapat bahwa emas mungkin memiliki momen penentu keberhasilan pada minggu ini, yang berarti harga emas mungkin menembus kisaran antara US$ 1.940 dan US$ 1.980.
Dengan dolar AS diperkirakan akan tetap kuat hingga sisa tahun 2023, para analis pasar juga berpendapat bahwa kenaikan emas terbatas.
Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 20,90 sen atau 0,90 persen, menjadi ditutup pada US$ 23,383 per ounce. Platinum untuk pengiriman Oktober terangkat US$ 7,50 atau 0,84 persen, menjadi menetap pada US$ 902,30 per ounce.
Pilihan Editor: Aplikasi Gojek Error Pagi Ini, Pengguna: Saldo Terpotong tapi Order Enggak Masuk