5 Negara Ini Diprediksi Alami Resesi Ekonomi di 2023, Begini Situasi Suram Mereka

Rabu, 9 Agustus 2023 10:45 WIB

Ilustrasi resesi. Pixabay

TEMPO.CO, Jakarta - Kabar mengenai terjadinya resesi ekonomi menghantui seluruh dunia. Pasca pandemi covid, ekonomi perlahan membaik namun sayangnya beberapa negara malah mengalami krisis ekonomi yang mengindikasikan terjadinya resesi tahun 2023 ini. Ned Davis Research talah memprediksi peluang resesi ekonomi global tahun depan mencapai 98,1 persen. Mengutip dari berbagai sumber, berikut deretan negara yang terancam mengalami resesi di tahun 2023:

1. Argentina (Devaluasi)

Soal sepak bola, negara yang satu ini pasti juaranya, namun siapa sangka Argentina masuk dalam jajaran negara yang mengalami resesi. Mengutip dari washington post, di tahun 2022 lalu negara ini hanya memiliki kas sebesar USD 2,1 miliar. Negara ini terancam mengalami devaluasi mata uang. Peso argentina anjlok, bahkan inflasi di Argentina sempat melonjak hingga 109 persen. Hal itu dikabarkan menyebabkan ketegangan sosial.

2. Ekuador (utang menumpuk)

Ekuador juga masuk dalam jajaran negara yang terancam mengalami resesi. Biaya hidup mengalami kenaikan dan negara ini terlilit hutang dalam jumlah besar. Permasalahan tersebut membuat ribuan warga melakukan demonstrasi guna mendesak presiden Ekuador mengambil tindakan untuk memberikan bantuan.

Advertising
Advertising

3. Mesir (inflasi)

Bermula dari pandemi COVID 19 yang berimbas pada krisis ekonomi membuat Mesir harus melakukan berbagai kebijakan penghematan. Kabar buruknya cadangan devisa Mesir menurun imbas krisis dan inflasi. Kenaikan harga komoditas secara besar - besaran tentunya sangat menyusahkan masyarakat.

4. Ukraina (ekonomi merosot karena perang)

Ukraina juga berada di jurang resesi, ekenomi semakin merosot dampak serangan besar Rusia hingga saat ini. Perang Rusia Ukraina ini melemahkan seluruh sektor mulau dari infrastruktur, ekspor dan lainnya.

5. Ghana (harga pangan dan bahan bakar sangat tinggi)

Negara yang dikenal sebagai produsen emas ini juga masuk ke jejeran negara yang alami resesi. Ghana alami krisis ekonomi parah yang menyebabkan harga bahan bakar dan pangan melonjak tinggi. Akibatnya banyak rakyat Ghana yang melakukan demonstrasi untuk mebggulingkan pemerintahan presiden Nana Akufo Addo.

Pilihan Editor: Sri Mulyani Soal Ramalan Ekonomi Dunia 2023 Gelap Gulita, Ekonom: RI Beda dengan Negara Maju

Berita terkait

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

13 jam lalu

6 Penyebab Rupiah Melemah, Ini Pemicu dari Faktor Domestik dan Global

Rupiah melemah dipengaruhi oleh berbagai faktor global dan domestik, apa saja?

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

17 jam lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 15.923 per Dolar AS

Kurs rupiah hari ini ditutup menguat 104 poin ke level Rp 15.923 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

20 jam lalu

Sri Lanka Akui 16 Warganya Tewas Saat Berperang dalam Konflik Rusia-Ukraina

Setidaknya 16 tentara bayaran Sri Lanka tewas dalam perang antara Rusia dan Ukraina, kata wakil menteri pertahanan pulau itu pada Rabu.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

1 hari lalu

Rupiah Menguat Setelah Rilis Indeks Harga Produsen Amerika Serikat Membaik

Rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Rabu ditutup menguat setelah rilis data inflasi Indeks Harga Produsen (PPI) Amerika Serikat menguat.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

1 hari lalu

Vladimir Putin Akui Dapat Dukungan Beijing untuk Akhiri Perang Ukraina dengan Damai

Vladimir Putin mendapat dukungan dari Beijing agar bisa menyelesaikan krisis Ukraina dengan damai.

Baca Selengkapnya

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

1 hari lalu

Pj Bupati Banyuasin Berikan Bibit Cabai dan Jagung Bagi Masyarakat Kabupaten Banyuasin

Penjabat (Pj) Bupati Banyuasin, Hani S Rustam, mendukung gerakan menanam untuk pengendalian inflasi di Kabupaten Banyuasin, dengan memberikan bantuan bibit cabai dan jagung.

Baca Selengkapnya

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

1 hari lalu

IHSG Berpotensi Mendatar, Pasar Wait and See Data Inflasi AS

IHSG pada Rabu berpotensi bergerak mendatar seiring pelaku pasar sedang bersikap wait and see terhadap data inflasi Amerika Serikat (AS)

Baca Selengkapnya

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

2 hari lalu

Hari Ini Rupiah Makin Terpuruk ke Rp 16.100 per Dolar AS, Pedagang Tunggu Rilis Data Inflasi Terbaru

Kurs rupiah ditutup melemah 20 poin ke level Rp 16.100 per dolar AS. Pada perdagangan kemarin, kurs rupiah per dolar AS ditutup pada level Rp 16.080

Baca Selengkapnya

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

2 hari lalu

Wamenkeu Suahasil Nazara Memperkirakan Suku Bunga the Fed Belum akan Turun Dalam Waktu Dekat, Rupiah Tertekan

Wamenkeu Suahasil Nazara memperkirakan suku bunga The Fed belum akan turun dalam waktu dekat, sehingga indeks dolar meningkat dan menekan nilai tukar rupiah.

Baca Selengkapnya

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

3 hari lalu

Mendagri Tito Karnavian Dorong Pemda Percepat Realisasi Belanja APBD

Tito Karnavian menekankan pentingnya realisasi APBD dalam pengendalian tingkat inflasi.

Baca Selengkapnya