Mari Elka: Perubahan Iklim Semakin Diperparah dengan Meningkatnya Polusi Udara

Reporter

Jumat, 8 September 2023 18:16 WIB

Mari Pangestu pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan Indonesia dari 2004 hingga 2011. Kemudian pada 2011 hingga Oktober 2014, ia juga menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. Dok. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Utusan Khusus untuk Global Blended Finance Alliance Mari Elka Pangestu mengatakan bahwa pemerintah perlu beradaptasi terhadap perubahan iklim untuk mencegah Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang diprediksi turun sebesar 1,24 persen di 2030.

“Sangat penting untuk melakukan aksi terhadap perubahan iklim. Penurunan ini (PDB) bahkan bisa lebih tinggi lagi mencapai 3 hingga 5 persen di 2050 dan 2060,” kata Mari Elka dalam konferensi pers usai membuka acara Indonesia Sustainability Forum di Jakarta, Jumat, 8 September 2023.

Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu mengatakan bahwa perubahan iklim akan semakin diperparah dengan meningkatnya polusi udara. Hal itu menurut dia, berpotensi menurunkan 1,2 tahun angka harapan hidup, dan nilai pendapatan pekerja sebesar 0,6 persen dari PDB.

Kondisi tersebut dapat terjadi karena polusi berdampak buruk bagi kesehatan masyarakat sehingga mengganggu produktivitas, dan membatasi aktivitas di luar ruangan.

Mari Elka mengatakan Indonesia memerlukan rencana jangka panjang yang jelas untuk mencapai target bebas emisi pada 2060. Salah satunya dengan membuat kebijakan reformasi dan regulasi dalam mendapatkan investasi dari swasta.

Advertising
Advertising

“Jadi kalau tanpa ada dasar kebijakan yang jelas sehingga swasta bisa melakukan hitung-hitungannya, risikonya berapa, dan bagi hasilnya berapa, itu sangat sulit untuk mengharapkan dana yang diperlukan,” ujar Mari Elka.

Indonesia jelas Mari Elka sudah memiliki Energy Transition Mechanism (ETM) Country Platform untuk mewadahi pendanaan dari para investor yang diresmikan sejak November 2022.

Berdasarkan data dari Kementerian Keuangan pada tahap awal Climate Investment Funds (CIF) sebagai salah satu pendanaan multilateral terbesar di dunia untuk aksi iklim negara-negara berkembang telah mengalokasikan dana konsesi sebesar 500 juta dolar AS untuk Indonesia melalui ETM Country Platform.

Dana tersebut diharapkan mampu menggerakkan lebih dari 4 miliar dolar AS pembiayaan untuk mempercepat pensiun dini beberapa Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu bara dengan kapasitas total 2 gigawatt.

Langkah tersebut mampu mengurangi sekitar 50 juta ton emisi karbondioksida pada 2030, dan 160 juta ton pada 2040.

Pilihan Editor: Ingatkan Ngerinya Bencana Perubahan Iklim, Jokowi: Manusia Sering Lupa Hubungannya dengan Alam

Berita terkait

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

1 hari lalu

Askolani Paparkan Peran Bea Cukai bagi Perekonomian di Tengah Kisruh Barang Impor

Askolani memaparkan bagaimana capaian pengawasan dan penindakan dilakukan oleh lembaganya selama ini.

Baca Selengkapnya

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

2 hari lalu

Pemprov DKI Jakarta Gencarkan Edukasi Polusi Udara

Dinas Kesehatan dan Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta melakukan kampanye edukasi dengan tema 'Udara Bersih Untuk Jakarta', di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Pandawa Tanah Tinggi.

Baca Selengkapnya

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

5 hari lalu

Tidak Sehat, Kualitas Udara Jakarta Terburuk Kedua di Dunia pada Minggu Pagi

Jakarta hanya satu level di bawah Delhi (India).

Baca Selengkapnya

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

8 hari lalu

Suhu Bumi Terpanas pada April 2024

Sejak Juni 2023, setiap bulan temperatur bumi terus memanas, di mana puncak terpanas terjadi pada April 2024.

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

10 hari lalu

Cegah Krisis Iklim, Muhammadiyah Luncurkan Program 1000 Cahaya

Program ini berupaya membangun 'Green Movement' dengan memperbanyak amal usaha Muhammadiyah untuk mulai memilah dan memilih sumber energi bersih di masing-masing bidang usaha.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

12 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

12 hari lalu

LPEM UI: Proyeksi Ekonomi RI Tumbuh 5,15 Persen di Kuartal I 2024

Perayaan bulan suci Ramadan dan hari raya Idul Fitri juga dapat memacu pertumbuhan ekonomi domestik lebih lanjut.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

13 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

13 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

14 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya